Pemerintah Singapura Akan Ajarkan Siswa dan Guru Menggunakan ChatGPT

- Popularitas ChatGPT turut menimbulkan kehawatiran bagi beberapa pihak, termasuk dunia pendidikan. Di Perancis dan Australia, mereka membatasi penggunaan ChatGPT untuk pendidikan.
Akan tetapi, pemerintah Singapura justru menggunakan pendekatan berbeda. Pemerintah Singapura telah merencanakan integrasi kecerdasan buatan (artificial intelligence) ChatGPT ke dalam sistem pendidikannya, baik sekolah maupun universitas.
Nantinya, pemerintahan akan mengajarkan guru dan siswa untuk memanfaatkan chatbot besutan OpenAI tersebut.
Menteri Pendidikan Singapura, Chan Chun Sing mengatakan akan ada diskusi kelompok profesional, termasuk para pendidik untuk mengulik manfaat penerapan teknologi AI untuk dunia pendidikan.
"Pada saat yang sama, pendidik kami akan tetap mengajarkan siswa konsep fundamental dan menuntun mereka agar tidak terlalu bergantung pada alat teknologi (seperti ChatGPT)," kata Sing di hadapan parlemen, sebagaiana dihimpun KompasTekno dari Straits Times, Jumat (24/2/2023).
Baca juga: Spotify Rilis DJ, Fitur Kecerdasan Buatan dari Pembuat ChatGPT
Menteri Pendidikan itu menyamakan ChatGPT dengan kalkulator. Menurutnya, kalkulator membantu siswa dalam belajar matematika, tetapi operasi matematika dasar itu harus dikuasai dulu oleh siswa lewat pembelajaran.
Sama halnya dengan ChatGPT yang hanya berguna apabila siswa memang sudah memahami konsep pembelajaran yang ada. Oleh karena itu, selain mengajarkan konsep pembelajaran yang ada, Kementerian Pendidikan Singapura memastikan akan membekali siswa dengan keterampilan untuk menggunakan alat AI dengan lebih bertanggung jawab.
Siswa tidak hanya diajarkan untuk memahami cara penggunaan alat AI, tetapi juga untuk menilai secara kritis informasi yang diperoleh dari chatbot tersebut. Sebab, informasi itu bisa saja tidak akurat atau bahkan bias.
Ketika ditanya apakah ada tindakan yang dilakukan untuk mencegah kecurangan dengan bantuan alat AI seperti ChatGPT, Sing menjelaskan bahwa perguruan tinggi di Singapura punya berbagai cara untuk menguji siswa, seperti ujian, presentasi, dan proyek.
Proyek ini, kata Sing, membutuhkan analisis, catatan lapangan, dan detail dari observasi yang tidak dapat dihasilkan dengan mudah oleh AI.
Tidak hanya itu, Sing menambahkan terdapat berbagai keterampilan yang tidak mudah digantikan oleh alat kecerdasan buatan. Contohnya adalah keterampilan pembelajaran mandiri dan kolaboratif, serta pemikiran inventif yang diperoleh dari peran kepemimpinan, kerja proyek, dan pembelajaran berdasarkan pengalaman.
Plagiarisme menggunakan alat AI pun dapat dideteksi dengan menilai kemahiran mahasiswa itu secara keseluruhan dan mengidentifikasi jawaban mahasiswa tersebut, apakah terlihat mencurigakan atau tidak.
Lembaga pendidikan di Singapura tidak memiliki toleransi terhadap kecurangan, sehingga siswa selalu didorong untuk jujur dalam mengutip sumber.
Baca juga: Ketika ChatGPT Salah Jawab dan Marah-marah Dikoreksi Pengguna
Banyak negara tolak penggunaan ChatGPT di institusi pendidikan

Seperti dijelaskan di awal, integrasi kecerdasan AI dalam sistem pendidikan Singapura merupakan fenomena yang unik karena berbeda dengan keputusan sejumlah institusi di negara lainnya yang justru menolak implementasi tersebut.
Terkini Lainnya
- Cara Mengaktifkan Kembali M-Banking BCA Terblokir tanpa Harus ke Bank
- 7 Game PS5 Menarik di Sony State of Play 2025, Ada Game Mirip GTA V
- Samsung Pinjamkan 160 Unit Galaxy S25 Series di Acara Galaxy Festival 2025
- 15 Masalah yang Sering Ditemui Pengguna HP Android
- Samsung Gelar Galaxy Festival 2025, Unjuk Kebolehan Galaxy S25 Series lewat Konser dan Pameran
- Apa Beda Login dan Sign Up di Media Sosial? Ini Penjelasannya
- Kenapa Kursor Laptop Tidak Bergerak? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Oppo A3i Plus Resmi, HP Rp 3 Jutaan dengan RAM 12 GB
- 2 Cara Melihat Password WiFi di MacBook dengan Mudah dan Praktis
- Xiaomi Umumkan Tanggal Rilis HP Baru, Flagship Xiaomi 15 Ultra?
- Wajib Dipakai, Fitur AI di Samsung Galaxy S25 Ultra Bikin Foto Konser Makin Bersih
- Ramai Konser Hari Ini, Begini Setting Samsung S24 dan S25 Ultra buat Rekam Linkin Park, Dewa 19, NCT 127
- WhatsApp Sebar Fitur Tema Chat, Indonesia Sudah Kebagian
- Ini Mesin "Telepati" Buatan Meta, Bisa Terjemahkan Isi Pikiran Jadi Teks
- Begini Efek Keseringan Pakai AI pada Kemampuan Berpikir Manusia
- Inikah Detail Spesifikasi Samsung Galaxy A54 dan A34 yang Akan Meluncur Sebentar Lagi?
- Infinix Smart 7 Meluncur dengan Baterai 6.000 mAh, Ini Spesifikasinya
- Cara Komentar dengan "GIF" di Instagram
- Apple Watch Masih Rajai Pasar Smartwatch Dunia
- DxOMark Ungkap Keunggulan Kamera Samsung Galaxy S23 Ultra