cpu-data.info

Low Tuck Kwong, Orang Terkaya di Indonesia yang Juga Punya Bisnis Internet

Low Tuck Kwong, pemilik Bayan Resources yang berhasil menempati posisi kedua dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia tahun 2022 versi Forbes
Lihat Foto

- Pebisnis Low Tuck Kwong menjadi orang terkaya di Indonesia saat ini, menurut laporan Real Time Forbes Billionaires List. Dalam daftar dunia per Senin (26/12/2022), Low menempati urutan ke-52 dengan total kekayaan 26,4 miliar dollar AS atau sekitar Rp 412,59 triliun (asumsi kurs Rp 15.628 per dollar AS).

Melansir Forbes, Low Tuck merupakan pendiri perusahaan baru bara PT Bayan Resource Tbk (BYAN). Itu sebabnya, Low Tuck Kwong juga dikenal sebagai raja batu bara di Indonesia. Namun, usahanya bukan cuma berkutat di batu bara.

Low Tuck juga menjadi pengendali perusahaan energi terbarukan Singapura Metis Energy yang sebelumnya dikenal sebagai Manhattan Resources. Low Tuck juga berkecimpung di bisnis teknologi, yakni penyedia infrastruktur internet melalui perusahaan SEAX Global.

Baca juga: Mengenal Otto Toto Sugiri, Miliarder Teknologi yang Dijuluki Bill Gates Indonesia

SEAX Global (Super Sea Cable Networks) merupakan perusahaan penyedia infrastruktur teknologi komunikasi dan informatika, serta konektivitas yang berbasis di Singapura. Perusahaan ini fokus pada penyediaan solusi konektivitas regional Pop to Pop (Point of Presence).

SEAX Global membangun sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.
SEAX Net SEAX Global membangun sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.

PoP adalah istilah yang merujuk pada bagian infrastruktur penyedia internet yang terletak di pusat data dan menampung server, router, jaringan, multiplexer, dan peralatan jaringan lainnya.

PoP adalah titik akses lokal untuk Penyedia Layanan Internet (ISP) yang memiliki peralatan telekomunikasi berkecapatan tinggi untuk membantu pelanggan ISP terhubung ke internet.

Nah, untuk menyediakan konektivitas internet, SEAX Global membangun sistem kabel bawah laut yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.

Melansir dari laman resmi SEAX, Low Tuck Kwong dan keluarganya merupakan investor utama yang membekingi SEAX Group. Low Tuck juga tercatat sebagai pimpinan SEAX Global.

Baca juga: Mengenal Jaringan Kabel Bawah Laut, Jalan Tol Internet Dunia

Profil Low Tuck Kwong

Low Tuck Kwong tercatat sebagai investor utama dan pimpinan di SEAX Group.SEAX Net Low Tuck Kwong tercatat sebagai investor utama dan pimpinan di SEAX Group.

Melansir Forbes, Low Tuck lahir di Singapura tahun 1948. Low Tuck remaja meniti karirnya dengan ikut bekerja di perusahaan kontruksi milik sang ayah di Singapura.

Tahun 1972, Low Tuck lalu hijrah ke Indonesia dan memulai peruntungan di bidang kontraktor bangunan. Namun, kekayaannya justru bukan berasal dari bidang kontraktor, melainkan pertambangan.

Low Tuck membeli perusahaan tambang pertamanya, Bayan Resource di tahun 1997, tepat lima tahun setelah menjadi warga negara Indonesia. Dia sempat gagal menjual perusahaan itu tahun 2008.

Akan tetapi, Low Tuck justru mampu membawa Bayan Resource melantai di bursa saham untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO). Sejak saat itu, saham Bayan Resource terus merangkak naik hingga saat ini.

Kekayaan pira berusia 74 tahun itu semakin meningkat sejak awal tahun ini. Melansir , di awal tahun 2022, Low Tuck tercatat memiliki kekayaan sekitar 3,7 miliar dollar AS (Rp 57,72 triliun).

Baca juga: Elon Musk Bukan Lagi Orang Terkaya di Dunia, Ini Penggantinya

Pundi-pundi kekayaannya melesat seiring kenaikan harga saham perusahaannya, PT Bayan Resource Tbk (BYAN). Per hari ini, Senin (26/12/2022), harga saham perusahaan batu bara itu berada di angka Rp 19.575 per saham.

Kenaikan hrga saham juga disebabkan oleh aksi stock split yang dilakukan perusahaan pada awal Desember. Sejak Bayan Resource melakukan stock split dengan rasio 1:10, harga saham BYAN terus menanjak.

Adapun saat ini, Low Tuck menjadi pemegang saham mayoritas BYAN. Data RTI menunjukan, Low Tuck menggengam 2,03 miliar atau setara 60,93 persen saham BYAN.

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat