cpu-data.info

Ada Larangan Main HP di SPBU, Amankah Buka Aplikasi MyPertamina Saat Beli Pertalite?

Petugas mengisi BBM ke kendaraan konsumen di SPBU 84.991.03 Entrop , Kota Jayapura, Papua, Jumat (15/4/2022). PT Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku mengerahkan 198 unit armada mobil tangki, 46 unit bridger avtur dan menyiapkan 2 unit skid tank untuk LPG, 4 titik Klinik Mudik Pertamina, 21 Agen LPG NPSO PDS, serta menyiagakan Agen dan Pangkalan Minyak Tanah guna mengamankan pasokan energi selama Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2022.
Lihat Foto

- Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) akan menguji coba sistem pembelian Pertalite dan Solar bagi masyarakat yang sudah mendaftar lebih dulu ke sistem MyPertamina.

Aturan ini bertujuan agar penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dapat tepat sasaran.

Uji coba pembelian Pertalite dan Solar dengan mendaftar ke sistem MyPertamina akan dimulai per 1 Juli 2022 mendatang. Nantinya, masyarakat harus mengakses aplikasi atau situs web MyPertamina lewat ponsel ketika hendak membeli Pertalite atau Solar.

Hal tersebut pun memantik pertanyaan, "amankan menggunakan aplikasi MyPertamina di ponsel ketika membeli Solar dan Pertalite?".

Sebab, selama ini, ada larangan penggunaan ponsel di area stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

Baca juga: Cara Menggunakan MyPertamina untuk Beli Pertalite dan Solar di SPBU

Peneliti dari Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi LIPI, Yuyu Wahyu pun angkat bicara terkait hal ini. Menurut Yuyu, secara teknis, penggunaan aplikasi MyPertamina untuk membeli Pertalite dan Solar di pom bensin itu termasuk aman.

Dia menjelaskan, ketika membeli bahan bakar minya (BBM) termasuk Pertalite dan Solar lewat aplikasi MyPertamina, ponsel pengguna otomatis terhubung ke koneksi internet.

Gelombang elektronomagnetik dari koneksi internet ini sangat kecil sehingga, secara teori, tidak menimbulkan api.

"Setiap hari, kita dihujani gelombang elektromagnetik dari BTS (4G/5G), satelit, TV terestrial, dengan frekuensi yang berbeda-beda," kata Yuyu.

"Tetapi selama ini aman karena memang sinyalnya memiliki daya kecil, yakni -100 dBm (decibel-milliwatts). Itu nggak apa-apa. Kalau tidak aman, sudah kebakaran," lanjut Yuyu saat dihubungi KompasTekno, Selasa (28/6/2022).

Baca juga: Cara Mencari ATM dan SPBU via Google Maps Saat Mudik Lebaran 2022

Nah, ketika menggunakan MyPertamina di pom bensin, pengguna juga perlu melakukan pembayaran dengan memindai (scan) barcode dengan kamera ponsel. Yuyu mengatakan, aktivitas tersebut juga tidak menimbulkan api yang dapat memicu kebakaran.

"Secara teknis aman, itu hanya optical atau pakai kamera saja. Jadi tidak ada transmisi power antara BTS/ponsel," kata Yuyu.

Seorang pelanggan membeli BBM Pertalite menggunakan aplikasi MyPertamina di SPBU Ketapang, Jakarta Pusat pada Senin (6/6/2022)./Isna Rifka Sri Rahayu Seorang pelanggan membeli BBM Pertalite menggunakan aplikasi MyPertamina di SPBU Ketapang, Jakarta Pusat pada Senin (6/6/2022).
Larangan penggunaan HP untuk menelepon di SPBU

Dihubungi secara terpisah, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga (Sub Holding Commercial & Trading Pertamina) Putut Andriatno menjelaskan, larangan penggunaan HP di SPBU yang dimaksud hanya melakukan dan menerima panggilan telepon saja.

Pertamina menyampaikan bahwa pelarangan penggunaan HP di area SPBU sifatnya untuk mencegah pemakaian HP yang tidak bertanggungjawab, yang dapat menimbulkan keadaan darurat seperti percikan api.

"Dapat kami sampaikan, larangan penggunaan portable electronic product adalah untuk panggilan masuk atau keluar," ujar Putut kepada .

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat