cpu-data.info

Sony Xperia Catat Penurunan Terbesar, Hanya Terkirim 400.000 Unit

ilustrasi ponsel Sony Xperia 1 Mark II
Lihat Foto

- Terlepas dari kecanggihan dan spesifikasi tinggi yang dibawa produk buatannya, bisnis smartphone Sony kian lesu dengan angka pengiriman yang makin menurun dari tahun ke tahun.

Pada kuartal I-2020 (Januari-Maret), produsen asal Jepang itu hanya mengirimkan 400.000 unit smartphone Xperia, meleset dari estimasi awal 700.000 unit. Jumlah ini turun 64 persen secara year over year (YoY) dan menjadi penurunan paling besar sepanjang sejarah Xperia.

Baca juga: Tanda Kematian Sony Xperia Semakin Nyata

Selama tahun fiskal 2019, Sony hanya mengirimkan 3,2 juta unit smartphone. Jumlah ini turun 50 persen dari tahun fiskal sebelumnya yang mencapai 6,5 juta unit yang juga hanya separuh dari tahun fiskal 2017 yang mencapai 13,5 juta unit.

Penurunan drastis volume pengiriman smartphone Sony sudah terjadi sejak tahun 2015. Pada tahun fiskal 2015, Sony mengirimkan 24,9 juta unit, turun dari tahun 2014 yang mencapai 39,1 juta unit. Angkanya kemudian turun lagi menjadi 14,6 juta pada tahun fiskal 2016

Grafik pengiriman smartphone Sony Xperia dari tahun ke tahun.Xperiablog Grafik pengiriman smartphone Sony Xperia dari tahun ke tahun.

Dirangkum KompasTekno dari Xperiablog, Jumat (15/5/2020), Sony tidak merilis proyeksi  pengiriman untuk tahun fiskal 2020 dikarenakan wabah Covid-19 yang menyebabkan angkanya jadi makin tidak menentu.

Kendati demikian, beberapa perangkat baru tengah disiapkan tahun ini seperti Xperia 1 II dan Xperia 10 II.

Sony juga mengonfirmasi pabriknya di Thailand dan China telah kembali beroperasi dengan normal. Meskipun, sejumlah mitra di rantai produksi yang ada di Malaysia dan Filipina mengalami masalah operasional.

Baca juga: Sony Resmikan Ponsel Xperia 1 II Sekaligus Umbar Xperia Pro

"(Hal itu) menyebabkan penundaan produksi untuk beberapa produk Sony karena kekurangan stok komponen," kata perwakilan Sony.

Namun tidak disebutkan produk mana yang dimaksud. Sony juga mengakui adanya penurunan penjualan yang signifikan lewat kanal ritel karena pasar Eropa yang kian lesu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat