Tidak Manut, Telegram Diblokir di Negara Asalnya
- Aplikasi pesan instan Telegram populer digunakan lantaran memiliki keamanan rahasia yang terjamin. Ini dikarenakan adanya fitur enkripsi pesan sehingga pesan yang dikirim sulit untuk diretas orang lain.
Meski jadi keunggulan, sistem keamanan inilah yang membuat Telegram diblokir di negara asalnya. Sebuah pengadilan di Tagansky, Moscow, Rusia memutuskan memblokir Telegram karena menolak memberikan kunci enkripsi pada kepolisian Federal di Rusia.
Menurut hakim setempat, Yuliya Smolina, Telegram dianggap sebagai platform dan media penyebar informasi di Rusia. Oleh karena itu, Telegram harus manut serta tunduk pada regulasi setempat dengan, memberikan akses pada pemerintah untuk melacak hal-hal berbau terorisme yang dibicarakan melalui platform tersebut.
Memang, sisi keamanan Telegram ini seringkali disalahgunakan oleh para teroris. Platform yang bisa menampung anggota grup dalam jumlah ribuan ini juga seringkali dimanfaatkan pelaku terorisme untuk bertukar pesan seputar rencana serta gerakan mereka selanjutnya.
Baca juga: Wanita Misterius Jadi Perwakilan Telegram di Indonesia
Di Rusia sendiri penggunaan Telegram semakin populer. Tak hanya rakyat biasa, pejabat pemerintah pun kerap menggunakan aplikasi ini untuk berkomunikasi sebagaimana dikutip KompasTekno dari PocketNow, Sabtu (14/4/2018).
Kendati sudah mendapat kecaman dari berbagai pihak, pendiri Telegram Pavel Durov tetap bergeming. Ia tetap menegaskan bahwa privasi merupakan bagian dari hak azasi manusia dan tak dapat diperjualbelikan. Ia bersikeras untuk memertahankan keamanan Telegram dari pihak manapun termasuk pemerintah Rusia.
Di Indonesia sendiri pada 2017 lalu pun Telegram sempat diblokir oleh Kominfo, salah satu alasannya adalah karena Telegram banyak digunakan oleh teroris untuk berkomunikasi.
Hingga saat ini tercatat ada lebih dari 200 juta pengguna Telegram di seluruh dunia. Sejak awal berdiri, layanan chatting ini mengedepankan diri sebagai platform yang aman dari intipan luar.
Telegram memiliki fitur enkripsi end-to-end yang dapat mencegah pesan dicegat dan dibaca kecuali oleh pengirim dan penerima. Selain itu fitur channel pada Telegram bersifat terbuka untuk publik dan bebas diikuti oleh pengguna. Karena itulah channel ini seringkali disalahgunakan oleh pelaku terorisme untuk menyebar propaganda.
Terkini Lainnya
- Oppo Rajai Pasar Ponsel Indonesia Kuartal III-2024, Ini Daftar 5 Besarnya
- APK Bukan Singkatan dari “Aplikasi”, Begini Arti Sebenarnya
- Bangun Tidur Jangan Langsung Membuka HP, Begini Dampaknya
- Oppo Find X8 Series Meluncur Global 21 November di Bali
- Beda Smart TV, Android TV, dan Google TV, Kenali sebelum Beli
- Daftar 10 Smartphone Terlaris 2024, iPhone 15 Juaranya
- 15 Rumus Dasar Microsoft Excel yang Paling Sering Dipakai
- 5 Manfaat Cloud Computing yang Perlu Diketahui
- 60 Link Download Twibbon Hari Kesehatan Nasional 2024 dan Cara Buatnya Sendiri
- Game NBA 2K25: MyTeam Android dan iOS Diumumkan, Meluncur Bulan Ini
- Monitor Samsung ViewFinity S9 Rilis di Indonesia, Ini Harganya
- Ketagihan Scrolling TikTok? Ini Dia Dampaknya pada Kesehatan
- TWS JBL Tour Pro 3 dan JBL Live 3 Meluncur di Indonesia, Punya Charging Case Layar Sentuh
- Hands-on Cincin Pintar Samsung Galaxy Ring, Desain Mewah, Bobot Ringan
- Arti Istilah “Very Demure, Very Mindful” yang Ramai di Media sosial