Canalys: Samsung Rajai Pasar Ponsel Asia Tenggara

- Samsung menjadi merek smartphone terbesar di Asia Tenggara pada kuartal III-2023. Klaim ini didasarkan pada laporan terbaru dari firma riset Canalys, terkait pengiriman smartphone di Asia Tenggara untuk kuartal tersebut.
Menurut laporan Canalys, Samsung mengirimkan 5,9 juta unit smartphone di Asia Tenggara pada kuartal III-2022 dan meraih pangsa pasar 25 persen. Jumlah ini sama seperti jumlah pengiriman yang dilakukan Samsung pada kuartal III-2021 (Year-on-Year/YoY).
Dengan kata lain, Samsung mampu mempertahankan pencapaiannya untuk kuartal yang berakhir pada September 2022 tersebut.
Baca juga: Samsung Galaxy S23 Meluncur Awal Februari Tahun Depan?
Selain Samsung, merek lain yang masuk dalam daftar vendor terbesar di Asia Tenggara pada kuartal III-2022 berdasarkan pangsa pasarnya yaitu sebagai berikut:

- Samsung - 25 persen
- Oppo - 19 persen
- Vivo - 15 persen
- Xiaomi - 13 persen
- Realme - 9 persen
Dari aspek jumlah smartphone yang dikapalkan, Oppo mengirimkan 4,5 juta unit, turun dibanding kuartal yang sama pada 2021, karena saat itu jumlahnya mencapai 4,8 juta unit.
Vivo dan merek lainnya juga tercatat mengapalkan jumlah smartphone dalam jumlah yang lebih kecil dibanding kuartal III-2021. Vivo mengirimkan 3,5 juta unit, turun dari 3,9 pada tahun lalu.
Begitu pula dengan Xiaomi yang mengapalkan 3,1 juta unit pada kuartal III-2022, turun dari tahun lalu 3,5 juta unit dan Realme 2,1 juta unit, turun dari 2,9 juta unit.
Baca juga: Samsung: Indonesia Sudah Jadi Pasar Ponsel Lipat yang Menjanjikan
Pasar smartphone Asia Tenggara turun 4 persen
Secara umum pengiriman smartphone di Asia Tenggara pada kuartal III-2022 turun 4 persen YoY menjadi 23,5 juta unit. Angka ini tercatat merupakan jumlah terendah sejak kuartal I-2020.
Menurut Canalys penyebab penurunan pertumbuhan ini adalah karena penurunan permintaan konsumen.
"Penurunan permintaan konsumen yang masih berlanjut, menyebabkan pangapalan smartphone di Asia Tenggara turun 4 persen YoY," demikian keterangan Canalys, dikutip dalam keterangan resmi yang diterima KompasTekno, Rabu (30/11/2022).
Kondisi ini ditaksir akan berlanjut pada kuartal berikutnya. Sebab, kondisi ekonomi yang menurun konon akan bertahan sampai akhir tahun ini. Adapun hambatan ekonomi dinilai Canalys turut berdampak negatif pada kepercayaan konsumen dan biaya operasional vendor ponsel.
"Inflasi pasca-pandemi kemungkinan akan bertahan hingga akhir tahun 2022," kata analis riset Canalys, Chiew Le Xuan.
"Selain itu, inventaris, inflasi dan kenaikan suku bunga menyebabkan pengeluaran (untuk) smartphone kembali ke tingkat yang sangat rendah," lanjut Xuan.
Terkini Lainnya
- Smartwatch Garmin Vivoactive 6 Meluncur, Pertama dengan Fitur Alarm Pintar
- Vimeo Rilis Fitur Streaming ala Netflix, Kreator Indonesia Gigit Jari
- YouTube Shorts Tambah Fitur Editing Video untuk Saingi TikTok
- Trump Tunda Pemblokiran TikTok di AS, Beri Waktu 75 Hari Lagi
- Apakah Dark Mode Bisa Menghemat Baterai HP? Begini Penjelasannya
- 3 Cara Upload File ke Google Drive dengan Mudah dan Praktis
- 7 Tips Hemat Penyimpanan Akun Google Gratis Tanpa Langganan
- 2 Cara Melihat Password WiFi di HP dengan Mudah dan Praktis
- 10 Cara Mengatasi WhatsApp Web Tidak Bisa Dibuka dengan Mudah, Jangan Panik
- iPad Dulu Dicaci, Kini Mendominasi
- AI Google Tertipu oleh April Mop, Tak Bisa Bedakan Artikel Serius dan Guyonan
- iOS 19 Rilis Juni, Ini 26 iPhone yang Kebagian dan 3 iPhone Tidak Dapat Update
- Intel dan TSMC Sepakat Bikin Perusahaan Chip Gabungan di AS
- 10 Bocoran Fitur iPhone 17 Pro, Modul Kamera Belakang Berubah Drastis?
- Cara Melihat Password WiFi di iPhone dengan Mudah dan Cepat
- 5 Besar Vendor Ponsel di Indonesia Kuartal III-2022, Oppo Teratas
- Buruh Meradang, 6 Juta iPhone 14 Pro Berkurang
- YouTube Music 2022 Recap Meluncur, Bikin Daftar Musik yang Sering Didengar
- ZTE Axon 40 Ultra Special Edition Meluncur dengan RAM 18 GB, Harganya?
- Telkomsel Uji Frekuensi 5G di Danau Toba, Download Tembus 1 Gbps