Induk Perusahaan TikTok Tuduh Facebook Plagiat

- Induk perusahaan TikTok, ByteDance, menuding bahwa Facebook telah melakukan tindakan plagiarisme dan kotor.
Pernyataan tersebut diungkapkan pihak ByteDance saat mengeluhkan betapa kompleks dan banyaknya tekanan TikTok untuk menjadi perusahaan global.
"Lingkungan politik internasional yang intens, benturan konflik dan perbedaan budaya, dan kompetitor Facebook yang plagiat dan kotor," ungkap pihak ByteDance.
ByteDance sendiri tidak menjelaskan lebih lanjut maksud dari pernyataannya yang menuduh Facebook sebagai plagiat tersebut.
Namun sebagaimana diketahui, Facebook sendiri beberapa waktu lalu meluncurkan layanan berbagi video pendek bernama Lasso.
Baca juga: TikTok Ditawar Investor Rp 725 Triliun?
Layanan ini bisa dibilang mirip dengan TikTok. Lasso juga memungkinkan pengguna merekam dan megunggah video pendek berdurasi 15 detik dengan latar belakang musik.
Kendati demikian, usia Lasso tak bertahan lama. Belum juga dirilis secara global, Facebook menutup Lasso awal Juli lalu tanpa alasan yang jelas.
Selain itu, Facebook juga turut menghadirkan fitur serupa di Instagram yang bernama Reels. Saat ini, Reels baru tersedia di beberapa negara seperti Brasil, Perancis, dan Jerman.
Pada Mei lalu, CEO TikTok, Kevin Meyer, mengatakan hal serupa. Ia mengatakan bahwa Lasso dan Reels adalah dua layanan yang meniru TikTok.
"Kami pikir kompetisi yang fair bisa membuat kita lebih baik. Bagi mereka yang ingin meluncurkan produk serupa TikTok, silakan saja. Facebook bahkan merilis produk hasil tiruan lain, Reels, setelah Lasso gagal dengan cepat," kata Kevin.
Tudingan tersebut dilontarkan sebelum Microsoft mengonfirmasi itikadnya untuk membeli TikTok yang beroperasi di wilayah Amerika Serikat.
Baca juga: Microsoft Benarkan Rencana Akuisisi TikTok
Diketahui, CEO Microsoft, Satya Nadella telah berbicara dengan Presiden AS Donald Trump untuk merundingkan kemungkinan membeli TikTok di AS. Microsoft juga berencana membeli TikTok di Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
Sebelumnya, Trump lebih dulu mengancam akan memblokir TikTok di Amerika dengan dalih mengancam keamanan nasional.
Terkini Lainnya
- Elon Musk Dulu Ejek Bentuk Roket yang Bawa Katy Perry ke Luar Angkasa
- Pasar Ponsel Dunia Tumbuh Awal 2025, Berkat Ponsel Samsung dan Apple Ini
- Ini Kelebihan dan Kekurangan e-SIM Dibanding Kartu SIM Seluler Fisik
- iPhone XS Masih Layak Dibeli Tahun 2025? Begini Penjelasannya
- Google Luncurkan Ironwood, Chip AI untuk Inferensi Skala Besar
- Spesifikasi dan Harga iPhone 16 Pro Max Max di Indonesia, mulai Rp 22 Juta
- Samsung Ajak Konsumen Jajal Langsung Galaxy A56 5G dan A36 5G di "Awesome Space"
- Cara Aktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone
- Tidak Ada Batas Waktu, Ini Cara Login dan Aktivasi MFA ASN
- HP Poco F7 Ultra dan F7 Pro Resmi di Indonesia, Harga Termurah Rp 7 Jutaan
- Link Download dan Cara Instal Safe Exam Browser buat Tes Rekrutmen Bersama BUMN 2025
- Momen Katy Perry di Luar Angkasa: Lihat Lengkung Bumi dan Pegang Bunga Aster
- Manuver Intel Selamatkan Bisnis Chip, Jual 51 Persen Saham Perusahaan Hasil Akuisisi
- 6 Cara Mengatasi Kode OTP Invalid saat Aktivasi MFA ASN Digital, Jangan Panik
- Katy Perry ke Luar Angkasa Pakai Roket Bos Amazon, Kembali Selamat dan Cium Tanah
- Mengenal Fitur Zoom 20x di Kamera Vivo X50
- Data Ratusan Ribu Nasabah Kredit Plus Diduga Bocor dan Dijual di Internet
- Google Pixel 4a Resmi Meluncur Tanpa Versi "XL"
- Tips Memanfaatkan Tablet untuk Belajar Online
- Nokia 150 (2020) Resmi Bisa Dibeli di Indonesia, Harga Rp 450.000