Kolaborasi agar Kuat Berkompetisi
MERGER Indosat Ooredoo dan Tri Hutchison yang efektifnya awal 2022 menjadi IOH, memperlihatkan keberhasilan. Aspek finansial membaik menjadi indikator, selain tumbuhnya pelanggan.
Sementara akuisisi Linknet oleh XL Axiata ke dalam entitas broadband seluler beberapa waktu lalu, menambah nilai bagi kedua entitas berbeda layanan itu.
Di tengah situasi perekonomian global yang tidak pasti, kolaborasi menjadi keniscayaan yang bisa berlangsung horisontal antara dua perusahaan sejenis, atau berlainan jenis. Penggabungan menghasilkan kekuatan yang lebih besar dibanding sendiri-sendiri.
Dalam satu entitas, pembenahan lewat proses kolaborasi secara internal vertikal lebih banyak dipilih demi efisiensi.
Itu terjadi di berbagai industri seperti media, transportasi, keuangan dan perbankan, bahkan retail maupun consumer goods.
Industri telekomunikasi di Indonesia pun sama. Telkom dan anak perusahaannya, Telkomsel, membenahi secara rasional. Tujuannya, meneruskan perjalanan bisnisnya dalam menghadapi berbagai perubahan.
Kolaborasinya, Indihome (Telkom) sebagai sebuah produk layanan ke entitas bisnis Telkomsel, seperti menara-menara BTS yang dikelola Telkomsel, “diserahkan kepada saudara yang ahlinya”, Mitratel, dan masing-masing fokus pada bisnis utamanya.
Telkomsel bertransformasi dari perusahaan telekomunikasi seluler menjadi perusahaan digital. Operator dengan 170 juta lebih pelanggan ini fokus pada kekuatan tiga pilar, konektivitas digital, platform digital dan layanan digital. Harus, karena 75 persen pelanggannya pengguna internet, pemakai layanan digital.
Menyatukan barisan
Indihome di tangan Telkom melaju pesat di jaringan fiber optic (FO) yang terus memanjang, menjangkau lebih dari 500 kota di Indonesia.
Saat pandemi Covid-19 mulai Maret 2020, pelanggannya tumbuh lebih dari 11 persen pada 2021.
Telkomsel terus membangun layanan berbasis moda teknologi yang tengah dikembangkan banyak operator di seluruh dunia, fixed mobile convergence (FMC), yang menjawab keterbatasan cakupan jaringan.
Layanan itu, Orbit, konektivitas broadband yang tadinya untuk rumahan, belakangan banyak digunakan UMKM.
Orbit yang lebih baru dibanding Indihome juga diuntungkan pandemi Covid-19 hingga lebih banyak rumah memasang Wi-Fi. Pelanggannya tahun 2021 naik 10 kali lipat ketimbang 2020.
Dua layanan berjalan sendiri-sendiri tetapi tumbuh signifikan, walau sebenarnya tidak efektif karena keduanya berkompetisi di pasar yang sama, layanannya seragam.
Membiarkan keduanya saling bertempur bisa membahayakan, jadi peluang pesaing memanfaatkan celah.
Terkini Lainnya
- Ada Tonjolan Kecil di Tombol F dan J Keyboard, Apa Fungsinya?
- Cara Kerja VPN untuk Membuat Jaringan Privat yang Perlu Diketahui
- Konsol Handheld Windows 11 Acer Nitro Blaze 8 dan Nitro Blaze 11 Resmi, Ini Harganya
- X/Twitter Akan Labeli Akun Parodi
- Deretan Laptop Baru Asus di CES 2025, dari Seri Zenbook hingga ROG Strix
- 5 Penyebab Tidak Bisa Lihat Profil Kontak WA Orang Lain
- Cara Logout Akun Google Photos dari Perangkat Lain
- Reaksi TikTok soal Rumor Bakal Dijual ke Elon Musk
- RedNote, Medsos China Mirip TikTok Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Pasar Ponsel Dunia Akhirnya Membaik, Naik 4 Persen Tahun Lalu
- 10 Jenis Cookies di Internet dan Fungsinya
- Fitur Baru ChatGPT Bisa Ngobrol ala Gen Z
- Sah, AS Perketat Ekspor Chip AI ke Pasar Global
- Cara Edit Foto Background Merah untuk Daftar SIPSS 2025, Mudah dan Praktis
- AI Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Sudah Ada di iPhone
- Cara Kerja VPN untuk Membuat Jaringan Privat yang Perlu Diketahui
- "Comeback" dan Tumbangkan Geek Fam, Onic Esports Juara MPLI 2022
- Jadwal MPLI 2022 Minggu 6 November, Laga Semi Final dan Grand Final Hari Ini
- Drama PHK 3.700 Karyawan Twitter, Langsung Dilarang ke Kantor dan Ditendang dari Slack
- Spesifikasi Minimum PC Windows untuk Menjalankan Google Play Games
- Gagal Nonton Tinju hingga Mengira Cuma Hoaks, Momen Warga Ketika "Kiamat" TV Analog Datang