Karyawan Google Dilarang Bahas Politik di Kantor

- Google mengumumkan peraturan baru yang diperuntukkan bagi para pegawainya. Aturan tersebut melarang para Googlers, istilah untuk pegawai Google, untuk berdebat tentang isu politik di ruang kerja.
Mereka juga diminta untuk tidak berkomentar yang tidak pantas tantang informasi perusahaan.
Menurut Google, peraturan itu dibuat agar Googlers bisa saling menghormati dalam komunikasi internal, dengan melarang mereka berkomentar yang bisa membuat pegawai lain meresa tidak diterima.
"Jangan mengejek, nama panggilan, atau menyerang pribadi secara spesifik. Buatlah komentar yang menghormati tentang dan kepada rekan Googlers-mu," tulis aturan baru itu.
Baca juga: Buzzer Politik Diusulkan Jadi Profesi Terlarang di Indonesia
Aturan yang sedikit mirip sebenarnya sudah bergulir tahun lalu, sejak kasus James Damore, yang diketahui pernah mengedarkan memo setebal 10 halaman secara internal yang bernada seksis.
Ia mengatakan karyawan teknisi di Google kurang sesuai jika diisi perempuan. Walhasil, Damore dipecat oleh CEO Google, Sundar Pichai.
"Saat berbagi informasi dan gagasan dengan kolega membantu membangun komunitas, mengganggu hari kerja dengan berdebat tentang politik atau isu terkini tidak (membangun komunitas)," tulis aturan terbaru Google untuk pegawainya.
Beberapa pihak menilai aturan ini akan menekan kegiatan aktivisme di internal.
"Tugas utama kita adalah bertanggung jawab dengan tugas yang telah diberikan saat direkrut, bukan untuk menghabiskan waktu berdebat tentang topik di luar pekerjaan," tulis aturan lainnya.
Menurut Google, hal ini dilakukan untuk menjaga kepercayaan pengguna dan integritas Google sebagai perusahaan teknologi kelas global.
"Bekerja di Google membutuhkan tanggung jawab yang besar. Sangat penting bagi kami menghormati kepercayaan itu dan menjunjung tinggi integritas produk dan layanan kami. Pedoman ini resmi dan berlaku saat keryawan Google berinteraksi di tempat kerja," jawab perwakilan Google.
Google kerap mendapat kritikan dari pegawai internal maupun mantan pegawainya. Salah satunya, mereka menolak Google bekerja sama dengan badan imigrasi AS, seperti Immigration and Customs Enforcement (ICE) dan Customs dan Border Protection (CBP).
Baca juga: 19 Kata yang Hanya Dimengerti oleh Karyawan Google
Hal itu karena dianggap melanggar hak asasi manusia, terkait kebijakan perbatasan AS dengan negara Amerika Latin.
Mantan pegawai Google mengatakan, bekas kantornya sudah lama berusaha menekan diskusi di luar topik pekerjaan oleh karyawannya.
"Gagasan bahwa diskusi tentang kerja sama Google dan CBP serta ICE tidak terkait dengan pekerjaan mereka adalah tidak masuk akal," ujarnya menanggapi isu memo aturan terbaru di internal Google, dilansir KompasTekno dari The Verge, Minggu (25/8/2019).
Terkini Lainnya
- Harga iPhone XR Second Terbaru April 2025, Mulai Rp 4 Jutaan
- HP Android yang Dikunci 3 Hari Terus Menerus Akan Restart Sendiri
- Tanggal "Legal Day One" Efektif Hari Ini, Operator Seluler XLSmart Beroperasi
- SSD Samsung 9100 Pro dan Pro Heatsink Resmi di Indonesia, Harga mulai Rp 3 Jutaan
- 7 Hal yang Perlu Diketahui soal Aktivasi MFA ASN
- Tablet Samsung Galaxy Tab S10 FE Series Siap Masuk Indonesia
- Cara Bikin Foto AI Main PS Bareng Artis via ChatGPT yang Ramai di Medsos
- HP Android Honor Power Meluncur, Bawa Baterai Jumbo 8.000 mAh
- Ketika HP dan Laptop "Dibebaskan" Trump tapi Tetap Mahal di Indonesia
- Mark Zuckerberg Terancam Kehilangan Instagram dan WhatsApp
- 3 Cara Cek HP Support eSIM di Android dan iPhone dengan Mudah
- Elon Musk Dulu Ejek Bentuk Roket yang Bawa Katy Perry ke Luar Angkasa
- Pasar Ponsel Dunia Tumbuh Awal 2025 berkat Ponsel Samsung dan Apple Ini
- Ini Kelebihan dan Kekurangan e-SIM Dibanding Kartu SIM Seluler Fisik
- iPhone XS Masih Layak Dibeli Tahun 2025? Begini Penjelasannya