Cara Vendor Ponsel Indonesia Bertahan di Tengah Gempuran Merek China

- Lebih dari separuh pangsa pasar smartphone di Indonesia didominasi vendor ponsel asal China. IDC Indonesia mencatat, secara total, vendor asal China menguasai 56 persen pasaran ponsel pintar Indonesia pada kuartal-III tahun 2018.
Vendor ponsel China yakni Xiaomi, Oppo, dan Vivo, menduduki posisi kedua hingga keempat secara berturut-turut, mendepak posisi vendor ponsel lokal, Advan, yang pada kuartal-III 2017 setahun lalu masih menduduki posisi ketiga.

Baca juga: Vendor Ponsel China Kuasai Lebih dari Separuh Pangsa Pasar Indonesia
Di periode yang sama tahun ini ini, Advan terhempas di posisi kelima dengan pangsa pasar hanya 5 persen. IDC Indonesia menyebut bahwa depresiasi mata uang rupiah mempengaruhi kondisi industri ponsel dalam negeri.
"Merek lokal mengurangi pasokan persediaan untuk meminimalisir risiko kehilangan profit setelah mengantisipasi perlambatan penjualan," sebut IDC Indonesia.
Pemain lokal berusaha bertahan
Gempuran merek China diperparah dengan penetrasi Xiaomi di segmen Ultra-low-end atau ponsel dengan banderol di bawah 100 US dollar atau Rp 1,4 jutaan.
Agresivitas Xiaomi di segmen ini memicu vendor lain seperti Oppo dan Samsung untuk ikut berkompetisi.
Alhasil, merek lokal seperti Advan dan Evercross yang menyasar segmen pasar yang sama pun menjadi kewalahan. Kendati demikian, analis IDC Risky Febrian menyebut bahwa merek ponsel lokal masih berusaha untuk bersaing di negeri sendiri.
"Pemain lokal secara aktif mencari cara untuk mempertahankan posisi di masa depan," tulisnya melalui Twitter.
Beberapa strategi telah diupayakan seperti kolaborasi atau melakukan penawaran khusus. Evercross misalnya, menggandeng XL Axiata untuk menelurkan smartphone seri Xtream yang memfasilitasi penggunanya untuk mengakses YouTube secara unlimited.
Di sisi lain, Advan masih memaksimalkan strategi kampanye pemasarannya. Seperti memberikan potongan harga khusus bagi pelajar.
Baca juga: Keamanan Ponsel Rakitan Lokal Tak Kalah dengan Apple dan Samsung
Secara total, IDC Indonesia mencatat pengiriman smartphone di Indonesia mencapai 8,6 juta unit pada kuartal-III 2018. Jumlah ini menurun 9 persen dari kuartal ke kuartal (QoQ), namun tumbuh 18 persen dari tahun ke tahun (YoY).
Di Indonesia, vendor asal Korea Selatan, Samsung, masih merajai pangsa pasar smartphone Indonesia. Samsung menguasai pangsa pasar sebesar 28 persen pada kuartal-III 2018, turun 2 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Terkini Lainnya
- Netflix Buka Restoran, Bawa Konsep Serial dan Film Populer
- 2 Cara Menghentikan SMS Spam Iklan Pinjol yang Mengganggu
- Cara Blokir SMS Spam dan Promosi di HP Samsung
- MSI "Pede" Jual Konsol PC Handheld Lebih Mahal dari Asus dan Lenovo
- 4 Cara Bikin Kartu Ucapan Lebaran 2025 untuk Hampers, Cepat dan Bisa Cetak Sendiri
- Unboxing Moto G45 5G, HP Pertama Motorola "Comeback" ke RI
- Tablet "Flagship" Huawei MatePad Pro13.2 Meluncur, Bawa Fitur Olah Dokumen Level PC
- Motorola Resmi Kembali ke Indonesia, Bawa HP Moto G45 5G
- Ponsel Lipat Huawei Mate X6 Meluncur, Harga Rp 31 Jutaan
- Huawei Mate XT Ultimate Resmi Rilis Global, Smartphone Lipat Tiga Harga Rp 60 Juta
- Cara Menghapus Cache di HP Xiaomi dengan Mudah dan Praktis
- iPhone SE Tidak Ada Lagi, Ini Gantinya?
- Begini Kemampuan AI di PC Gaming Handheld MSI Claw 8 AI Plus
- Bocoran 4 Saudara Kembar Oppo Find X9
- 2 Cara Beli Tiket Kapal Feri Online untuk Mudik Lebaran 2025, Mudah dan Praktis