Di China, Main Game Online Wajib Pakai Nama Asli
- Ketika sedang membuat karakter baru di dalam game online, tak jarang pemain akan menggunakan nama panggilan (nickname) yang unik dan menarik.
Nickname tersebut nantinya akan menjadi identitas untuk membedakan karakter yang dimiliki oleh pemain satu dengan pemain lainnya. Namun para gamer di China tidak lagi dapat membuat nickname saat bermain game online.
Departemen Publisitas Komite Sentral Partai Komunis China, Feng Shixin mengatakan bahwa game online yang beroperasi di negara tersebut wajib menerapkan sistem otentikasi yang dikelola langsung oleh pemerintah.
Baca juga: Inilah 3 Merek Smartphone yang Paling Sering Dipalsukan di China
Gamer wajib mendaftar ke sistem milik pemerintah sebelum bermain suatu game online. Nama asli yang didaftarkan di sistem pemerintah itu akan dicocokkan dengan identitas (ID) pemain di dalam game.
Kebijakan tersebut dilakukan pemerintah China diduga sebagai upaya dalam membatasi jumlah waktu yang dihabiskan anak-anak dan remaja saat bermain game online.
Lebih lanjut, Feng Shixin menjelaskan bahwa sistem anyar itu akan mulai diterapkan pemerintah China terhitung mulai September mendatang.
Dua perusahaan gaming China, Tencent dan NetEase diketahui telah menerapkan sistem otentikasi ini. Namun, sistem yang dimiliki keduanya dikontrol secara langsung oleh mereka sendiri, tanpa melibatkan campur tangan pemerintah.
China memang dikenal sebagai negara yang ketat memberlakukan aturan-aturan di industri gaming di negaranya. Beberapa waktu lalu, China mewajibkan penerbit game mengirimkan game buatan mereka ke pemerintah pusat, untuk ditinjau sebelum dijual.
Baca juga: China Blokir Twitch, Streaming Game yang Meroket saat Asian Games 2018
Dari kebijakan itu, pemerintah China berhasil memblokir 100-an game yang beroperasi tanpa izin pada awal 2020 lalu. Untuk mencegah pelanggaran lebih lanjut, pemerintah China akan meningkatkan regulasi pemblokiran yang selama ini telah dijalankan.
Ditambah dengan kebijakan penggunaan nama asli, menandakan bahwa pemerintah China semakin khawatir dengan kegiatan gaming yang beroperasi di negaranya.
Pada 2018 lalu, pemerintah China membatasi waktu bermain dan jumlah uang yang dibelanjakan untuk transaksi di dalam game, bagi pemain yang masih di bawah umur, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari The Register, Senin (10/8/2020).
Terkini Lainnya
- Sony Aplha 1 II Diumumkan, Kamera Mirrorless dengan AI dan Layar Fleksibel
- Pengguna Threads Instagram Kini Bisa Buat Tab Feed Khusus Sendiri
- Waspada, Ini Bahayanya Menyimpan Password Otomatis di Browser Internet
- Tabel Spesifikasi Oppo Find X8 di Indonesia, Harga Rp 13 Jutaan
- Facebook Messenger Kedatangan Update Besar, Video Call Makin Jernih
- Apakah Aman Main HP Sambil BAB di Toilet? Begini Penjelasannya
- WhatsApp Rilis Fitur Voice Message Transcripts, Ubah Pesan Suara Jadi Teks
- Cara Mencari Akun Facebook yang Lupa E-mail dan Password, Mudah
- ZTE Nubia Z70 Ultra Meluncur, HP Bezel Tipis dengan Tombol Kamera Khusus
- Spesifikasi dan Harga Oppo Find X8 Pro di Indonesia
- Smartphone Vivo Y300 Meluncur, HP dengan "Ring Light" Harga Rp 4 Jutaan
- Oppo Find X8 Pro Punya Dua Kamera "Periskop", Bukan Cuma untuk Fotografi
- Ini Komponen Apple yang Akan Diproduksi di Bandung
- Inikah Bocoran Desain Samsung Galaxy S25 Ultra "Paling Dekat"?
- Jadwal M6 Mobile Legends, Fase Wild Card Hari Kedua
- Smartphone Lipat Samsung Galaxy Z Fold 2 Resmi Meluncur
- Samsung Galaxy Note 20 dan Note 20 Ultra Resmi Meluncur
- MacBook Mendadak Tidak Bisa Dicas, Apple Menjelaskan
- Ini Daftar Harga Paket Internet Axis Agustus 2020 dan Cara Registrasinya
- Google Jelaskan Mengapa Pixel 4a Tak Punya Versi XL