cpu-data.info

Trump Berencana Kenakan Pajak, Harga iPhone Terancam Makin Mahal

Presiden AS, Donald Trump.
Lihat Foto


- Presiden AS, Donald Trump, terus memojokkan China dalam kebijakan kerjasama antar dua negara.

Dalam sebuah wawancara awal pekan ini, Trump menyebutkan rencana untuk mengenakan tarif tambahan sebesar 10 persen terhadap produk iPhone dan laptop yang diimpor dari China.

Apple memang mengandalkan rekanan manufakturnya di Negeri Tirai Bambu, Foxconn, untuk urusan memproduksi iPhone yang kemudian dikirim ke AS.

"Saya bisa menetapkan pajak 10 persen, dan masyarakat akan tetap menerima," ujarnya sesumbar, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari CNBC, Kamis (29/11/2018).

Dalam pertemuan G20 Summit di Argentina Januari tahun depan, Trump diagendakan bertemu dengan para pejabat China, termasuk Presiden Xi Jinping, untuk bernegosiasi soal hubungan dagang kedua negara.

Apabila AS dan China tak memperoleh kata sepakat, Trump bakal mengenakan tarif antara 10 persen hingga 25 persen untuk impor barang senilai 267 miliar dollar AS dari China yang selama ini belum dipajaki.

iPhone dan laptop termasuk dalam kategori barang impor yang belum dikenakan tarif ini.

Baca juga: Ini Alasan Trump Kenakan Tarif Impor untuk Produk Teknologi China

Selain itu, ada juga kategori barang-barang impor dari China senilai 200 miliar dollar AS yang sudah dikenakan tarif 10 persen, termasuk pernak-pernik bikinan Apple seperti Home Pod dan Mac Mini.

Tarif 10 persen yang sudah dikenakan ke barang impor senilai 200 miliar dollar AS tadi rencananya akan ikut dinaikkan menjadi 25 persen pada 1 Januari 2019, hanya beberapa hari sebelum jadwal pertemuan Trump dengan Xi Jinping.

Harga iPhone dan produk-produk lain dari Apple pun terancam bakal makin mahal di AS. Trump berharap hal ini bakal mendorong Apple untuk memindahkan produksi perangkatnya dari China ke Amerika Serikat.

Namun, menurut Apple dalam sebuah surat yang sempat dilayangkan ke kantor dagang AS September lalu, rencana tarif justru akan berdampak buruk terhadap para pabrikan dalam negeri AS dan memberi angin kepada kompetitor asing.

"Kekhawatiran kami, AS adalah yang akan terpukul paling keras dan bakal berpengaruh terhadap pertumbuhan serta daya saing," sebut Apple dalam suratnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat