cpu-data.info

Saham Meta Anjlok, Zuckerberg Tak Lagi di Daftar 10 Orang Kaya Dunia

Mark Zuckerberg telah menjadi suara terkemuka mengenai metaverse.
Lihat Foto

- CEO Meta, Mark Zuckerberg adalah salah satu petinggi perusahaan Amerika Serikat (AS) yang masuk dalam daftar 10 orang terkaya di dunia, bersama dengan CEO perusahaan teknologi lainnya, seperti Elon Musk dan Jeff Bezos.

Namun karena harga saham Meta anjlok hingga lebih dari 25 persen, pada Kamis (3/2/2022) kekayaan Zuckerberg ikut merosot.

Menurut Forbes, kekayaan CEO Meta Mark Zuckerberg hilang sekitar 30 miliar dollar AS (Rp 431 triliun) sehingga saat bursa saham ditutup di hari yang sama, kekayaan Zuckerberg ditaksir menyentuh 84,8 miliar dollar AS (Rp 1218 triliun).

Sebab, CEO Meta tersebut memiliki saham sekitar 14,2 persen di perusahaan yang didirikannya itu.

Baca juga: Saham Meta Anjlok, Kekayaan Zuckerberg Lenyap Rp 431 Triliun

Dihimpun KompasTekno dari Forbes, Kamis (10/2/2022), Zuckerberg saat ini berada di posisi ke 14 daftar orang terkaya dunia, dengan kekayaan sekitar 78,7 miliar dollar AS (Rp 1.130 triliun).

Suami Priscilla Chan itu berada di bawah posisi orang terkaya di Meksiko, Carlos Slim Helu dan dua orang terkaya lainnya, yaitu Francoise Bettencourt Meyers - miliarder Prancis serta Gautam Adani - miliarder India.

Berikut adalah daftar 10 besar orang terkaya di dunia versi Forbes:

  1. Elon Musk - 239,3 miliar dollar AS (Rp 3.437 triliun)
  2. Bernard Arnault - 194,6 miliar dollar AS (Rp 2.795 triliun)
  3. Jeff Bezos - 187,3 miliar dollar AS (Rp 2.690 triliun)
  4. Bill Gates - 132,6 miliar dollar AS (Rp 1.904 triliun)
  5. Larry Page - 118 miliar dollar AS (Rp 1.694 triliun)
  6. Warren Buffett - 116,1 miliar dollar AS (Rp 1.667 triliun)
  7. Sergey Brin - 113,7 miliar dollar AS (Rp 1.633 triliun)
  8. Larry Ellison - 110,7 miliar dollar AS (Rp1.590 triliun)
  9. Steve Ballmer - 97 miliar dollar AS (Rp 1.393 triliun)
  10. Mukesh Ambani - 90,7 miliar dollar AS (Rp 1.302 triliun)

Penyebab saham Meta anjlok

Penurunan saham Meta terjadi setelah perusahaan mengumumkan laporan pendapatan kuartal IV-2021.

Dalam laporan itu disebutkan, jumlah pengguna harian Facebook turun untuk pertama kalinya dalam sejarah. Hal ini menjadi perhatian investor karena akan berpengaruh pada iklan sebagai sumber pendapatan perusahaan.

Menurut Facebook, anjloknya jumlah pengguna disebabkan adanya peningkatan persaingan dari TikTok.

Baca juga: Facebook Diminta Bayar Rp 287 Miliar gara-gara Ganti Nama Jadi Meta

"Orang-orang memiliki banyak pilihan untuk menghabiskan waktunya dan aplikasi seperti TikTok berkembang sangat cepat," kata Zuckerberg.

Selain itu, naiknya harga kuota data di India juga berkontribusi pada menyusutnya jumlah pengguna aktif Facebook. Sebab, India merupakan pasar terbesar bagi Facebook.

Sementara itu poin lainnya yang menjadi perhatian investor adalah beralihnya fokus Meta ke augmented reality (AR) dan virtual reality (VR), sebagai dasar untuk membangun metaverse demi menarik minat pengguna muda.

Namun untuk mewujudkan tujuan ini, tentu diperlukan waktu yang panjang dan biaya yang tinggi, karena membangun jejaring sosial baru.

Pada tahun 2021, Meta juga menggelontorkan 10 miliar dollar AS (Rp 143 triliun) untuk membangun metaverse, sehingga menambah jumlah pengeluaran perusahaan.

Baca juga: Zuckerberg Jadi Batu Sandungan untuk Meta, Nama Baru Facebook

Perubahan software di iPhone (iOS) rupanya turut mempengaruhi bisnis Meta, sebab kini Meta jadi lebih sulit untuk menarget iklan digital ke pengguna.

Sebelum saham perusahaan anjlok, CFO Meta, David Wehner meniali Meta kemungkinan akan kehilangan lebih dari 10 miliar dollar AS (Rp 143 triliun) akibat aturan privasi iOS itu, karena berdampak pada pelacakan pengguna yang menjadi terbatas.

Meski sahamnya anjlok lebih dari 25 persen, valuasi Meta masih berada di kisaran angka 671 miliar dollar AS (Rp 9.647 triliun). Raksasa media sosial ini juga membukukan laba lebih dari 20 miliar dollar AS (Rp 287 triliun) pada tahun 2021.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat