Persaingan Keras, Pabrik Ponsel Terakhir Samsung di China pun Tutup

- Satu per satu pabrik ponsel Samsung di China ditutup. Terakhir, pabrik ponsel Samsung satu-satunya yang tersisa di Huizhou, Guangdong, terpaksa harus mengalami hal serupa.
Pabrik ini menyusul nasib pabrik Samsung di Tianjin yang lebih dulu berhenti. Vendor asal Korea Selatan itu dilaporkan tak sanggup bersaing dengan kompetitor lokal China soal upah buruh. Ditambah lagi ekonomi China sekarang juga melamban.
Media lokal Korea Selatan menyebut pabrik Samsung di Huizhou menampung 6.000 pekerja dan memproduksi sekitar 63 juta unit ponsel pada tahun 2017. Kontribusinya terbilang signifikan terhadap total 394 juta unit ponsel Samsung yang diproduksi pada tahun tersebut.
Baca juga: Mengenal Kang-Hyun Lee, Sosok Pak Haji Pelopor Samsung di Indonesia
Tidak cuma Samsung, beberapa vendor lain memindahkan pabriknya dari China, seperti dihimpun KompasTekno dari Reuters, Kamis (3/10/2019).
Sony misalnya, telah menutup pabriknya di Beijing dan hanya fokus pada pabrikan smartphone di Thailand. Kendati demikian, salah satu vendor asing, Apple, masih tetap mempertahankan pabriknya di Negeri Panda.
"Di China, orang-orang membeli smartphone murah dari merek lokal, sementara untuk high-end mereka membeli Apple dan Huawei," kata Park Sung-soon, analis dari Cape Investment & Securities.
Makin tenggelam
Sebelum menutup pabrik terakhirnya di Huizhou, Samsung sendiri memang sudah semakin tenggelam di China akibat persaingan keras di sana.
Pangsanya di pasaran ponsel pintar Negeri Panda bahkan tidak sampai satu persen pada kuartal II-2019, menurut firma riset Strategy Analytics.
Firma riset itu menyebut market share smartphone Samsung di China dalam periode tersebut hanya 0,7 persen dengan volume penjualan 700.000 unit smartphone.
Baca juga: Alasan Samsung Jorjoran Merilis Ponsel Galaxy A di 2019
Padahal, China merupakan salah satu pasar smartphone terbesar di dunia, menurut beberapa analis pasar. Meski produksinya di China berakhir, Samsung menyatakan tetap akan menjual produknya di sana.
"Produksi perangkat akan direlokasi ke lokasi manufaktur lain, tergantung strategi produksi global kami dan kebutuhan pasar," jelas perwakilan Samsung.
Saat ini, Samsung memang masih berjibaku dalam hal efisiensi. Mereka pun memilih beberapa negara dengan upah buruh rendah seperti India dan Vietnam untuk proses manufaktur dalam beberapa tahun belakangan.
Terkini Lainnya
- Xiaomi Suntik DeepSeek AI ke HyperOS, Ini HP yang Kebagian
- Nugroho Sulistyo Budi Resmi Dilantik Jadi Kepala BSSN
- Bocoran Desain iPhone 17 Pro, Jadi Mirip Ponsel Poco?
- HP Xiaomi Ini Dapat Update 6 Tahun, Dijual di Indonesia
- Foto: 100 Meter dari Panggung Seventeen Bangkok Tetap "Gokil" Pakai Samsung S25 Ultra
- Cara Buat Twibbon Ramadan 2025 di Canva lewat HP dan Desktop
- Garmin Instinct 3 Series Rilis di Indonesia, Kini Pakai Layar AMOLED
- Cara Bikin Kata-kata Kartu Ucapan Lebaran untuk Hampers Lebaran via ChatGPT
- 5 Negara Larang DeepSeek, Terbaru Korea Selatan
- Ini Dia Fitur xAI Grok 3, AI Terbaru Buatan Elon Musk
- Melihat HP Lipat Huawei Mate X6 Lebih Dekat, Layar Besar Bodi Ramping
- Google Didenda Rp 202 Miliar, Pakar Dorong Regulasi Digital yang Lebih Adil
- HP Realme P3 Pro dan P3x 5G Meluncur, Bawa Baterai Besar dan Chipset Baru
- Cara Cari Ide Menu Sahur dan Buka Puasa Otomatis via AI serta Contoh Prompt
- xAI Luncurkan Grok 3, Chatbot AI Pesaing ChatGPT dan DeepSeek