Lagi-lagi, Aplikasi Berbahaya Ditemukan Beredar di Google Play Store
- Aplikasi berbahaya seakan sulit musnah dari platform Android. Laporan terbaru dari VPN Pro, ada sebanyak 24 aplikasi "nakal" ditemukan di toko aplikasi Google Play Store.
Aplikasi berbahaya ini telah diunduh total 382 juta kali. Pada mulanya, VPN Pro mulai menyelidiki dugaan aplikasi "nakal" ini setelah mencurigai sebuah aplikasi VPN yang dibuat oleh Hi Security.
Setelah ditelusuri, pengembang aplikasi tersebut terafiliasi oleh sebuah perusahaan asal China bernama Shenzen Hawk, anak perusahaan perusahaan asal elektronik besar China TCL Corporation.
Dilaporkan Forbes, sebagian kepemilikian perusahaan ini adalah pemerintah China. TCL Corporation diketahui memiliki lisensi hak manufaktur dari beberapa pabrikan elektronik, seperti Alcatel dan Blackberry.
Setidaknya ada tiga aplikasi VPN yang dibuat Hi Security. Setelah dianalisa, aplikasi tersebut meminta izin yang berlebihan ke sejumlah aplikasi lain dan beberapa di antaranya memuat malware serta rougeware (antivirus palsu).
Baca juga: Hati-hati, 30 Aplikasi Android Ini Diam-diam Curi Data Pengguna
Misalnya saja, untuk aplikasi pemindai antivirus, aplikasi akan meminta izin akses ke kamera ponsel. Padahal logikanya, aplikasi antivirus tidak membutuhkan akses ke kamera, cukup memindai data di perangkat saja.
Ada pula aplikasi prakiraan cuaca yang terinfeksi malware yakni Weather Forecast yang diam-diam mengais jutaan data pengguna dan mengirimkannya ke sebuah server di China.
Beberapa aplikasi juga disebut membuka jendela browser diam-diam dan mengklik iklan dari halaman web tertentu.
Adapun beberapa aplikasi mencurigakan yang ditemukan VPN Pro adalah Super Battery, Super Cleaner yaang dikembangkan oleh by Hawk App.
Ada pula Net Master, Hi VPN, Hi Security yang dikembangkan oleh by Hi Security. Kemudian Candy yang dikembangkan oleh ViewYeah Studio, Gallery yang dikembangkan oleh Alcatel Innovative Lab, serta Weather, Launcher, dan filemanager yang dikembangkan oleh mie-alcatel.support.
Dari total 24 aplikasi yang ditemukan, enam di antaranya meminta akses ke aplikasi kamera dan dua aplikasi dapat mengakses ponsel untuk membuat panggilan suara.
Ada pula 15 aplikasi yang bisa mengakses lokasi GPS dan membaca data di memori eksternal.
Kemudian ada 14 aplikasi yang bisa mengumpulkan data rinci ponsel pengguna sekaligus jaringan selulernya.
Satu aplikasi lain diketahui bisa merekam audio pada perangkat dan masih ada sejumlah aplikasi yang juga bisa mengakses ke daftar kontak milik pengguna.
Belum diketahui motif pasti dari permintaan akses yang mencurigakan oleh aplikasi-aplikasi tersebut. Namun, VPN Pro menduga, data-data yang diperoleh pengembang dijual ke pihak ketiga.
Terkini Lainnya
- Bocoran Isi Proposal 100 Juta Dollar AS Apple ke Kemenperin
- Cara Pakai Rumus CONCAT di Microsoft Excel dan Contoh Penggunaannya
- Sony Aplha 1 II Diumumkan, Kamera Mirrorless dengan AI dan Layar Fleksibel
- Pengguna Threads Instagram Kini Bisa Buat Tab Feed Khusus Sendiri
- Waspada, Ini Bahayanya Menyimpan Password Otomatis di Browser Internet
- Tabel Spesifikasi Oppo Find X8 di Indonesia, Harga Rp 13 Jutaan
- Facebook Messenger Kedatangan Update Besar, Video Call Makin Jernih
- Apakah Aman Main HP Sambil BAB di Toilet? Begini Penjelasannya
- WhatsApp Rilis Fitur Voice Message Transcripts, Ubah Pesan Suara Jadi Teks
- Cara Mencari Akun Facebook yang Lupa E-mail dan Password, Mudah
- ZTE Nubia Z70 Ultra Meluncur, HP Bezel Tipis dengan Tombol Kamera Khusus
- Spesifikasi dan Harga Oppo Find X8 Pro di Indonesia
- Smartphone Vivo Y300 Meluncur, HP dengan "Ring Light" Harga Rp 4 Jutaan
- Oppo Find X8 Pro Punya Dua Kamera "Periskop", Bukan Cuma untuk Fotografi
- Ini Komponen Apple yang Akan Diproduksi di Bandung