Facebook Didesak Pisahkan WhatsApp, Instagram, dan Messenger

- Sebuah petisi dari grup advokasi meminta Komisi Perdagangan Federal AS (FTC) mendesak Facebook memecah anak-anak perusahaannya. Desakan yang disuarakan koalisi tersebut dimaksudkan untuk menghentikan upaya monopoli media sosial yang dilakukan Facebook.
Mereka menginginkan agar WhatsApp, Instagram, dan Messenger, masing-masing berdiri sendiri, lepas dari naungan Facebook. FTC juga diminta untuk mendesak Facebook mengembalikan kebebasan untuk tetap berkomunikasi dengan media sosial lain, serta memperkuat implementasi aturan privasinya.
"Facebook mempunyai kekuatan radikal yang kuat di atas model bisnis yang memperdaya dan memanipulasi penggunanya," jelas direktur Citizens Against Monopoly, Sarah Miller.
Ia mengatakan jika FTC memiliki wewenang untuk menghidupkan kembali persaingan, pilihan menggunakan media sosial, dan kompetisi jejaring media sosial. Miller berharap FTC harus membebaskan pengguna dari cengkraman monopoli Facebook.
Baca juga: Facebook dan Twitter Perketat Iklan Berbau Politik
Facebook yang saat ini memiliki 2,2 miliar pengguna, tengah mendapat kritikan dari berbagai pihak setelah skandal Cambridge Analytica menyeruak. Kongres sendiri berujar akan membuat regulasi untuk Facebook, sementara investigasi skandal penyalahgunaan 87 juta data pengguna oleh Cambridge Analytica tetap berlanjut.
Di sisi lain, FTC juga menyelidiki pelanggaran yang dilakukan Cambridge Analytica serta apakah Facebook melanggar perjanjian tahun 2011 tentang perlindungan privasi pengguna. Bos Facebook, Mark Zuckerberg berjanji untuk memperketat keamanan iklan online, setelah operator Rusia dilaporkan mengeksploitasi iklan tersebut selama pilpres AS 2016.
Co-Founder dan Direktur Eksekutif Demand Progress, David Segal mengatakan berbagai pelanggaran dan skandal yang dialami Facebook secara tidak langsung memengaruhi ekonomi dan politik.
"Inilah saatnya FTC dan regulator lain serta pembuat kebijakan untuk melakukan konfrontasi terhadap kekuasaan Facebook dan monopoli platform online-nya,", jelas Segal, sebagaimana KompasTekno rangkum dari USA Today, Selasa (29/5/2018).
Pihak Facebook menanggapi tuduhan monopoli yang dialamatkan ke perusahaan jejaring raksasa tersebut.
"Facebook berada di dalam lingkungan yang kompetitif di mana orang-orang yang menggunakan aplikasi kami, di saat yang sama mereka juga menggunakan layanan gratis lainnya," tulis Facebook dalam pernyataannya.
Menurut Facebook, rata-rata orang menggunakan delapan aplikasi berbeda untuk berkomunikasi dan tetap terhubung dengan kerabatnya secara online. Pihaknya juga mendukung regulasi privasi yang cerdas dan usaha untuk memudahkan penggunanya mengambil data mereka ke layanan lain.
"Namun, alih-alih menunggu, kami telah menyederhanakan kontrol privasi dan mengenalkan cara baru untuk orang-orang bisa mengakses data mereka dan menghapusnya, atau mengambil data mereka," jelas Facebook.
Terkini Lainnya
- Ini Perkiraan Harga iPhone Lipat Pertama
- 7 Penyebab Battery Health iPhone Turun Drastis yang Perlu Diketahui
- Google Tiru Fitur Browser Samsung Ini untuk di Chrome
- Cara Beli E-SIM Tri, Harga, dan Aktivasinya
- 2 Cara Mengaktifkan E-SIM XL dengan Mudah dan Praktis
- Cara Migrasi Kartu SIM Fisik ke E-SIM Telkomsel via Online, Mudah dan Cepat
- Samsung Galaxy M56 5G Meluncur, Bawa Bodi Tipis dan Datar
- Nvidia Hadapi Kerugian Rp 92 Triliun Imbas Ekspor Chip Dibatasi
- WhatsApp Siapkan Fitur Baru, Orang Lain Tak Bisa Simpan Foto dan Video Kita
- Video Lama Ungkap Alasan Bos Apple Pilih Rakit iPhone di China
- Jadwal MPL S15 Minggu Ini, Ada "Derby Klasik" RRQ Hoshi vs Evos Glory
- Hadiah Kompetisi E-sports EWC 2025 Tembus Rp 1 Triliun
- iPhone 6s Kini Masuk Kategori HP Lawas
- Meta Tambah Keamanan Akun Instagram Remaja Indonesia, Batasi Live dan DM
- Arti Logo XLSmart, Operator Seluler Hasil Merger XL-Smartfren