Koneksi Internet Terkencang Bisa Unduh Seluruh Isi Netflix dalam 1 Detik
- Tim Peneliti asal University College London (UCL) yang dipimpin Dr. Lidia Galdino dari Departemen Teknik Listrik dan Elektronika UCL sukses memecahkan rekor kecepatan internet tertinggi di dunia.
Bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi Xtera dan KDDI Reasearch, Galdino beserta tim mampu menghasilkan kecepatan transfer data internet mencapai 178 Terabit per detik (178 juta Megabit per detik), dalam sebuah penelitian yang didemonstrasikan di lab.
Sebagai gambaran, dengah kecepatan setinggi itu, jangankan satu episode serial TV atau film, seantero konten di dalam library layanan streaming video Netflix pun bisa diunduh dalam waktu hanya 1 detik.
Baca juga: Netflix Naikkan Harga Langganan di Indonesia Mulai Hari Ini
Kecepatan internet yang dicatatkan para peneliti University College London tersebut diklaim 20 persen lebih kencang dibanding rekor sebelumnya dipegang oleh sebuah tim Jepang.
Untuk bisa mencapai kecepatan 178 Terabit per detik para peneliti menggunakan metode modulasi sinyal baru untukmeningkatkan efisiensi energi gelombang cahaya yang menghantarkan data lewat jaringan fiber optik.
Data ditransmisikan melalui cakupan gelombang cahaya yang lebih luas, dengan bandwidth mencapai 16,8 THz, jauh lebih lebar dibanding infrastruktur fiber optik umumnya yang memiliki bandwith selebar 4,5 THz.
"Keuntungan teknik ini adalah bisa diaplikasikan di infrastruktur yang sudah ada untuk menghemat biaya, lewat upgrade amplifier di jalur fiber optik dengan interval tiap 40-100 km, tulis tim peneliti dalam laporannya.
Ongkos upgrade tiap amplifier dimaksud adalah sekitar 21.000 dollar AS (Rp 309 juta). Keseluruhan biayanya masih lebih rendah dibanding upgrade seluruhjaringan fiber optik di sebuah kota yang bisa mencapai 500.000 dollar AS (Rp 7,3 miliar).
Baca juga: Upacara 17 Agustus Virtual Pertama dan PR Besar Internet Indonesia
Penelitian UCL dilatarbelakangi kebutuhan untuk menangani trafik internet dunia yang semakin lama semakin meningkat. Sejak awal pandemi Covid-19, misalnya, para penyedia layanan akses internet mengalami lonjakan trafik hingga mencapai 60 persen.
Menurut pimpinan tim, Dr. Galdino, sebelum wabah Covid-19 pun, trafik internet telah mengalami peningkatan sangat besar dalam waktu 10 tahun terakhir. Pertumbuhan akan kebutuhan data internet, lanjutnya, didorong oleh harga cost per bit yang makin rendah.
"Teknologi yang kami kembangkan akan membantu menjaga tren low cost, sembari mengakomodir kebutuhan kecepatan data yang terus meningkat," ujar Galdino, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari situs UCL, Senin (24/8/2020).
Terkini Lainnya
- Daftar iPhone yang Kebagian iOS 18, iPhone X Tak Kebagian
- Twit Elon Musk yang Sudah Dihapus Bikin Geram Gedung Putih
- Apple Fanboy Ternyata Enggak Buru-buru Ganti iPhone Baru
- MacOS Sequoia Sudah Bisa Diunduh, Ini Daftar Mac yang Kebagian
- Smartphone Lava Blaze 3 5G Meluncur dengan LED Flash Vibe Light
- iOS 18 Resmi Dirilis Tanpa Apple Intelligence, Ini iPhone yang Kebagian
- Sudah Tersedia, Ini 2 Cara Update iOS 18 di iPhone dan Fitur-fiturnya
- iPhone 16 Pro "Sultan" Dijual Rp 163 Juta, Apa Istimewanya?
- 3 Cara Mencegah Panggilan Tidak Dikenal di HP dengan Mudah dan Praktis
- Cara Login WhatsApp Web dengan Nomor HP, Mudah dan Praktis
- 1 Juta Android TV Box Terinfeksi Malware "Vo1d", Indonesia Terdampak
- AWS Cloud Percepat Inovasi Perbankan Digital di Indonesia
- 2 Cara Ganti Password Gmail dengan Nomor HP yang Tidak Aktif, Mudah dan Praktis
- Cara Bikin Absen lewat Google Form dengan Mudah dan Praktis
- Game Legendaris Flappy Bird Akan Kembali Setelah 10 Tahun Menghilang
- Daftar iPhone Lama yang Kabarnya Bakal Disetop oleh Apple
- Kompetisi E-sports IGC 2020 Masuk Babak Penyisihan, Tersisa 64 Tim
- Tri Luncurkan Kartu Perdana H3RO untuk Gamer, 9 GB Rp 30.000
- Samsung Galaxy Tab S7 dan S7 Plus Sudah Bisa Dipesan di Indonesia, Ini Harganya
- Superhero dari Marvel Bakal Ikut Bertempur di "Fortnite"