Data 1,3 Juta Pengguna Aplikasi E-HAC Diduga Bocor, Ini Penjelasan Kemenkes
- Data 1,3 juta pengguna aplikasi Electronic Health Alert (e-HAC) buatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI diduga bocor.
e-HAC sendiri merupakan Kartu Kewaspadaan Kesehatan versi modern dan menjadi salah satu persyaratan wajib bagi masyarakat ketika bepergian di dalam maupun luar negeri.
Dugaan kebocoran ini pertama kali diungkap oleh peneliti keamanan siber dari VPNMentor melalui sebuah posting di blog resminya.
VPNMentor mengeklaim, kebocoran data ini disebabkan karena aplikasi e-HAC tidak memiliki protokol keamanan aplikasi yang memadai, sehingga rentan ditembus pihak tidak bertanggung jawab.
Menanggapi temuan ini, Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, Anas Maruf mengonfirmasi ada dugaan kebocoran data pengguna aplikasi e-HAC versi lama, atau bisa ditemukan dengan nama eHAC Indonesia di Google Play Store.
Namun, Anas menegaskan, dugaan kebocoran ini tidak terjadi pada layanan e-HAC yang kini sudah terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi.
Baca juga: Data 1,3 Juta Pengguna Aplikasi e-HAC Kemenkes Diduga Bocor
Sebagai informasi, awalnya e-HAC merupakan aplikasi terpisah dari aplikasi PeduliLindungi. Namun, e-HAC kini telah terintegrasi dan dapat diakses langsung melalui PeduliLindungi tanpa aplikasi lain.
"Kebocoran data terjadi di aplikasi e-HAC yang lama, yang sudah tidak digunakan lagi sejak Juli 2021, atau tepatnya 2 Juli 2021," kata Anas dalam konferensi pers daring yang disiarkan di YouTube Kemenkes RI, Selasa (31/8/2021) siang.
Ia menambahkan, integrasi e-HAC dengan aplikasi PeduliLindungi itu sesuai surat edaran Menteri Kemenkes nomor HK.02.01/MENKES/847/2021 tentang Digitalisasi Dokumen Kesehatan bagi Pengguna Transportasi Udara yang Terintegrasi dengan Aplikasi PeduliLindungi.
"Jadi sejak tgl 2 juli 2021, Kemenkes sudah mulai menggunakan e-HAC yang terintegrasi dan sudah berada dalam aplikasi PeduliLindungi," kata Anas.
Beda server dengan e-HAC di PeduliLindungi
Aplikasi e-HAC versi lama yang diduga terdampak kebocoran data, servernya belum berada di pusat data nasional.
"Sehingga dugaan kebocoran data di aplikasi e-HAC yang lama kemungkinan diakibatkan adanya dugaan kebocoran di pihak mitra," kata Anas.
Sementara untuk e-HAC yang sudah terintegrasi di dalam aplikasi pedulilindungi, servernya sudah berada di pusat data nasional.
Menurut Anas, karena servernya berada di pusat data nasional maka terjamin pula keamanannya.
Terkini Lainnya
- Apa Itu Rumus COUNT di Microsooft Excel dan Contoh Penggunaannya
- WhatsApp Siapkan Desain Baru, Ini Bocoran Tampilannya
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel Baru?
- Arti Kata "Angst" Istilah Slang yang Sering Digunakan di Media Sosial
- Cara Menolak Otomatis Panggilan dari Nomor yang Disembunyikan di HP Android
- Cara Mengatasi Last Seen WhatsApp Tidak Berubah dengan Mudah dan Praktis
- Qualcomm Umumkan Chip Baru untuk Smart Home dan IoT
- Hati-hati, Hacker Gunakan File ZIP untuk Menyusup ke Windows
- Headphone Vs Earphone, Mana yang Lebih Aman Digunakan?
- Advan ForceOne Rilis di Indonesia, PC AIO dengan AMD Ryzen 5 6600H
- Dampak Memakai Headset Terlalu Sering dengan Volume Tinggi yang Penting Dihindari
- Lantai Data Center Microsoft Pakai Bahan Kayu, Ini Alasannya
- Steam Setop Dukungan Windows 7 dan 8, Gamer Diminta Upgrade ke OS Baru
- AI Baru Buatan Induk ChatGPT Bisa Ambil Alih Komputer Pengguna
- Spotify Mulai Gaji Kreator Video Podcast
- Samsung Galaxy A03s Resmi Dijual di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Menkominfo: E-HAC di Aplikasi PeduliLindungi Masih Aman
- Ini Syarat Spesifikasi Ponsel untuk Main Game Marvel Future Revolution
- Kemenkes Minta Masyarakat Hapus Aplikasi E-HAC Versi Lama
- Baris Kode MIUI Ungkap Nama 13 Calon Ponsel Baru Xiaomi