Google Batalkan Proyek "Dragonfly", Mesin Pencari Khusus China
- Rencana kontroversial Google untuk mengembangkan "Dragonfly", mesin pencari khusus China yang menyertakan sensor dari pemerintah setempat, ternyata telah dihentikan.
Hal tersebut diutarakan oleh seorang eksekutif Google ketika dipanggil untuk bersaksi di hadapan kongres Amerika Serikat, 16 Juli lalu.
Senator Josh Hawley bertanya kepada Google apakah proyek Dragonfly saat ini sedang berjalan atau tidak. "Tidak, senator. Kami telah menghentikannya, " jawab Karan Bhatia, seorang eksekutif Google kepada Komite Kehakiman Senat AS.
Baca juga: CEO Google Buka Suara Soal "Dragonfly", Mesin Pencari Khusus China
Dirangkum KompasTekno dari BBC, Jumat (19/7/2019), saat dikonfirmasi secara terpisah, seorang juru bicara Google membenarkan kabar tersebut.
Ia mengatakan saat ini Google tak memiliki rencana untuk merilis mesin pencari di China dan tidak ada pekerjaan terkait hal tersebut. Artinya, masih ada kemungkinan Google akan kembali melanjutkan proyek Dragonfly di kemudian waktu, bukan "saat ini".
Kabar dihentikannya proyek Dragonfly sebenarnya sudah muncul Desember akhir tahun lalu.
Kala itu sumber internal Google mengungkapkan proyek ini menemui batu sandungan berupa penutupan akses ke halaman 265.com yang dimanfaatkan untuk meneliti perilaku masyarakat China dalam menggunakan mesin pencari.
Google menciptakan sebuah mesin pencari tiruan melalui halaman 265.com tersebut. Dengan mekanisme ini, Google bisa mendapatkan data apa saja yang banyak ditelusuri dalam bahasa Mandarin dan mengetahui kata kunci apa saja yang dilarang oleh pemerintah China.
Proyek Dragonfly dirahasiakan, termasuk dari sebagian besar karwayan Google sendiri yang kemudian memprotes sistem pencari itu karena sistem sensornya dianggap melanggar prinsip kebebasan berpendapat.
Baca juga: Pegawai Google Bikin Petisi Pembatalan Proyek "Dragonfly"
Pada tahun 2018 lalu, setidaknya ada lebih dari 400 karyawan yang menandatangani petisi yang menentang proyek tersebut. Mereka menilai Google seharusnya tidak tunduk dan setuju pada pemerintah China yang ingin menyensor internet dari warganya.
Terkini Lainnya
- 5 Besar Vendor Smartphone Dunia Akhir 2024 Versi Canalys
- OpenAI Rilis Fitur Tasks untuk ChatGPT, Ini Fungsinya
- Motorola Moto G Power 2025 Meluncur, HP Android Berstandar Militer
- Meluncur Besok, Intip Bocoran Harga dan Spesifikasi Oppo Reno 13 di Indonesia
- Viral Video Pria Transaksi Pakai Apple Watch, Apple Pay Sudah Bisa di Indonesia?
- Earbuds Nothing Ear (open) Resmi di Indonesia, Harga Rp 2,5 Juta
- Link Download Red Note, Aplikasi Pengganti TikTok yang Lagi Ramai
- Minggu, TikTok Dikabarkan Tutup Aplikasi di AS
- Induk Facebook PHK 3.600 Karyawan yang Kurang Kompeten
- Bos Instagram Bocorkan Jenis Konten yang Bakal Sering Dimunculkan di IG Tahun Ini
- Pilih Cloud Storage atau Hard Drive, Mana yang Ideal?
- Apa Itu Red Note? Aplikasi Pengganti TikTok yang Lagi Ramai di AS
- Honkai Star Rail 3.0 Meluncur, Ada 7 Update Karakter, Area, dan Mekanisme Game
- 4 Tips Hapus Jejak Digital di Internet dengan Aman
- Pemerintah Berencana Batasi Usia Bermedsos bagi Anak