cpu-data.info

Telegram Kini Punya 700 Juta Pengguna dan Jadi Layanan Chat Pertama Berbayar

Ilustrasi Telegram.
Lihat Foto

- Telegram mengeklaim telah memiliki 700 juta pengguna aktif bulanan (monthly active user/MAU). Jumlah ini meningkat sekitar 200 juta dibandingkan pada awal 2021 lalu.

"Telegram menjadi salah satu dari lima aplikasi unduhan teratas di seluruh dunia pada tahun 2022 dan sekarang memiliki lebih dari 700 juta pengguna aktif bulanan," tulis Telegram dikutip KompasTekno dari blog perusahaan, Senin (20/6/2022).

Menurut Telegram, pertumbuhan ini adalah bersifat organik atau rekomendasi personal, karena Telegram tidak pernah mengiklankan aplikasi.

Selain mengumumkan 700 juta pengguna aktif bulanan, Telegram juga meluncurkan fitur premium (berbayar) dengan biaya langganan 5-6 dollar AS atau sekitar Rp 74.000 - Rp 89.000 per bulan.

Baca juga: Telegram Premium Resmi Meluncur, Ini Bedanya Dibanding Versi Biasa

Dengan biaya langganan sebesar itu, pengguna mendapatkan dukungan mengirim file sampai 4 GB, lebih besar dari ukuran file yang didukung Telegram biasa, yaitu hanya 2 GB.

Fitur lainnya yaitu dukungan untuk mengikuti hingga 1.000 saluran (channel) Telegram, alih-alih hanya 500 seperti yang ditawarkan Telegram versi gratis.

Selain itu, pengguna Telegram premium bisa membuat hingga 20 folder obrolan, yang masing-masing folder mampu menampung 200 obrolan.

Ada pula dukungan untuk menambahkan hingga empat akun dalam satu aplikasi dan menandai atau pin 10 obrolan penting.

Pengguna Telegram premium juga bisa mengubah pesan suara menjadi teks, mendapat akses ke stiker dan reaction eksklusif, menggunakan gambar animasi sebagai foto profil hingga menghindari iklan dalam aplikasi.

Baca juga: Telegram Pastikan Layanan Berbayar Meluncur pada Juni

Jadi layanan pesan instan pertama dengan fitur premium

Menurut TechCrunch, hadirnya Telegram premium merupakan upaya perusahaan untuk menjaga pertumbuhannya. Ini juga menandai pertama kalinya aplikasi pesan instan dengan ratusan juta pengguna menghadirkan fitur premium.

Sebab, aplikasi pesan lainnya seperti Signal, WhatsApp, Facebook Messenger, Apple Message, Google Mesage dan beberapa aplikasi kompetitor Telegram juga tidak menawarkan fitur berbayar.

Kabar tentang Telegram premium sendiri sudah beredar sejak bulan Mei lalu kemudian dikonfirmasi oleh pendiri dan CEO perusahaan, Pavel Durov.

Menurut Durov, fitur premium Telegram diluncurkan untuk menanggapi permintaan pengguna terkait penyimpanan/bandwidth tambahan.

"Setelah mempertimbangkannya, kami menyadari bahwa satu-satunya cara untuk membuat penggemar kami mendapatkan lebih banyak (benefit) sembari menjaga fitur yang tersedia tetap gratis, yaitu dengan menjadikan batasan yang ditingkatkan sebagai opsi berbayar," kata Durov.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat