Google Maps Tertipu oleh 99 Ponsel di Gerobak
- Meski terbilang canggih, siapa sangka jika layanan peta digital, Google Maps ternyata bisa dikelabui. Seperti yang dilakukan oleh seniman asal Jerman bernama Simon Weckert baru-baru ini.
Weckert melakukan eksperimen membuat kemacetan lalu lintas "palsu" di Google Maps, dengan berjalan kaki mengelilingi kota Berlin menggeret 99 smartphone Android yang ditaruh dalam sebuah gerobak.
Cara itu ternyata berhasil mengelabui Google Maps, hingga membuat aplikasi peta tersebut menampilkan warna merah di jalan yang dilalui Weckert.
Baca juga: Google Maps Mode Menyamar Meluncur, Begini Cara Pakainya
“Tidak ada yang namanya data netral. Data selalu dikumpulkan untuk tujuan tertentu oleh kombinasi orang, teknologi, uang, perdagangan, dan pemerintah,” kata Weckert, dikutip KompasTekno dari 9to5Google, Rabu (5/2/2020).
Lantas, bagaimana hal itu bisa terjadi?
Google memberikan penjelasan tentang kemcetan palsu yang dibuat Weckert. Google menyebut bahwa pihaknya menentukan kondisi lalu lintas dengan menarik data lokasi dari ponsel yang menjalankan aplikasi Google Maps.
Artinya, jika ada ponsel di jalan yang posisinya bergerak lambat, aplikasi akan menerjemahkannya sebagai suatu kemacetan di jalan itu.
Contohnya adalah ponsel yang menjalankan Google Maps di tempat yang sama dan berjalan lambat, maka akan dianggap sebagai kemacetan lalu lintas, seperti yang dilakukan oleh Weckert.
Baca juga: Membandingkan Google Maps dengan Waze, Mana Lebih Baik?
Di beberapa negara, Google mengatakan bahwa pihaknya bisa membedakan data dari penguna yang berpergian dengan mobil dan sepeda motor. Namun, Google mengungkap bahwa saat ini belum bisa membaca data dari ponsel yang ada di gerobak.
"Kami telah meluncurkan kemampuan untuk membedakan antara mobil dan sepeda motor di beberapa negara termasuk India, Indonesia, dan Mesir, tetapi kami belum cukup baik mendeteksi perjalanan dengan gerobak," kata perwakilan Google.
Google juga mengatakan bahwa ke depannya sistem pada Google Maps akan diperbarui dan berkomitmen untuk terus menyediakan layanan peta digital yang paling komprehensif dan akurat.
Terkini Lainnya
- Cara Mengatasi Last Seen WhatsApp Tidak Berubah dengan Mudah dan Praktis
- Qualcomm Umumkan Chip Baru untuk Smart Home dan IoT
- Hati-hati, Hacker Gunakan File ZIP untuk Menyusup ke Windows
- Headphone Vs Earphone, Mana yang Lebih Aman Digunakan?
- Advan ForceOne Rilis di Indonesia, PC AIO dengan AMD Ryzen 5 6600H
- Dampak Memakai Headset Terlalu Sering dengan Volume Tinggi yang Penting Dihindari
- Lantai Data Center Microsoft Pakai Bahan Kayu, Ini Alasannya
- Steam Setop Dukungan Windows 7 dan 8, Gamer Diminta Upgrade ke OS Baru
- AI Baru Buatan Induk ChatGPT Bisa Ambil Alih Komputer Pengguna
- Spotify Mulai Gaji Kreator Video Podcast
- Berapa Lama WhatsApp Diblokir karena Spam? Ini Dia Penjelasannya
- Sejarah Silicon Valley, Tempat Bersarangnya Para Raksasa Teknologi
- YouTube Rilis Fitur Saweran "Jewels", Mirip Coin di TikTok
- Cara Buat Daftar Isi yang Bisa Diklik Otomatis di Google Docs
- Twilio Ungkap Rahasia Cara Memberi Layanan Pelanggan secara Maksimal