cpu-data.info

Ini Fitur yang "Dirahasiakan" Boeing, Berkontribusi pada Kecelakaan Lion Air JT610?

Ekor dan sayap pesawat generasi terbaru Boeing 737 MAX 8 mendarat di Boeing Field seusai menyelesaikan terbang pertamanya di Seattle Washington, Amerika Serikat, 29 Januari 2016. Pesawat ini merupakan seri terbaru dan populer dengan fitur mesin hemat bahan bakar dan desain sayap yang diperbaharui.
Lihat Foto

- Asosiasi pilot di Amerika Serikat (AS) mengaku baru mengetahui fitur otomatisasi di pesawat Boeing 737 MAX 8 yang diduga berkontribusi dalam kecelakaan Lion Air JT610.

Boeing sendiri baru mengeluarkan buletin keselamatan, tentang bagaimana cara mengatasi masalah jika timbul anomali akibat fitur otomatisasi tersebut.

Baca juga: Dokumen Boeing Beri Petunjuk Kerusakan Pesawat Lion Air JT 610

Fitur otomatisasi yang dimaksud adalah Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS). Fitur ini bekerja secara otomatis, meski pesawat terbang manual (autopilot mati).

Tujuannya mulia, yakni memproteksi pesawat dari manuver yang berbahaya, seperti mengangkat hidung pesawat terlalu tinggi, sehingga mengakibatkan stall.

Namun, fitur otomatisasi ini belum banyak diketahui pilot-pilot B737 MAX, karena tidak tercantum dalam buku manual operasi. Hanya setelah terjadi anomali dan peristiwa Lion Air JT610 terjadi, Boeing baru menjelaskan fitur ini.

Mengapa fitur tersebut harus dipasang? Saat Boeing mendesain B737 MAX, mereka menginginkan mesin yang lebih besar dan lebih hemat, untuk dipasang di pesawat single aisle terbarunya.

737 MAX juga didesain memiliki landing gear yang lebih pendek, sehingga pesawat lebih ceper.

Dengan memasang mesin sedikit agak ke depan dan lebih tinggi, serta memperpanjang roda pendaratan depan (nose landing gear) 8 inci, Boeing mampu memangkas konsumsi bahan bakar sebesar 14 persen.

Perubahan itu juga membuat karakteristik pesawat 737 MAX berbeda dari keluarga 737 sebelumnya (classic: -300, -400, -500, dan Next Generation/NG). Relokasi mesin dan thrust yang lebih besar membuat hidung pesawat cenderung mendongak saat terbang.

Ilustrasi Angle of Attack (AoA).Istimewa Ilustrasi Angle of Attack (AoA).
Boeing pun mengakalinya dengan membuat sistem otomatis yang mengkompensasi gerakan pitch (dongakan hidung pesawat) itu, untuk membantu pilot menurunkan hidung pesawat, saat angle of attack terlalu besar dalam terbang manual.

Angle of attack yang terlalu besar inilah yang berisiko membuat pesawat stall.

Fitur otomatis ini (MCAS) tetap aktif meski pesawat terbang dalam kondisi manual (Autopilot Off).

Sistem MCAS akan menurunkan hidung pesawat dengan cara mengatur roda penyesuaian (trim) agar horizontal stabilizer (sayap kecil di ekor pesawat) berputar, membuat hidung pesawat turun.

Dikutip KompasTekno dari The Air Current, Kamis (15/11/2018), sistem ini hanya akan aktif saat:

  • Angle of attack besar
  • Autopilot off
  • Flap (sirip tambahan di sayap) tidak menjulur keluar
  • Pesawat berbelok terlalu tajam (miring)


Diagram sistem otomatis di 737 MAX untuk menurunkan hidung pesawat.The Air Current Diagram sistem otomatis di 737 MAX untuk menurunkan hidung pesawat.
MCAS akan menggerakkan horizontal stabilizer ke atas sebesar 0,27 derajat per detik. Sudut terbesar yang bisa dibuat adalah 2,5 derajat, yang membutuhkan waktu 9,26 detik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat