Smartfren dan Moratelindo Bersiap Merger untuk Gelar 5G
- Operator seluler PT Smart Telecom (Smartfren) dan penyelenggara infrastruktur jaringan serat optik telekomunikasi, PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) dikabarkan tengah bersiap melakukan penggabungan usaha alias merger.
Rencana merger ini digadang-gadang akan memuluskan penggelaran layanan 5G Smartfren di Tanah Air.
Kabar penggabungan usaha Smartfren-Moratelindo ini dikonfirmasi langsung oleh Merza Fachys, selaku Presiden Direktur Smartfren, baru-baru ini.
Merza mengungkapkan, Smartfren telah menyampaikan keterbukaan informasi berupa ringkasan rancangan penggabungan usaha dan pendaftaran penggabungan usaha kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baca juga: Smartfren Rilis Paket Kuota Nonstop 24 Jam Tanpa Batasan Waktu
Ia melanjutkan, aksi merger Smartfren-Moratelindo ini diharapkan akan tercapai dan rampung secepatnya. Merza turut mengungkapkan faktor pendorong aksi penggabungan usaha ini.
Menurut Merza, salah satu tantangan penggelaran layanan 5G di Tanah Air ini ialah soal ketersediaan kapasitas jaringan penghubung ke semua pemancar. Di mana hal itu hanya bisa dilakukan menggunakan teknologi fiber optik.
Smartfren menilai, kata Merza, Moratelindo punya keandalan dalam masalah tersebut.
Di samping itu, Merza juga mengungkapkan potensi keuntungan yang didapat oleh Moratelindo dalam aksi merger kali ini.
Ia mengatakan, selama ini, Moratelindo telah menjadi mitra bisnis Smartfren. Dengan adanya merger, ke depannya diharapkan dapat meningkatkan kolaborasi di antara keduanya.
"(Saham) Moratel akan lebih besar dibanding kami saat penggabungan usaha,” kata Merza, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Kompas.id, Sabtu (29/5/2021).
Baca juga: Dapat Frekuensi 5G, Smartfren Targetkan Penambahan Pelanggan 30 Persen
Mengutip laporan tahunan, pada 2020, Smartfren sendiri diketahui membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 9,407 triliun, beban usaha Rp 10,192 triliun, serta jumlah liabilitas dan ekuitas Rp 38,64 triliun.
Menang lelang frekuensi 2,3 GHz
Smartfren sendiri pada April lalu telah ditetapkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sebagai pemenang lelang pita frekuensi 2,3 GHz. Alhasil, Smartfren mendapatkan satu blok pita frekuensi 2,3 Ghz dengan lebar pita 10 Mhz.
Untuk diketahui, Smartfren sendiri telah memiliki alokasi 30 Mhz di pita frekuensi 2,3 Ghz. Itu artinya, tambahan 10 Mhz ini menjadikan Smartfren memiliki total lebar pita 40 Mhz.
Sedianya tambahan pita frekuensi tersebut bisa dimanfaatkan Smartfren untuk mengembangkan layanannya, termasuk untuk pemanfaatan 4G, serta untuk menggelar layanan 5G.
Ketika sesi lelang, Smartfren diketahui mengajukan penawaran harga Rp176.500.000.000 untuk satu blok tersebut.
Baca juga: Lolos Seleksi Lelang Frekuensi 2,3 GHz, Ini Tanggapan Telkomsel, XL, dan Smartfren
Terkini Lainnya
- Monitor Samsung ViewFinity S9 Rilis di Indonesia, Ini Harganya
- Beda Smart TV, Android TV, dan Google TV, Kenali Sebelum Beli
- Ketagihan Scrolling TikTok? Ini Dia Dampaknya pada Kesehatan
- TWS JBL Tour Pro 3 dan JBL Live 3 Meluncur di Indonesia, Punya Charging Case Layar Sentuh
- Hands-on Cincin Pintar Samsung Galaxy Ring, Desain Mewah, Bobot Ringan
- Arti Istilah “Very Demure, Very Mindful” yang Ramai di Media sosial
- OS Android Semakin Ditinggalkan di China, Ini Gantinya
- LG Pamer Layar Lentur seperti Karet, Bisa Dipasang di Pakaian
- Harga Bitcoin Cetak Rekor Tertinggi Lagi, Efek Kemenangan Donald Trump
- Servis HP Makin Mudah! FazzFix Resmikan Gerai Pertama di Jambi
- AS Minta Pabrik Semikonduktor TSMC Tahan Ekspor Chip 7 Nm ke China
- Ilmuwan Temukan Cara Pulihkan Baterai yang Sudah "Drop"
- Pria di AS Minta Ganti Rugi ke Intel karena PC-nya Sering Error
- Ponsel ZTE Nubia Focus Pro 5G Resmi di Indonesia, Kamera 108 MP dengan Capture Button
- 5 Cara Mengosongkan Penyimpanan Google Drive yang Penuh, Mudah dan Praktis
- Membludak, Permintaan Centang Biru Twitter Ditutup Sementara
- Batal Dibatasi, Pengguna WhatsApp yang Tak Setuju Kebijakan Baru
- Hendri Mulya Syam Jadi Direktur Utama Telkomsel Gantikan Setyanto Hantoro
- Susunan Baru Direksi dan Komisaris Telkom, Ada Abdee "Slank"
- Perjalanan 5G di Indonesia, dari Uji Coba, Lelang Frekuensi, hingga Komersil