Kekayaan Bos-bos Teknologi Dunia Luntur Sepanjang 2022, Elon Musk Paling Anjlok

- Tahun 2022 bisa dibilang menjadi tahun buruk bagi para miliarder dunia, khususnya bos-bos perusahaan teknologi. Sebab, para miliarder harus legowo harta kekayaannya luntur tahun ini.
Menurut Forbes, kekayaan miliarder dunia telah menguap hampir 2 triliun dollar AS (gabungan) atau sekitar Rp 31.276 triliun sepanjang 2022.
Miliarder di Amerika Serikat kehilangan 660 miliar dollar AS secara kolektif atau setara Rp 10.322 triliun. Ini menjadi angka tertinggi dari negara mana pun menurut hitungan Forbes.
Adapun penuruan kekayaan ini mayoritas disebabkan karena harga saham teknologi menukik tajam yang dipicu oleh kenaikan suku bunga, melonjaknya inflasi, dan kondisi ekonomi yang memburuk.
Harta Elon Musk paling banyak menguap
Dari banyak nama miliarder, Elon Musk disebut-sebut menjadi orang yang paling banyak kehilangan harta kekayaan sepanjang tahun 2022.
Baca juga: Elon Musk Bukan Lagi Orang Terkaya di Dunia, Ini Penggantinya
Sebab, tahun ini, sosok yang beberapa tahun belakangan didapuk sebagai orang paling tajir sedunia ini dilaporkan telah kehilangan kekayaan hingga 115 miliar dollar AS atau setara Rp 1.799 triliun. Setidaknya begitulah menurut Forbes.
Bila mengacu pada perhitungan Bloomberg, kekayaan Elon Musk yang menguap justru semakin banyak, mencapai 132 miliar dollar AS atau setara Rp 2.065 triliun pada 2022 ini.
Lunturnya harta Musk sepanjang 2022 ini disebabkan karena harga saham Tesla yang anjlok.
Menurut data di Google Finance, harga saham Tesla telah terjun bebas 71,82 persen sepanjang tahun 2022. Saham Tesla diperdagangkan di level 399 dollar AS pada 3 Januari, turun ke level 112 dollar AS pada 28 Desember.
Menurut laporan Business Insider, harga saham Tesla semakin anjlok (sekitar 50 persen), ketika Elon Musk menyelesaikan transaksi akuisisi Twitter senilai 44 miliar dollar AS.
Lunturnya kekayaan Elon Musk itu membuatnya harus meninggalkan takhta orang paling kaya sedunia.
Meski sudah kehilangan ribuan triliun rupiah, Musk hanya turun satu tingkat ke posisi kedua sebagai orang paling kaya di dunia saat ini.
Berdasarkan data The Real Time Billionaires milik Forbes, kekayaan bersih (net worth) Elon Musk kini tercatat di angka 139 miliar dollar AS (sekitar Rp 2.174 triliun).
Adapun sumber kekayaan Musk paling banyak berasal dari perusahaan roket miliknya SpaceX, Tesla, dan Twitter.
Menurut Bloomberg, saham ekuitas SpaceX sekarang menjadi aset milik Musk yang paling berharga, yaitu bernilai 47 miliar dollar AS (sekitar Rp 734 triliun).
Terkini Lainnya
- Cara Mengaktifkan Kembali M-Banking BCA Terblokir tanpa Harus ke Bank
- 7 Game PS5 Menarik di Sony State of Play 2025, Ada Game Mirip GTA V
- Samsung Pinjamkan 160 Unit Galaxy S25 Series di Acara Galaxy Festival 2025
- 15 Masalah yang Sering Ditemui Pengguna HP Android
- Samsung Gelar Galaxy Festival 2025, Unjuk Kebolehan Galaxy S25 Series lewat Konser dan Pameran
- Apa Beda Login dan Sign Up di Media Sosial? Ini Penjelasannya
- Kenapa Kursor Laptop Tidak Bergerak? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Oppo A3i Plus Resmi, HP Rp 3 Jutaan dengan RAM 12 GB
- 2 Cara Melihat Password WiFi di MacBook dengan Mudah dan Praktis
- Xiaomi Umumkan Tanggal Rilis HP Baru, Flagship Xiaomi 15 Ultra?
- Wajib Dipakai, Fitur AI di Samsung Galaxy S25 Ultra Bikin Foto Konser Makin Bersih
- Ramai Konser Hari Ini, Begini Setting Samsung S24 dan S25 Ultra buat Rekam Linkin Park, Dewa 19, NCT 127
- WhatsApp Sebar Fitur Tema Chat, Indonesia Sudah Kebagian
- Ini Mesin "Telepati" Buatan Meta, Bisa Terjemahkan Isi Pikiran Jadi Teks
- Begini Efek Keseringan Pakai AI pada Kemampuan Berpikir Manusia
- DPR Amerika Serikat Haramkan TikTok di HP Pemerintahan
- Cara Membuat Twibbon Tahun Baru 2023 Sendiri di HP dengan Mudah
- Kamu Pemikir atau Pemimpi? Cek Kepribadian di Situs Creative Type yang Lagi Viral Ini
- Microsoft Bikin Rumus Excel Jadi Lebih Mudah Digunakan
- Mengapa Perusahaan di Indonesia Butuh Penerjemah AI untuk Bersaing secara Global?