Produksi Galaxy Note 10 Terganggu Kondisi Politik Korsel-Jepang
- Ponsel flagship teraru Samsung, Galaxy Note 10, siap meluncur pada awal Agustus mendatang. Namun media Korea Selatan mengabarkan bahwa produksi Galaxy Note 10 terganggu kondisi politik Korea Selatan - Jepang.
"Bulan ini, Samsung telah memangkas target produksi chip Exynos sebesar 10 persen, chip itu akan dipakai untuk Note 10," ujar salah satu pejabat Samsung saat diwawancara radio lokal JTBC. Sisa 10 persen yang dipangkas itu akan dikejar produksinya pada bulan depan.
Jepang sedang memberlakukan pembatasan ekspor ke Korea Selatan gara-gara konflik berkepanjangan kedua negara menyangkut kompensasi pekerja paksa Korsel di masa Perang Dunia II.
Pembatasan ekspor diberlakukan terhadap tiga bahan penting yang diperlukan untuk produksi semikonduktor dan layar smartphone di industri teknologi Korea Selatan.
Baca juga: Bocoran Harga Samsung Galaxy Note 10
Padahal, Jepang menguasai sebagian besar pasaran dunia atas bahan dimaksud, yakni fluorinated polymides (90 persen stok dunia berasal dari Jepang), hydrogen fluoride (70 persen), dan photoresist (90 persen).
Pelaku industri teknologi Korsel seperti Samsung, LG Display, dan SK Hynix pun terancam kesulitan bahan baku.
Tindakan Jepang ini disambut gelombang protes oleh para warga Korsel yang menyerukan boikot terhadap produk-produk asal Negeri Sakura tersebut. Tagar #BoycottJapan pun menjadi sempat trending di media sosial di kalangan warganet Korsel.
Baca juga: Korea Selatan Serukan #BoycottJapan di Internet
Galaxy Note 10 sendiri rencananya bakal dirilis di New York, Amerika Serikat (AS) pada 7 Agustus mendatang, dan mulai dijual di Korea Selatan pada 23 Agustus. Samsung mengatakan jadwal peluncuran tidak berubah.
Petinggi Samsung juga telah mengunjungi pabrik rekanan di Jepang minggu lalu untuk berdiskusi dengan para petinggi produsen komponen chip dan layar ponsel.
"Pembatasan perdagangan bisa berefek negatif bagi industri material Jepang, karena perusahaan teknologi Korea menjadi konsumen terbesarnya," kata Lee Su-bin, analis dari Daishin Securities, dirangkum KompasTekno dari The Investor, Selasa (16/7/2019).
Meski demikian, Su-bin memprediksi pemerintah Jepang tidak akan menghentikan total pengiriman ekspor bahan baku chip tersebut, karena bisa merusak pasaran chip global dan industri elektronik.
Baca juga: Dicekik Jepang, Samsung Kesulitan Cari Bahan Baku Chip
Terkini Lainnya
- Game "God of War Ragnarok" PC Resmi Meluncur, Ini Harganya di Indonesia
- Tablet Huawei MatePad Pro 12.2 dan MatePad 12 X Meluncur, Kompak Pakai Layar PaperMatte
- Mengenal Sehat Sutardja, Pionir di Balik Kesuksesan Marvell Technology
- YouTube Rilis Communities, Fitur Mirip Forum untuk Interaksi dengan Penonton
- Cara Login Akun BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO di HP Android dan iPhone
- Sony Mulai Jual Konsol PlayStation 5 Versi Refurbished, Hemat Rp 1 Jutaan
- Google Menang Gugatan di Uni Eropa, Batal Bayar Denda Rp 25 Triliun
- Cara Cek Aktivitas Login Akun Instagram biar Aman
- Advan 360 Stylus Pro Resmi di Indonesia, Laptop Convertible Harga Rp 7 Juta
- HP Realme 13 Pro 5G dan 13 Pro Plus 5G Resmi di Indonesia, Harga Rp 6 Jutaan
- Cara Bikin Ikon Aplikasi iPhone di iOS 18 Jadi Menarik, Warna dan Ukurannya Bisa Diganti
- Pionir Semikonduktor Modern Sehat Sutardja Meninggal Dunia
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel? Ini Dia Langkah-langkahnya
- Mirip TikTok Shop, YouTube Shopping Juga Bisa buat Jualan dan Belanja
- Bikin Video YouTube Shorts Sekarang Lebih Praktis, Dibantu AI