YouTube Izinkan Kreator Monetisasi Video dengan Musik Berlisensi

- YouTube mengumumkan program baru bernama "Music Creator" (Kreator Musik). Pengumuman tersebut dipaparkan langsung oleh platform berbagi video tersebut melalui sebuah acara “Made on YouTube”, Selasa (20/9/2022).
Program ini merupakan terobosan YouTube untuk menjembatani kepentingan YouTuber dan musisi. Selama ini, lisensi musik menjadi persoalan bagi YouTuber. Sebab, sebagian besar video panjang yang berisi musik, sulit dimonetisasi YouTuber lantaran terhambat hak cipta.
YouTube mengatakan, Music Creator bisa memudahkan kreator untuk memonetisasi video panjang yang menggunakan musik populer.
Music Creator merupakan katalog berisi lagu-lagu populer yang sudah berlisensi. YouTuber bisa mengaksesnya lewat menu Youtube Studio.
Di sini, mereka bisa menggunakan musik untuk video panjang mereka secara legal dan tentunya bisa dimonetisasi. Ada beberapa pilihan lagu yang berlabel "gratis", tapi ada pula yang berbayar.
Baca juga: Studi: Tombol Dislike dan Not Interested di YouTube Ternyata Nirfaedah
Adapun sistem pembayarannya ada dua, yakni dengan membeli lisensi lagu sepenuhnya dan bagi hasil dengan musisi.
Opsi pertama, yakni membeli lisensi yang mengharuskan YouTuber membayar lebih dulu musik yang akan digunakan. Dengan opsi ini, YouTuber bisa meraup seluruh pendapatan , sebagaimana pendapatan konten tanpa musik. Tentunya setelah dipotong komisi 45 persen untuk YouTube.
Sedangkan opsi kedua, yakni bagi hasil memungkinkan YouTuber membagi pendapatan dengan pemilik lisensi lagu yang digunakan pada videonya. Melansir The Verge, juru bicara YouTube, Susan Cadrecha mengatakan bahwa nantinya 55 persen pendapatan YouTuber akan dibagi secara proporsional berdasarkan jumlah trek musik dalam video mereka.
Misalnya, apabila YouTuber hanya menggunakan satu trek, mereka akan mendapatkan 27,5 persen pendapatan. Beda hasil jika mereka menggunakan dua trek musik, maka mereka akan mendapatkan 18,3 persen dari pendapatan video tersebut.
YouTube juga akan memberlakukan potongan lain untuk video, seperti biaya hak pertunjukan. Sisa pendapatan lainnya, akan diberikan ke pemilik lisensi musik.
Baca juga: Kreator YouTube Shorts Bisa Dapat Uang dari Iklan Mulai 2023
Dengan Music Creator, YouTuber tidak perlu lagi mencari musik yang bebas royalti untuk menghindari demonetisasi konten yang membuat kreator sulit mendapat "cuan" dari video panjang yang menggunakan musik.
"Banyak kreator cerita ke kami berkali-kali, masalah utama bukan lah menemukan musik yang tepat, tapi mencari cara bagaimana melisensikannya,” ujar VP of Creator Products Youtube, Amjad Hanif, sebagaimana dikutip KompasTekno dari Tech Crunch, Jumat (23/9/2022).
Dengan Music Creator, Youtube mengharapkan YouTuber dan para musisi dapat bekerja sama untuk menghasilkan konten yang lebih menarik dan berkualitas.
“Musik dapat memperkuat hubungan emosional antara artis, pembuat konten, dan penonton/penggemar mereka. Kami ingin memperkuat (hubungan) ini dengan menawarkan lebih banyak opsi kepada konten kreator untuk diajak bekerja sama. Di saat yang bersamaan, (juga) membantu seniman bertemu penggemarnya di sini, Youtube,” tambah Hanif.
Baca juga: Pengguna YouTube Keluhkan Iklan yang Makin Mengganggu
Menurut laporan dari Billboard, saat ini Youtube telah menjalin kesepakatan dengan lebih dari 50 label, penerbit, hingga distributor musik. Salah satunya seperti penyanyi pop tenama, Jason Derulo dan beberapa artis musik indie di Amerika Serikat, seperti Empire, Downtown, Believe, dan Merlin.
Namun, penawaran program ini masih dalam proses uji coba dan baru akan digulirkan secara bertahap mulai dari Amerika Serikat pada musim gugur ini, sekitar akhir September-Oktober mendatang.
Dikutip dari Tech Crunch, setelah digulirkan secara menyeluruh di AS, kemungkinan besar program ini akan dipeluas ke negara-negara lain pada 2023 nanti.
Terkini Lainnya
- Poco M7 Pro 5G Resmi di Indonesia, Harga Rp 2,8 Juta
- Siap-siap, Harga iPhone Bakal Semakin Mahal gara-gara Tarif Trump
- Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Meta Rilis 2 Model AI Llama 4 Baru: Maverick dan Scout
- Kisah Kejatuhan HP BlackBerry: Dibunuh oleh Layar Sentuh
- AI Google Tertipu oleh April Mop, Tak Bisa Bedakan Artikel Serius dan Guyonan
- Smartwatch Garmin Vivoactive 6 Meluncur, Pertama dengan Fitur Alarm Pintar
- Vimeo Rilis Fitur Streaming ala Netflix, Kreator Indonesia Gigit Jari
- YouTube Shorts Tambah Fitur Editing Video untuk Saingi TikTok
- Trump Tunda Pemblokiran TikTok di AS, Beri Waktu 75 Hari Lagi
- Apakah Dark Mode Bisa Menghemat Baterai HP? Begini Penjelasannya
- 3 Cara Upload File ke Google Drive dengan Mudah dan Praktis
- 7 Tips Hemat Penyimpanan Akun Google Gratis Tanpa Langganan
- 2 Cara Melihat Password WiFi di HP dengan Mudah dan Praktis
- 10 Cara Mengatasi WhatsApp Web Tidak Bisa Dibuka dengan Mudah, Jangan Panik
- Kisah Kejatuhan HP BlackBerry: Dibunuh oleh Layar Sentuh
- Tanda-tanda Vivo Bakal Bawa Ponsel Gaming iQoo Pertama ke Indonesia
- Studi: Tombol "Dislike" dan "Not Interested" di YouTube Ternyata Nirfaedah
- UU PDP Resmi Disahkan Setelah Kegaduhan yang Dilakukan Hacker Bjorka
- Fitur Keyboard Getar di iOS 16 Bikin Boros Baterai
- Honor Pad 8 Meluncur Global, Harga Mulai Rp 3,7 Juta