RUU PDP, Penyalahgunaan Data Pribadi Diancam Denda Rp 70 Miliar
- Setelah sempat tertunda dari rencana awal pada Desember lalu, Pemerintah pekan lalu telah mengajukan draft RUU Perlindungan Data Pribadi (PDP) ke DPR.
Rancangan undang-undang tersebut memuat serangkaian ketentuan soal bagaimana data pribadi harus diproses, digunakan, dan dilindungi, termasuk pidana atas pelanggaran yang dilakukan oleh perorangan maupun korporasi.
Berdasarkan penelusuran KompasTekno atas Draft final RUU PDP yang memuat 15 bab dan 72 pasal, salah satu hukuman terberat diberlakukan untuk individu yang secara sengaja menyalahgunakan data pribadi orang lain untuk keperluan yang melawan hukum,
Sebagaimana tertuang dalam Bab XIII Pasal 61 ayat 3. Ancaman pidana untuk perbuatan semacam ini adalah denda paling banyak Rp 70 miliar, atau pidana penjara paling lama 7 tahun.
Baca juga: RUU PDP, Sebarkan Data Pribadi Orang Lain Bakal Didenda Rp 20 Miliar
Pasal yang sama memuat ketentuan pidana untuk pencurian data pribadi, yakni orang yang sengaja memperoleh atau mengumpulkan data pribadi bukan miliknya dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain.
Ancaman pidananya, berdasarkan Pasal 61 ayat 1, adalah denda maksimal Rp 50 miliar atau penjara paling lama 5 tahun.
Sementara itu, orang yang dengan sengaja menyebarkan data pribadi yang bukan miliknya dapat menerima pidana penjara hingga 2 tahun atay denda paling banyak Rp 20 miliar.
Lebih lanjut, pasal 64 ayat 1 memuat ketentuan untuk pelanggaran berupa pemalsuan data pribadi untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain. Ancaman pidananya penjara hingga 6 tahun atau denda maksimal Rp 60 miliar.
Kemudian, di ayat berikutnya, penjualan atau pembelian data pribadi diancam pidana penjara hingga 5 tahun atau denda hingga Rp 50 miliar.
Di samping pidana-pidana di atas, pelanggar juga bisa dijatuhi pidana tambahan berupa perampasan keuntungan dan/ atau harta kekayaan yang diperoleh dari tindak pidana dan pembayaran ganti kerugian.
Baca juga: ELSAM: Harus Ada Pengawas UU PDP di Luar Pemerintah
Draft RUU PDP mendefinisikan data pribadi sebagai tiap data tentang seseorang, baik yang teridentifikasi dan/atau dapat diidentifikasi secara tersendiri atau dikombinasi dengan informasi lainnya, baik secara langung maupun tidak langsung melalui sistem elektronik dan/ atau non-elektronik.
Ada dua jenis data pribadi, yakni yang bersifat umum dan spesifik. Data pribadi umum meliputi:
- Nama lengkap,
- Jenis kelamin,
- Kewarganegaraan,
- Agama, dan/ atau
- Data pribadi yang dkombinasikan untuk mengindentifikasi seseorang.
Data pribadi spesifik meliputi:
- Data dan informasi kesehatan,
- Data biometrik, data genetika,
- Dehidupan/ orientasi seksual,
- Pandangan politik,
- Catatan kejahatan,
- Data anak,
- Data keuangan pribadi, dan/ atau
- Data lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
RUU PDP masih harus melalui pembahasan di DPR sehingga kemungkinan bisa ada poin-poin yang berubah dari draft awal.
Terkini Lainnya
- Lupa Password IG setelah Deactive? Begini Cara Mengatasinya
- Video: Challenge Koin Jagat yang Viral di Media Sosial, Rusak Fasilitas Publik hingga Dilarang
- 5 Merek Ponsel Terlaris di Dunia 2024 Versi IDC, Apple dan Samsung Mendominasi
- HP Tecno Spark 30 Pro Rilis di Indonesia Minggu Depan, Ini Bocoran Spesifikasinya
- Dipanggil Komdigi, Pendiri Jagat Janji Ubah Permainan Berburu Koin
- Mantan Bos Google Bikin "Hooglee", Medsos Video Berbasis AI
- Sinyal Mahkamah Agung AS Enggan Selamatkan TikTok
- Oppo Reno 13 Siap Masuk Indonesia Hari Ini, Intip Bocoran Spesifikasinya
- Riset Cisco: Hanya 19 Persen Perusahaan di Indonesia Siap Adopsi AI
- Xiaomi Ungkap Tanggal Peluncuran Redmi Note 14 Series di Indonesia
- Motorola Moto G Power 2025 Meluncur, HP Android Berstandar Militer
- Smartphone Honor Magic 7 Pro Meluncur Global, Punya Fitur Pendeteksi Video "Deepfake"
- Apa Itu Red Note? Aplikasi Pengganti TikTok yang Lagi Ramai di AS
- Viral Video Pria Transaksi Pakai Apple Watch, Apple Pay Sudah Bisa di Indonesia?
- Apakah Menyetujui Cookie di Website Selalu Aman? Ini Penjelasannya