Pelaku "Pig Butchering Scam" Pakai Link Palsu untuk Jebak Korban

- Seorang wanita berusia 35 tahun berinisial "AA" mengaku bahwa dirinya telah terjebak penipuan dengan skema pig butchering di dunia maya.
Secara harfiah, pig butchering dapat diartikan sebagai "potong babi". Metode ini berasal dari istilah para peternak yang menggemukkan babi-babinya sebelum disembelih.
Pelaku scam atau penipuan seolah menggemukkan "babi" alias korban dengan iming-iming keuntungan. Setelah mendapat untung dan korban terbuai, pelaku kemudian "menyembelih" dengan cara menguras harta korban.
Berbincang dengan KompasTekno, AA mengaku bahwa awalnya ia dihubungi oleh seorang tak dikenal melalui Direct Message (DM) di Instagram.
Kisah penipuan dengan skema pig butchering yang dialami AA bisa dibaca melalui tautan berikut ini.
Meski AA sebenarnya waspada, pelaku yang melakukan rekayasa sosial (social engineering) dapat membuat AA percaya dan terbuai dengan jerat pelaku.
Baca juga: Pig Butchering, Modus Penipuan Investasi Kripto Mirip “Tinder Swindler di Netflix
AA awalnya ditawari investasi cryptocurrency di sebuah platform yang belakangan diketahui bodong.
Platform tersebut diberikan pelaku melalui sebuah link. Berdasarkan pengakuan AA, link yang diberikan merupakan link aplikasi yang tidak ada di Google Play Store. Sehingga, saat dicari di toko aplikasi resmi, aplikasi tersebut tidak akan ditemukan.
AA pun tertarik, tetapi memilih mengurungkan niatnya karena berkaca dari pengalaman suaminya yang pernah rugi akibat investasi kripto.
Hari demi hari berlalu, pelaku yang merupakan pria asal Korea itu masih kekeuh mengajak AA untuk investasi kripto. Sampai satu titik, AA tak nyaman dan meminta orang Korea itu untuk tidak menghubunginya lagi.
Namun, pria Korea itu masih ngotot dan malah membujuk AA untuk membuka platform investasi kripto bodong yang disiapkannya.
"Coba deh, kamu buka dulu ini link bitmartch.net. Coba kamu tap ini, tap ini, daftarin nomor KTP dan e-mail. Coba aja masukin 200 dollar AS," kata AA mengingat-ingat arahan dari si orang Korea yang masih terekam jelas di ingatannya.
Link tersebut bakal mengarahkan pengguna untuk mengisi data, seperti e-mail, kata sandi (password), serta beberapa tahapan verifikasi lainnya.
"Aku tuh ngikutin aja maunya dia. Padahal, itu kondisinya sudah hampir tengah malam waktu itu," kata AA menceritakan dirinya bak dihipnotis dan mengikuti semua arahan si orang Korea itu.
Di saat itu pula, AA mendaftarkan akun di platform investasi bodong bitmartch.net. Ia pun memasukkan uang investasi senilai 200 dollar AS untuk kali pertama.
Terkini Lainnya
- Amazon Nova Sonic Meluncur, Model AI Suara Real-Time yang Responsif dan Emosional
- Timnas Indonesia Dapat Lisensi dari Konami, Hadir Resmi di Game Sepak Bola eFootball
- Sejarah dan Perkembangan Bluetooth dari Masa ke Masa
- TWS Xiaomi Redmi Buds 7s Meluncur, Baterai Tahan 32 Jam
- Cara Masukkan Musik di Status WhatsApp via HP Android
- K-Popers Wajib Coba! Pasang 15 Hasil Video Fancam Konser Jadi Lock Screen di HP Samsung
- Cara Buat Twibbon Tema Ulang Tahun, Korporat, dan Perayaan Tertentu Pakai Canva
- Meta Sebar Akun Khusus Remaja ke Facebook dan Messenger
- Cara Mention Grok di X buat Tanya Berbagai Hal, Mudah
- Daftar Chatbot AI yang Kumpulkan Data Pribadi Paling Banyak
- Microsoft Setop Dukungan Windows 10 pada 14 Oktober 2025
- Perang Tarif dengan China, Trump "Pede" AS Bisa Produksi iPhone di Dalam Negeri
- Instagram Siapkan Fitur Konten Rahasia, Bisa Dibuka Hanya Pakai Kode
- Berkaca dari Tragedi BMW "Terbang" di Gresik, Ini Tips Berkendara Aman Saat Pakai Google Maps
- Moto G Stylus 2025 Resmi, Ponsel Android Menengah Berstandar Militer
- Biznet Rambah Bisnis Teknologi Kesehatan lewat "Virtu"
- iPhone SE Akhirnya Punya Poni dan Layar Besar?
- TWS Samsung Galaxy Buds 2 Pro Bisa Ingatkan Pengguna Jika Menunduk Terlalu Lama
- Cara Downgrade Versi iOS di iPhone serta Syarat yang Perlu Diketahui
- Fitur Deteksi Kecelakaan iPhone 14 Keliru, Kirim Panggilan Darurat Palsu