cpu-data.info

Android Ber-chipset Snapdragon Bakal Makin Murah?

Chipset Qualcomm Snapdragon 450.
Lihat Foto

- Sengketa biaya lisensi teknologi antara Qualcomm dan Apple terus berlanjut. Dalam perkembangan terbaru pekan ini, Qualcomm mengumumkan bakal memangkas biaya royalti bagi pabrikan-pabrikan handset yang memakai produk teknologinya.

Samsung selaku salah satu klien besar Qualcomm, dilaporkan sudah membayar royalti lebih sedikit atau lebih murah ke Qualcomm. Sementara, Qualcomm sendiri menurunkan proyeksi pendapatan bisnis lisensi, akibat pemangkasan biaya royalti tersebut.

Apakah ini berarti harga handset yang memakai teknologi Qualcomm seperti chip modem, SoC Snapdragon, dan 4G bakal mengalami penurunan, alias makin dijual murah? Boleh jadi, tapi belum tentu pula, karena harga jual akhir ke konsumen ditentukan oleh banyak faktor.

Pendapatan bisnis lisensi Qualcomm untuk kuartal yang sedang berjalan diproyeksikan menurun sebanyak 300 juta dollar AS, hingga menjadi 950 juta dollar AS saja.

Sementara, total pendapatan perusahaan diperkirakan sebesar 5,2 miliar dollar AS untuk kuartal berjalan yang berakhir pada Juni 2018 mendatang, di bawah estimasi analis yang sebesar 5,28 miliar dollar AS.

Tarik persenan

Qualcomm menarik biaya lisensi berdasarkan persentase, dikalikan dengan harga jual perangkat. Walhasil, semakin tinggi harga jual ponsel, semakin banyak pula royalti yang direguk.

Baca juga: Ponsel ZTE Tak Bisa Pakai Chip Qualcomm

Qualcomm bisa mendapat pendapatan royalti lebih banyak dari ponsel berharga 500 dollar AS ketimbang yang berharga 200 dollar AS, meskipun keduanya menggunakan komponen yang sama dari Qualcomm.

Inilah pangkal persoalan hukum antara Apple dan Qualcomm. Pabrikan perangkat berharga mahal seperti Apple terpaksa membayar biaya royalti yang tinggi ke Qualcomm. Dalam gugatan hukumnya yang dilayangkan awal tahun 2017, Apple menyatakan menolak membayar biaya royalti yang diminta Qualcomm.

Qualcomm berupaya mencari penyelesaian, antara lain dengan menurunkan biaya royalti yang ditarik dari pabrikan handset. Dalam pemangkasan terbaru minggu ini, perusahaan tersebut menurunkan batasan harga dasar ponsel yang membayar lisensi maksimal sebesar 400 dollar AS.

Dengan kata lain, pabrikan perangkat berharga di bawah 400 dollar AS bisa membayar biaya royalti lebih murah. Sementara, pabrikan perangkat peremium berharga di atas 400 dollar AS pun hanya perlu membayar biaya royalti maksimal, setara yang dibayarkan ponsel 400 dollar AS.

Pemangkasan harga dasar ponsel untuk acuan royalti ini bakal paling menguntungkan para pabrikan yang memproduksi perangkat berbanderol mahal dan volume penjualan besar, macam Apple dan Samsung. Sebelumnya, harga dasar ponsel untuk acuan royalti Qualcomm adalah 500 dollar AS.

Selain itu, pada November 2017, Qualcomm menurunkan harga lisensi paten-paten standard essential menjadi sebesar 3,25 persen, termasuk untuk teknologi wireless 5G

Terancam ditinggal

Qualcomm adalah penyedia komponen chip mobile terbesar du dunia. Qualcomm juga memiliki paten teknologi dasar (standard essential) yang dipakai di berbagai aspek jaringan seluler.

Karena itulah, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Cnet, Jumat (27/4/2018), Qualcomm mendapat pendapatan besar dari lisensi teknologi dan produk-produknya ke pabrikan handset. Tapi Qualcomm menarik biaya lisensi ini berdasarkan harga jual keseluruhan perangkat, bukan per komponen.

Apple pun menolak membayar royalti ke Qualcomm karena merasa biaya terlalu tinggi dan tidak fair. Vendor berlambang buah apel tergigit itu bahkan dilaporkan hendak beralih ke pabrikan chip lain untuk memenuhi kebutuhan di gadget macam iPhone dan iPad.

Baca juga: iPhone Dikabarkan Akan Mulai Memakai Chip Intel Tahun Ini

Kabar terakhir menyebutkan, Apple berencana meninggalkan Qualcomm sepenuhnya pada iPhone baru yang akan meluncur tahun ini. Namun, hal itu agaknya urung terjadi karena pabrikan alternatif macam Intel belum bisa memenuhi angka kebutuhan Apple.

Qualcomm juga melaporkan tengah berdiskusi untuk mencari solusi dengan pelisensi lain yang menolak membayar royalti seperti Apple. Nama sang pelisensi ini tak disebutkan, tapi disinyalir tak lain merupakan Huawei, pabrikan smartphone terbesar ketiga di dunia setelah Samsung dan Apple.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat