Kominfo Tawarkan Pembangunan "Backhaul" Palapa Ring ke Operator

- Meski proyek Palapa Ring telah sepenuhnya rampung, bukan berarti jaringan internet itu sudah bisa dinikmati begitu saja di daerah pelosok. Masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk menikmati konektivitas itu.
Untuk memanfaatkan jaringan backbone Palapa Ring, perlu dibangun jaringan perantara yang menghubungkan antara backbone dengan BTS milik operator. Jaringan itulah yang disebut sebagai backhaul.
Angka investasi untuk membuat jaringan backhaul pun tak sedikit. Menurut Direktur Utama BAKTI Kominfo, Anang Achmad Latif, harga rata-rata pembangunan backhaul bisa mencapai 15.000 dollar AS per kilometer di darat.
Sementara di laut, harganya bisa dua kali lipat lebih mahal, yakni berkisar antara 45.000 dollar AS sampai 50.000 dollar AS.
Baca juga: Setelah Palapa Ring, Kominfo Kejar Pembangunan 4.000 BTS
Menurut Anang, proses pembangunan backhaul ini akan ditawarkan terlebih dahulu kepada operator-operator seluler dan penyedia layanan internet, yang menyewa jaringan backbone Palapa Ring. Mereka dapat memilih wilayah mana saja yang "seksi" untuk bisnis.
Operator bisa mempertimbangkan wilayah yang akan dibangun berdasarkan perhitungan investasi dan keuntungan. Jika operator kemudian menyerah untuk membangun backhaul di wilayah tertentu, barulah pemerintah akan turun tangan untuk membangun.
"Pemerintah akan membangun (backhaul) setelah operator memutuskan untuk tidak membangun di satu wilayah tertentu," ungkap Anang saat ditemui di kantor Kementerian Kominfo, Selasa (15/10/2019).
"Nanti kami tawarkan dulu mana yang akan dibangun operator, kalau tidak ada, nanti pemerintah yang bangun," imbuhnya.
Berbeda tiap wilayah
Dalam kesempatan yang sama, Andi Agus Akbar, VP Regulatory Management Telkomsel mengatakan bahwa nilai investasi untuk pembangunan backhaul memang akan berbeda berdasarkan wilayah yang dibangun.
Baca juga: Resmi Beroperasi, Ini Daftar Tarif Palapa Ring Barat, Tengah, dan Timur
Menurutnya, pembangunan backhaul di wilayah Papua bisa jauh lebih mahal ketimbang wilayah lain.
"Harga pembangunannya juga pasti berbeda per wilayah. Di Papua pasti lebih mahal. Medannya sulit," ungkap Andi.
Ia pun mengatakan bahwa sebelum memutuskan untuk membangun backhaul di sebuah wilayah, operator akan terlebih dahulu mempertimbangkan dari segi teknis dan bisnis.
"Jadi pertimbangannya teknis dan bisnis aja sih. Tadi pak Anang sudah bilang, mau ditawarkan dulu ke operator mau bangun sendiri atau tidak. Kalau tidak, mau dibangun sama dia (Kominfo). Tapi hitung-hitungannya kan beda nanti. Harganya juga beda," pungkas Andi.
Terkini Lainnya
- Netflix Buka Restoran, Bawa Konsep Serial dan Film Populer
- 2 Cara Menghentikan SMS Spam Iklan Pinjol yang Mengganggu
- Cara Blokir SMS Spam dan Promosi di HP Samsung
- MSI "Pede" Jual Konsol PC Handheld Lebih Mahal dari Asus dan Lenovo
- 4 Cara Bikin Kartu Ucapan Lebaran 2025 untuk Hampers, Cepat dan Bisa Cetak Sendiri
- Unboxing Moto G45 5G, HP Pertama Motorola "Comeback" ke RI
- Tablet "Flagship" Huawei MatePad Pro13.2 Meluncur, Bawa Fitur Olah Dokumen Level PC
- Motorola Resmi Kembali ke Indonesia, Bawa HP Moto G45 5G
- Ponsel Lipat Huawei Mate X6 Meluncur, Harga Rp 31 Jutaan
- Huawei Mate XT Ultimate Resmi Rilis Global, Smartphone Lipat Tiga Harga Rp 60 Juta
- Cara Menghapus Cache di HP Xiaomi dengan Mudah dan Praktis
- iPhone SE Tidak Ada Lagi, Ini Gantinya?
- Begini Kemampuan AI di PC Gaming Handheld MSI Claw 8 AI Plus
- Bocoran 4 Saudara Kembar Oppo Find X9
- 2 Cara Beli Tiket Kapal Feri Online untuk Mudik Lebaran 2025, Mudah dan Praktis