Lebih dari Separuh "Generasi Z" Kecanduan Ponsel

- Berdasarkan laporan penelitian yang dipublikasi Motorola, 53 persen (lebih dari separuh) remaja yang dikategorikan sebagai Generasi Z menganggap ponsel layaknya teman baik mereka sendiri.
Sekadar Informasi, Generasi Z mengacu pada remaja yang lahir setalah tahun 1995 hingga 2014. Generasi ini dikategorikan sebagai kelompok yang melek informasi, karena dibesarkan bersama dengan perkembangan digital.
Bagaikan teman baik yang tak terpisahkan, para remaja generasi Z tidak bisa jauh dari ponselnya. Menurut pengakuan, tiga dari empat generasi Z merasa panik ketika kehilangan ponselnya. Alhasil, enam dari sepuluh generasi Z cenderung lebih sering memeriksa ponselnya daripada kelompok usia lain.
Celakanya lagi, sebagian besar dari mereka tidak menyadari jika sedang kecanduan. Sebab hanya 44 persen dari mereka mengaku sadar jika menghabiskan terlalu banyak waktu bersama ponselnya. Sisanya menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar.
Tidak hanya itu, 66 persen dari mereka bahkan merasa baik-baik saja dengan perilakunya selama ini. Hanya 34 persen generasi Z yang menyadari bahwa mereka bisa lebih bahagia jika menghabiskan waktu lebih sedikit dengan gadget-nya.
Isu kecanduan ponsel pada remaja dan anak di bawah umur sebetulnya sudah dikaji sejak lama. Awal tahun lalu, dua orang investor Apple bahkan menuntut produsen iPhone X untuk menyelesaikan isu ini.
Hal tersebut ditanggapi oleh Apple dengan mulai menciptakan fitur yang lebih "sehat" untuk mengobati kecanduan ponsel pada anak bawah umur.
Baca juga: Apple Siapkan Fitur Kontrol Kecanduan Ponsel pada Anak
Meski begitu, Apple tidak menjanjikan akan membuat kajian tahunan untuk mengatasi ketergantungan ponsel pada anak di bawah umur.
Sekedar tambahan, ketergantungan terhadap smartphone seringkali dikaitkan dengan sejumlah penyakit, seperti dikutip KompasTekno dari Android Authority, Sabtu (24/2/2018). Di antaranya adalah gangguan tidur, gangguan fungsi memori, depresi, hingga kematian.
Terkini Lainnya
- Bocoran Spesifikasi HP Xiaomi 15 Ultra, Bawa Kamera Periskop 200 MP
- Ketika Google Mencibir, OpenAI Justru Meniru DeepSeek
- Harga ChatGPT Plus dan Cara Berlangganannya
- Ponsel Lipat Tiga Huawei Mate XT Ultimate Hiasi Bandara Kuala Lumpur Malaysia
- 9 Cara Mengatasi WhatsApp Tidak Ada Notifikasi kalau Tidak Buka Aplikasi
- Fenomena Unik Pakai Apple Watch di Pergelangan Kaki, Ini Alasannya
- 3 Cara Beli Tiket Bus Online buat Mudik Lebaran 2025, Mudah dan Praktis
- Instagram Uji Tombol "Dislike", Muncul di Kolom Komentar
- Video: Hasil Foto Konser Seventeen di Bangkok, Thailand, dan Tips Rekam Antiburik
- ZTE Blade V70 Max Dirilis, Bawa Baterai 6.000 mAh dan Dynamic Island ala iPhone
- 4 HP Android Murah Terbaru 2025, Harga Rp 2 juta-Rp 3 jutaan
- Cara Cek Numerologi di ChatGPT yang Lagi Ramai buat Baca Karakter Berdasar Angka
- 61 HP Samsung yang Kebagian One UI 7
- AMD dan Nvidia Kompak Umumkan Tanggal Rilis GPU Terbarunya
- 15 Masalah yang Sering Ditemui Pengguna HP Android