Tips Hindari Peretasan Siber, Serangan Ransomware, dan Melindungi Data Digital

UNIVERSITAS Harvard membagikan kiat yang disebutnya sebagai ‘langkah kecil’ menghadapi peretasan siber, khususnya dalam bentuk ransomware.
Dalam situs resminya security-harvard-edu yang rilis hak ciptanya diperbaharui pada 2022 ini, Tim Keamanan informasi Universitas itu menampilkan kiat-kiat praktis dengan judul: Ransomware Infographic, Fighting Ransomware.
Ransomware adalah jenis perangkat lunak berbahaya (malware) yang dirancang untuk memblokir akses korban ke file miliknya.
Ransomware menurut Universitas berjuluk High level World Class University itu, adalah malware yang menyandera data dan privasi seseorang demi uang.
Frasa "demi uang" ini menunjuk pada kebiasaan pelakunya yang menawarkan akan melepaskan korban dari penyanderaan jika mau membayar sejumlah uang.
Langkah kecil dampak Besar
Langkah-langkah yang disarankan Universitas Harvard adalah berupa tindakan kecil yang bisa dilakukan individu, yang justru dapat menjadi langkah besar dalam menghentikan serangan ransomware. Tagline mereka adalah small actions big difference.
Kiat-kiat itu dimuat dalam situs keamanan informasi Universitas. Kiat melihat cara pelaku cybercrime dan bagaimana sebuah tindakan kecil dapat menghentikan penyerang. Berikut beberapa langkah yang disarankan:
Pertama, saat pelaku kejahatan dunia maya mengirim pesan phishing dengan malware melalui lampiran atau tautan file, maka hal yang harus dilakukan adalah hadapi hal itu dengan hati-hati dan jangan asal klik.
Kita harus curiga saat menerima pesan yang tidak terduga atau tidak biasa.
Jika pesan tersebut berasal dari seseorang yang kita kenal, lakukan verifikasi atas pesan tersebut dengan menelepon atau mengirim WA, atau SMS ke pengirimnya. Hal ini penting untuk mengetahui apakah pesan tersebut benar adanya.
Jika pesan datang dari layanan atau situs web, lewati tautan, dan langsung beralih ke halaman resmi.
Kedua, jika korban mengklik tautan atau membuka file, malware menggunakan celah keamanan di komputer korban untuk mengunci data korban, dengan kunci yang tidak korban miliki.
Langkah yang harus dilakukan jika hal ini terlanjur terjadi adalah lakukan langkah ‘update’.
Tim keamanan Universitas tempat Bill Gate kuliah dulu itu menulis: Apply Updates! When you apply updates, your computer is not compatible with the cyber criminal’s toolkits. The malware simply will not work.
Jadi intinya bahwa dengan melakukan "update," komputer kita tidak akan kompatibel lagi dengan perangkat pelaku cybercrime itu. Langkah ini dapat menyebabkan malware tidak akan berfungsi.
Terkini Lainnya
- Oppo Rilis Case dan Wallet Edisi Timnas Indonesia untuk Reno 13 F 5G
- 5 Aplikasi Al Quran untuk Mengaji Selama Puasa Ramadhan 2025
- Akamai Rilis Laporan "Defender Guide 2025" untuk Mitigasi Ancaman Siber
- Layanan Indosat HiFi Dikeluhkan Gangguan, Ada yang Sampai 9 Hari
- Cara Melihat Password WiFi di Laptop Windows 11 dengan Mudah dan Praktis
- Tabel Spesifikasi Nubia V70 Design di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Google Bawa Fitur ala Circle to Search ke iPhone
- Microsoft Umumkan Muse, AI untuk Bikin Visual Video Game
- Chatbot AI Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e
- 5 Fitur Baru di DM Instagram, Sudah Bisa Dicoba di Indonesia
- Menerka Arti Huruf "E" di iPhone 16e
- Cara Download WhatsApp di Laptop dengan Mudah
- Tablet Huawei MatePad Pro 13.2 Rilis di Indonesia 26 Februari, Ini Spesifikasinya
- Daftar Harga YouTube Premium di Indonesia, Mulai dari Rp 41.500
- [POPULER TEKNO] Risiko Besar Pakai WhatsApp GB, Elon Musk Sebut Indonesia di Rapat Twitter, serta Update Wilayah ASO
- Laptop Asus ExpertBook B3000 Meluncur, Pertama di Indonesia dengan Chip Snapdragon
- Apa Itu Aplikasi FacePlay yang Ramai Dicari dan Bagaimana Cara Menggunakannya?
- Tahun Depan, HP Nokia Akan Meluncur Tiga Bulan Sekali di Indonesia
- 6 Kota yang Siaran TV Analognya Segera Dimatikan: Bandung, Jogja, Semarang, hingga Batam