cpu-data.info

Elon Musk Ancam Gugat Karyawan yang "Spill" Rahasia Perusahaan

Elon Musk beli Twitter.
Lihat Foto

- CEO sekaligus pemilik Twitter, Elon Musk, tidak segan-segan mengambil jalur hukum kepada karyawannya yang membocorkan informasi perusahaan kepada pers atau media.

"Ancaman" tersebut ia utarakan melalui e-mail yang dikirim kepada karyawan. Sialnya, e-mail tersebut justru dibocorkan juga oleh karyawan.

Zoë Schiffer, jurnalis dari media outlet media teknologi Platformer menerima laporan tersebut. Melalui cuitan di akun pribadinya dengan handle @ZoeSchiffer, ia menggambarkan bagaimana isi ancaman dalam e-mail tersebut.

“TERBARU: Elon Musk tengah mengancam akan menuntut karyawan Twitter yang membocorokan informasi di perusahaan ke media. Ia (Musk) meminta karyawannya menandatangani sebuah surat perjanjian sebagai tanda mereka telah mengerti,” tulis Schiffer.

Baca juga: Twitter Blue Resmi Dirilis Ulang, iOS Lebih Mahal dan Ada Centang Emas

Dalam cuitan yang sama, Schiffer membeberkan informasi dari e-mail "ancaman" Elon Musk kepada karyawan tersebut.

“Ini hanya akan diumumkan satu kali, jika Anda (karyawan Twitter) dengan sengaja dan melanggar perjanjian (NDA/non-disclosure agreement) yang ditandatangani, Anda akan menerima tanggung jawab hukum sepenuhnya serta perusahaan akan segera meminta ganti rugi,” bunyi bocoran isi e-mail yang ditulis Schiffer dalam kicauannya.

Dalam e-mail yang sama, Musk konon meminta karyawan untuk menandatangani sebuah persetujuan. Cara ini sama seperti yang ia ketika menuntut karyawannya untuk “bekerja lebih lama” dengan “intensitas yang lebih tinggi”.

Cuitan yang diunggah oleh Schiffer ini juga menarik perhatian banyak orang.

Salah satu pengguna ada yang berkomentar bahwa apa yang dilakukan Musk tidak sejalan dengan penyataan “Transparency is the key to trust” (Transparansi adalah kunci sebuah kepercayaan) yang pernah dikatakan Elon Musk.

Baca juga: Elon Musk Pecat Petinggi Twitter karena Berupaya Kendalikan Dialog Publik

Kekesalan Musk ini boleh jadi dipicu oleh informasi internal perusahaan kerap kali bocor usai dirinya menjabat sebagai CEO Twitter pada Oktober lalu, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Arstechnica, Rabu (14/12/2022).

Selama perjalanan Musk menjabat sebagai petinggi di Twitter, ia telah menerima banyak kritikan pedas dari berbagai macam pihak.

Mulai dari cara memperlakukan karyawannya yang tidak etis dan melanggar undang-undang pekerja, seperti menunut jam kerja yang lebih panjang, hingga melakukan PHK massal secara dadakan.

Salah satu kasus lainnya yang sempat menjadi perbincangan hangat di Twitter adalah ketika perusahaan memulihkan akun mantan presiden AS, Donald Trump.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat