5 Vendor Smartphone Terbesar di Indonesia, Pemain Lokal Goyah
- Pangsa pasar smartphone di Indonesia sedang subur-suburnya. Dari hasil riset Canalys, pangsa pasar smartphone di Tanah Air tumbuh 17,1 persen pada 2018, dengan angka pengapalan 38 juta.
Pertumbuhan ini berdampak pada kompetisi antar vendor yang semakin sengit di Indonesia. Lima besar vendor smartphone di Indonesia mendominasi 80 persen dari total pangsa pasar. Persentase ini tumbuh 65 persen dari tahun lalu.
Dari riset Canalys, industri smartphone Tanah Air masih didominasi vendor asing, sedangkan produk lokal agaknya masih terseok-seok di pasar dalam negeri.
Samsung masih bercokol di posisi pertama vendor smartphone terbesar di Inonesia. Vendor Korea Selatan ini memperlebar jarak dengan vendor China yang mendominasi lima besar.
Baca juga: 2018, Pasar Smartphone Indonesia Tumbuh Dua Digit
Sementara itu, market share vendor asal China tumbuh 21,5 persen pada kuartal IV-2018, di mana persentase itu berada di atas rata-rata pasar. Ada 2,4 juta unit perangkat produksi vendor asal China yang terjual di dalam negeri.
Samsung melamban
Pada kuartal-IV 2018, Samsung meraih market share 25,4 persen. Secara pertumbuhan, Indonesia adalah pasar terkuat Samsung di kuartal ini berkat model baru Galaxy J series yakni J4 Plus dan J6 Plus.
Namun, bila dilihat secara tahunan, pertumbuhan Samsung agak melamban ke angka 15 persen secara year-on-year (YoY) di tahun 2018, dari sebelumnya 20,9 persen di tahun 2017 dan 25,8 persen di tahun 2016.
Samsung masih mengandalkan strategi penjualan secara offline (luring) dengan mekanisme kredit dan promo harga lebih murah untuk produk baru.
Baca juga: Vendor China Kuasai Lebih dari Separuh Pangsa Pasar Indonesia
Khusus di segmen menengah dan low-end, Samsung harus menyusun strategi baru untuk menandingi Xiaomi yang cukup kuat di segmen ini.
Itu sebabnya, tahun 2019, Galaxy A dan M akan menjadi senjata Samsung untuk melawan Xiaomi.
Xiaomi perlu diferensiasi
Xiaomi sendiri mencatatkan angka 2 juta unit penjualan pada kuartal IV-2018. Membuat sang vendor meraup pertumbuhan 139,4 persen secara YoY, tapi mengalami penurunan 3,9 persen secara berurutan.
Sepanjang 2018, vendor China ini menjual 8 juta unit, melesat dari 2 juta unit pada tahun 2017. Kerja sama Xiaomi dengan Erajaya disebut Canalys menjadi salah satu alat marketing vital untuk mempercepat penetrasi sejak kuartal-IV 2017, khususnya pada retail luring.
Xiaomi sempat meluncurkan flagship di bawah nama Pocophone. Namun hal itu tak berdampak pada harga penjualan rata-rata Xiaomi di Indonesia.
Terkini Lainnya
- YouTube Kini Punya Tombol "Hype" untuk Dongkrak Popularitas Kreator Pemula
- Elon Musk Umumkan Blindsight, Inovasi agar Tunanetra Bisa Melihat Lagi
- Game "God of War Ragnarok" PC Resmi Meluncur, Ini Harganya di Indonesia
- Tablet Huawei MatePad Pro 12.2 dan MatePad 12 X Meluncur, Kompak Pakai Layar PaperMatte
- Mengenal Sehat Sutardja, Pionir di Balik Kesuksesan Marvell Technology
- YouTube Rilis Communities, Fitur Mirip Forum untuk Interaksi dengan Penonton
- Cara Login Akun BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO di HP Android dan iPhone
- Sony Mulai Jual Konsol PlayStation 5 Versi Refurbished, Hemat Rp 1 Jutaan
- Google Menang Gugatan di Uni Eropa, Batal Bayar Denda Rp 25 Triliun
- Cara Cek Aktivitas Login Akun Instagram biar Aman
- Advan 360 Stylus Pro Resmi di Indonesia, Laptop Convertible Harga Rp 7 Juta
- HP Realme 13 Pro 5G dan 13 Pro Plus 5G Resmi di Indonesia, Harga Rp 6 Jutaan
- Cara Bikin Ikon Aplikasi iPhone di iOS 18 Jadi Menarik, Warna dan Ukurannya Bisa Diganti
- Pionir Semikonduktor Modern Sehat Sutardja Meninggal Dunia
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel? Ini Dia Langkah-langkahnya