Microsoft Akui Penjualan Konsol Xbox Tidak Pernah Untung
- Bisnis konsol game Xbox ternyata tidak pernah bikin Microsoft mendulang keuntungan.
Hal ini disampaikan oleh Vice President Business Development Xbox Lori Wright, yang memberikan kesaksiannya di meja hijau dalam perkara antara Apple dan Epic Games.
Wright dihadirkan untuk memberikan keterangan terkait perselisihan antara Apple dan Epic Games. Wright membeberkan informasi tersebut setelah pengacara dari pihak Epic Games melayangkan sejumlah pertanyaan terkait bisnis konsol game bikinan Microsoft.
"Berapa besar margin yang diambil Microsoft dalam penjualan berbagai konsol Xbox?" tanya pengacara yang mewakili Epic Games, Wes Earnhardt kepada Lori Wright.
"Kami tidak mengambil margin. Kami menjual konsol-konsol game ini dengan (strategi) merugi," jawab Wright.
Ia juga menjawab pertanyaan lanjutan dari Earnhardt terkait keuntungan dari seluruh penjualan konsol game Xbox.
Baca juga: PS5 dan Xbox Series S Masuk Daftar Penemuan Terbaik 2020
"Pernahkan Microsoft meraup keuntungan dari penjualan Xbox?" lanjut Earnhardt.
"Tidak," jawab Wright.
Beberapa saat setelah Wright memberikan pernyataan, perwakilan Microsoft lantas angkat bicara di kesempatan terpisah.
Menurut dia, konsol game Microsoft memang sengaja menggunakan strategi merugi karena bertujuan untuk menarik basis pengguna.
Adapun bisnis game Microsoft sendiri sebenarnya mendulang keuntungan dari penjualan game dan layanan berlangganan. Bahkan bisnis game ini diklaim merupakan salah satu divisi yang mengalami pertumbuhan yang cukup pesat di Microsoft.
"Bisnis konsol game mengusung model bisnis subsidi. Keuntungan sendiri berasal dari penjualan game dan layanan berlangganan online," kata juru bicara Microsoft, sebagaimana dikutip KompasTekno dari TheVerge, Jumat (7/5/2/21).
Baca juga: Perbandingan Spesifikasi dan Harga PS5, Xbox Series X, dan Xbox Series S
Dengan bisnis model ini, perusahaan rela merugi demi mendapat keuntungan yang lebih besar. Kerugian itu pun ditutup oleh keuntungan yang diperoleh, bahkan surplus.
Model bisnis seperti ini konon juga diadopsi oleh sejumlah perusahaan konsol game, termasuk Sony.
Kedua perusahaan tersebut menerapkan strategi ini untuk membuat harga konsol game di awal peluncuran "masuk akal" demi menarik pengguna baru.
Nantinya, keuntungan bisnis game, seperti kata juru bicara Microsoft tadi, bisa berasal dari penjualan game (software) dan layanan berlangganan premium yang ditawarkan oleh masing-masing perusahaan tersebut.
Terkini Lainnya
- Oppo Reno 13 Belum Dirilis, tapi Sudah Siap Masuk Indonesia
- Instagram Hapus Fitur "Ikuti Hashtag", Ini Alasannya
- Robot Manusia Ikut Lari "Half Marathon", Finish dengan Sekali Isi Baterai
- Tanda iPhone 16 Dijual Resmi di Indonesia Menguat, Ini Janji Apple
- HP Gaming Asus ROG Phone 9 dan ROG Phone 9 Pro Dirilis, Ini Harganya
- Ponsel ZTE Blade V70 Meluncur, Bawa Kamera 108 MP dan "Dynamic Island" ala iPhone
- Kata POV Sering Keliru di Medsos, Begini Arti yang Benar
- Nvidia Rilis GPU H200 NVL, Gabungan Empat Chip AI H200 dalam Satu Modul
- Oppo Reno 13 Series Meluncur Sebentar Lagi, Ini Tanggal Rilisnya
- China Pamer Roket yang Bisa Dipakai Ulang, Saingi Roket Elon Musk
- Muncul Tulisan Activate Windows Go To Setting, Apa yang Harus Dilakukan?
- Cara Pakai Rumus TRIM di Microsoft Excel dan Contoh Menggunakannya
- Daftar Aplikasi Android Terbaik 2024, ShopeePay Nomor 1 di Indonesia
- 5 Tips Menatap Layar HP yang Aman buat Mata, Penting Diperhatikan
- Aplikasi ChatGPT Kini Hadir untuk Semua Pengguna Windows, Tak Perlu Bayar
- Tanda iPhone 16 Dijual Resmi di Indonesia Menguat, Ini Janji Apple
- PUBG Mobile Kembali ke India dengan Nama Baru
- Skin Gratis Free Fire Sambut Lebaran, Bisa Dipakai Permanen
- Ketika CEO Zoom Kelelahan Rapat Online Akibat "Zoom Fatigue"
- Twitter Perkenalkan Tip Jar, Fitur Baru untuk Kirim Uang
- Peritel Australia Tarik Apple AirTag dari Penjualan demi Keselamatan Anak