Face ID iPhone 13 Bisa Berhenti Berfungsi jika Layar Diganti Sendiri

- Jajaran iPhone 13 memang belum resmi di pasarkan di Indonesia. Namun, penggemar Apple di Indonesia yang sudah tak sabar untuk memiliki iPhone 13 bisa langsung membelinya paling dekat di Singapura.
Nantinya, ketika sudah memiliki iPhone 13, pengguna harus waspada bila ingin melakukan perbaikan perangkat, khususnya ketika layar iPhone 13 rusak.
Sebab, bila pengguna mengganti sendiri layar iPhone 13 di tempat servis non-resmi, fitur pengenal wajah Face ID bakal berhenti berfungsi. Hal itu ditemukan oleh iFixit setelah membongkar iPhone 13 Pro, seperti bisa dilihat di tautan berikut.
Baca juga: iPhone 13 Sudah Bisa Dibeli Langsung di Singapura, Ini Daftar Harganya
Rangkaian komponen untuk Face ID di iPhone 13 Pro sebenarnya lebih sederhana dibanding sebelumnya karena terpisah dari layar. Namun, penggantian layar ternyata malah melumpuhkan Face ID.
IFixit pun menduga komponen Face ID pada layar iPhone 13 Pro ini dikunci berdasarkan nomor seri ponsel.

"Kecuali Apple memperbaiki masalah Face ID ini lewat update software, penggantian komponen layar di luar tempat servis resmi Apple akan membuat fitur Face ID hilang," tulis iFixit.
Sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Engadget, Rabu (29/9/2021), iFixit dilaporkan telah menghubungi toko servis berlisensi resmi dari Apple.
Menurut toko servis berlisensi itu, masalah fitur Face ID yang hilang setelah komponen layar diganti oleh pihak tak resmi ini adalah bug yang akan diperbaiki dalam update software iOS mendatang.
Apple sendiri belum memberikan komentar. Jika ternyata bukan bug, melainkan penggantian layar sengaja dibatasi, maka hal tersebut merupakan langkah berani dari pihak Apple.
Baca juga: Mau Beli iPhone 13, Perlu Kerja Berapa Lama?
Pasalnya, Komisi Perdagangan Federal AS (FTC), atas perintah Presiden Joe Biden, baru-baru ini telah memutuskan untuk membasmi adanya pembatasan servis yang melanggar hukun dari produsen perangkat elektronik.
"Jenis pembatasan ini bisa secara signifikan meningkatkan biaya bagi konsumen, menghambat inovasi, menutup peluang bisnis untuk bengkel independen, menciptakan limbah elektronik yang tidak perlu, dan menunda perbaikan tepat waktu," kata Ketua FTC Lina Khan.
Terkini Lainnya
- Kelebihan dan Kekurangan eSIM Dibanding Kartu SIM Biasa
- Google Luncurkan Ironwood, Chip AI untuk Inferensi Skala Besar
- Apakah iPhone XS Masih Layak Beli di Tahun 2025? Begini Penjelasannya
- Spesifikasi dan Harga iPhone 16 Pro Max Max di Indonesia, mulai Rp 22 Juta
- Samsung Ajak Konsumen Jajal Langsung Galaxy A56 5G dan A36 5G di "Awesome Space"
- Cara Aktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone
- Elon Musk Dulu Ejek Bentuk Roket yang Bawa Katy Perry ke Luar Angkasa
- Tidak Ada Batas Waktu, Ini Cara Login dan Aktivasi MFA ASN
- HP Poco F7 Ultra dan F7 Pro Resmi di Indonesia, Harga Termurah Rp 7 Jutaan
- Link Download dan Cara Instal Safe Exam Browser buat Tes Rekrutmen Bersama BUMN 2025
- Momen Katy Perry di Luar Angkasa: Lihat Lengkung Bumi dan Pegang Bunga Aster
- Manuver Intel Selamatkan Bisnis Chip, Jual 51 Persen Saham Perusahaan Hasil Akuisisi
- 6 Cara Mengatasi Kode OTP Invalid saat Aktivasi MFA ASN Digital, Jangan Panik
- Katy Perry ke Luar Angkasa Pakai Roket Bos Amazon, Kembali Selamat dan Cium Tanah
- Cara Beli eSIM Telkomsel dan Daftar Harganya
- Samsung Galaxy M52 5G Meluncur dengan Baterai 5.000 mAh
- Install Free Fire Max di HP, Haruskah Hapus Free Fire "Orisinal" Dulu?
- Instagram Disebut Buruk bagi Remaja, Facebook Membantah dengan Grafik
- Vivo X70 Pro Dipastikan Segera Masuk Indonesia
- Free Fire Max Sudah Bisa Di-download di Indonesia, Begini Caranya