Aliansi Perangkat Lunak BSA Buka Konsultasi Keamanan Siber Gratis

- Menurut data dari lembaga advokasi industri perangkat lunak (software) global, Business Software Alliance (BSA), sekitar 83 persen perusahaan besar di Indonesia diperkirakan menggunakan software yang tidak berlisensi (bajakan).
Atas data tersebut, pekan ini BSA memperkenalkan program kampanye terbarunya yang dijuluki "Legalize & Protect: Asean Safeguard".
Lewat program ini, BSA membuka penawaran konsultasi gratis bagi para perusahaan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, terkait ancaman siber yang berhubungan dengan penggunaan software di perangkat perusahaan.
Baca juga: BSA Rilis Buku Panduan Cegah Serangan Siber, Bisa Diunduh Gratis
Menurut Senior Drector BSA, The Software Alliance APAC, Tarun Sawney, program ini dilatarbelakangi oleh pandemi Covid-19, di mana banyak orang yang kini bekerja dari rumah dan mungkin rentan terhadap berbagai serangan siber.

“Dengan meningkatnya pola kerja jarak jauh melalui platform online, perusahaan dihadapkan pada risiko serangan siber yang lebih tinggi daripada sebelumnya, yang bisa lebih kompleks dan merugikan," ujar Tarun dalam konferensi pers virtual, Selasa (25/8/2020).
Kampanye BSA juga bertujuan untuk mengedukasi perusahaan agar mereka paham tentang bahaya dan risiko penggunaan perangkat lunak tanpa lisensi atau ilegal.
Sebab, di Indonesia, edukasi terkait pentingnya penggunaan software legal, berikut data pribadi, dinilai sangat kurang.
"Masyarakat Indonesia kurang edukasi mengenai risiko dan pentingnya menjaga data pribadi, salah satunya dengan menggunakan perangkat lunak legal agar terhindar dari malware," tutur Staf Ahli Menteri Kominfo, Henri Subiakto di kesempatan yang sama.

Kampanye Legalize & Protect ini sendiri belum dimulai. Tarun menjelaskan bahwa kampanye tersebut bakal dibuka dalam waktu dekat. Apabila telah digelar, proses kampanye ini lantas akan berlangsung selama enam bulan.
Adapun jumlah perusahaan yang menjadi target BSA mencapai 40.000 perusahaan yang berasal dari Vietnam, Indonesia, Thailand, dan Filipina.
Baca juga: Tips Mencegah Serangan Siber Saat Kerja dari Rumah
Meski tidak disebutkan berapa kuota perusahaan asal Indonesia, BSA akan tetap menggelar konsultasi gratis apabila target puluhan ribu perusahaan tadi telah terpenuhi. Lantas, bagaimana cara mendapatkan konsultasi gratis dari BSA ini?
Alur pendaftaran konsultasi gratis
Pertama-tama, para pemimpin atau petinggi perusahaan harus mengunjungi tautan berikut dan klik tombol "Book a free consultation" untuk mendapatkan konsultasi gratis. Kemudian, isi data-data yang dibutuhkan dan klik "Book a free consultation now".
Setelah itu, mereka akan disambungkan dengan agen representatif lokal BSA yang bakal membantu proses konsultasi.
Konsultasi sendiri akan dimulai dengan pengenalan program kampanye BSA, lalu dilanjutkan dengan pengisian halaman survei inventaris perangkat lunak yang terpasang di aneka perangkat milik perusahaan.
BSA mengklaim beragam informasi yang dimasukkan ke dalam halaman survei tersebut akan disimpan baik-baik dan bersifat rahasia.
Baca juga: 4 Cara Menjaga Keamanan Data Pribadi dari Kejahatan Siber
Setelah halaman survei diisi, BSA lantas akan mendeteksi dan memeriksa apakah software yang terpasang memiliki lisensi yang valid atau tidak.
Jika tidak, maka BSA bakal membantu menghubungkan perwakilan perusahaan dengan vendor atau pemasok software yang terdeteksi bajakan, supaya mereka bisa membeli lisensi yang sesuai dan asli.
BSA juga bakal memberikan rekomendasi dan laporan secara menyeluruh terkait penggunaan perangkat lunak perusahaan, baik itu risiko keamanannya, maupun masalah seputar lisensi dan lain sebagainya.
Terkini Lainnya
- Bocoran Spesifikasi HP Xiaomi 15 Ultra, Bawa Kamera Periskop 200 MP
- Ketika Google Mencibir, OpenAI Justru Meniru DeepSeek
- Harga ChatGPT Plus dan Cara Berlangganannya
- Ponsel Lipat Tiga Huawei Mate XT Ultimate Hiasi Bandara Kuala Lumpur Malaysia
- 9 Cara Mengatasi WhatsApp Tidak Ada Notifikasi kalau Tidak Buka Aplikasi
- Fenomena Unik Pakai Apple Watch di Pergelangan Kaki, Ini Alasannya
- 3 Cara Beli Tiket Bus Online buat Mudik Lebaran 2025, Mudah dan Praktis
- Instagram Uji Tombol "Dislike", Muncul di Kolom Komentar
- Video: Hasil Foto Konser Seventeen di Bangkok, Thailand, dan Tips Rekam Antiburik
- ZTE Blade V70 Max Dirilis, Bawa Baterai 6.000 mAh dan Dynamic Island ala iPhone
- 4 HP Android Murah Terbaru 2025, Harga Rp 2 juta-Rp 3 jutaan
- Cara Cek Numerologi di ChatGPT yang Lagi Ramai buat Baca Karakter Berdasar Angka
- 61 HP Samsung yang Kebagian One UI 7
- AMD dan Nvidia Kompak Umumkan Tanggal Rilis GPU Terbarunya
- 15 Masalah yang Sering Ditemui Pengguna HP Android
- Xiaomi Potong Harga Redmi 8, Redmi Note 8, dan Redmi 8A Pro
- Spesifikasi serta Harga Samsung Galaxy Tab S7 dan S7 Plus di Indonesia
- Hari Ini 25 Tahun Lalu Windows 95 Meluncur, Ini Kecanggihannya Kala Itu
- Fall Guys: Ultimate Knockout, Game Battle Royale Kocak yang Naik Daun
- PUBG Mobile Versi 1.0 Segera Dirilis, Ada Update Besar-besaran