Zoom Siapkan Layanan E-mail dan Kalender, Ingin Saingi Google?
- Zoom menjadi primadona tahun ini. Pandemi covid-19 yang mengubah cara manusia berinteraksi membuat penggunaan Zoom meningkat tajam.
Meski mendominasi di pasar layanan video conference, Zoom tampaknya sedang mencari cara untuk memperluas layanan mereka. Baru-baru ini Zoom dilaporkan tengah menyiapkan layanan baru berupa e-mail dan kalender.
Menurut laporan The Information, layanan e-mail berbasis web yang disiapkan Zoom akan diuji coba paling cepat awal 2021 mendatang. Sementara untuk layanan kalender, belum diketahui apakah layanan ini sudah dalam tahap pengembangan atau belum.
Pihak Zoom enggan berkomentar terkait kabar tersebut. Zoom sendiri bukanlah pemain tunggal di industri video conference. Beberapa nama besar seperti Google dan Microsoft juga memiliki layanan serupa.
Baca juga: Zoom Gratis Tidak Dibatasi 40 Menit pada Tanggal-tanggal Ini
Bedanya, Google dan Microsoft memiliki layanan yang lebih lengkap, termasuk e-mail, kalender, dan layanan produktivitas lain yang dibungkus dalam sebuah paket.
Google menjual semua layanan tersebut dalam paket Workspace (pengganti G-Suite), dan Microsoft dengan platform Office 365 miliknya.
Sehingga, keputusan Zoom untuk mengembangkan dua layanan ini boleh jadi langkah yang tepat, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari The Verge, Minggu (27/12/2020).
Laporan The Information juga mengindikasikan bahwa Zoom ingin membuat sebuah "paket lengkap" serupa milik Google dan Microsoft.
Tahun ini, penyedia layanan video conference asal AS ini memang berkembang pesat, bahkan harga sahamnya bahkan naik lebih dari 500 persen.
Dalam laporan keuangan kuartal ketiga (Q3) 2020, Zoom meraup pendapatan sebesar 777,2 juta dollar AS atau sekitar Rp 11 triliun.
Baca juga: Pandemi Covid-19, Pendapatan Zoom Naik Hampir 4 Kali Lipat
Jumlah ini naik signifikan sebesar 367 persen atau nyaris empat kali lipat, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Secara keseluruhan, laba bersih Zoom pada kuartal tersebut adalah 198,4 juta dollar AS (sekitar Rp 2,8 triliun). Sementara, laba kotor turun 66,7 persen.
Pencapaian tersebut dikarenakan hampir seperempat populasi dunia disarankan untuk bekerja dari rumah akibat pandemi.
Namun, jika orang-orang mulai kembali bekerja dari kantor, ada kemungkinan Zoom akan kesulitan untuk mempertahankan bisnisnya di pasar.
Sehingga wajar apabila Zoom memutuskan berekspansi ke layanan e-mail dan kalender agar menjadi "paket lengkap" seperti Google dan Microsoft.
Baca juga: Pendiri Zoom Meeting Jadi Business Person of the Year 2020 Versi Majalah Time
Terkini Lainnya
- Honkai Star Rail 3.0 Meluncur, Ada 7 Update Karakter, Area, dan Mekanisme Game
- 4 Tips Hapus Jejak Digital di Internet dengan Aman
- Pemerintah Berencana Batasi Usia Bermedsos bagi Anak
- DJI Flip Meluncur, "Drone" Mungil Mirip Sepeda Lipat yang Mudah Diterbangkan
- Ambisi Malaysia Jadi Pusat Data Center Asia Terganjal
- Kemenperin Puji Samsung Patuhi TKDN, Sindir Apple?
- 5 Merek HP Terlaris di Dunia 2024 Versi Counterpoint
- Apakah Mode Pesawat Bisa Menghemat Baterai HP? Begini Penjelasannya
- Ada Tonjolan Kecil di Tombol F dan J Keyboard, Apa Fungsinya?
- Cara Kerja VPN untuk Membuat Jaringan Privat yang Perlu Diketahui
- Konsol Handheld Windows 11 Acer Nitro Blaze 8 dan Nitro Blaze 11 Resmi, Ini Harganya
- X/Twitter Akan Labeli Akun Parodi
- Deretan Laptop Baru Asus di CES 2025, dari Seri Zenbook hingga ROG Strix
- 5 Penyebab Tidak Bisa Lihat Profil Kontak WA Orang Lain
- Cara Logout Akun Google Photos dari Perangkat Lain
- Xiaomi Resmi Masuk Klub 100 Miliar Dollar AS
- Samsung Rilis Galaxy A12 di Indonesia, Baterai 5.000 mAh Harga Mulai Rp 2,5 Juta
- Berawal dari Kritikan Jack Ma, China Periksa dan Bentuk Satgas Alibaba
- Telegram Bersiap Pajang Iklan, Setelah Punya 500 Juta Pengguna
- Cuma Hari Ini, Paket Internet By.U 25 GB Harga Rp 50.000