CEO Go-Jek Bicara soal IPO dan Masa Depan Go-Pay
- Layanan ride-sharing Go-Jek berencana menawarkan saham ke publik alias initial public offering (IPO). Hal ini dikemukakan CEO Go-Jek, Nadiem Makarim, dalam sebuah acara konferensi di Jakarta.
“Kami tentu saja akan IPO,” ujarnya. Kendati begitu, ia mengatakan belum akan merealisasikan rencana itu dalam waktu dekat.
“Semoga dalam beberapa tahun ke depan,” ia menambahkan.
Go-Jek yang tadinya fokus di bisnis transportasi online kini bertransformasi lintas sektor. Melalui fitur Go-Food, Go-Jek menciptakan raksasa pengiriman makanan terbesar di Indonesia.
Fitur-fitur lainnya seperti Go-Mart Go-Send, Go-Tix, Go-Box, hingga yang tergabung dalam Go-Life (Go-Clean, Go-Glam, dll), mampu mengubah hidup masyarakat modern menjadi lebih praktis dan efisien.
Baca juga: CEO Go-Jek Berambisi Jadikan Go-Pay Platform Transaksi Masa Depan
Apalagi Go-Jek memiliki dompet digital Go-Pay yang mempermudah transaksi pengguna. Tak perlu lagi ribet membawa duit fisik ke mana-mana.
Fokus kembangkan Go-Pay
Ke depan, kata Nadiem Makarim, tujuan Go-Jek adalah memungkinkan pengguna membayar hal-hal lain di luar ekosistem layanannya dengan menggunakan Go-Pay. Dengan begitu, cakupan pemakaian Go-Pay bisa lebih luas dan lintas kalangan.
“2018 akan jadi tahunnya Go-Pay,” kata Nadiem Makarim, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Jumat (8/12/2017) dari Bloomberg.
Baca juga: Go-Pay Bakal Dibuka untuk Merchant di Luar Go-Jek
Untuk itu, Go-Jek terus menggencarkan kerja sama dengan merchant offline maupun online di Indonesia sehingga Go-Pay bisa diterima. Cita-cita besarnya menciptakan masyarakat cashless.
“Kami ingin melihat orang-orang Indonesia berjalan-jalan, mengambil Go-Jek untuk moda transportasi keliling kota tanpa memikirkan apakah mereka bawa dompet atau tidak,” ia menjelaskan.
Kompetisi sengit
Kompetisi layanan pembayaran digital di Indonesia mulai gesit. Salah satu yang paling head-to-head dengan GoPay adalah GrabPay karena sama-sama berasal dari layanan ride-sharing.
Kendati begitu, T-Cash milik Telkomsel dan TokoCash milik Tokopedia juga sedang gencar memicu masyarakat Indonesia beralih ke dompet digital. Pemain-pemain ini berlomba menjadi layanan pembayaran digital terbesar di Tanah Air.
Menanggapi hal ini, Nadiem Makarim mengatakan tantangan terbesarnya adalah tak memiliki sumber daya yang cukup untuk mengeksekusi ambisi-ambisi Go-Jek.
“Dulu tantangan kami adalah kompetisi, tapi sekarang sudah tidak,” kata dia.
Indonesia sendiri menempati urutan keempat sebagai negara berpopulasi terpadat dengan masyarakat muda dan melek teknologi alias tech-savvy. Ironisnya, Indonesia adalah negara kedua dengan ketergantungan terbesar pada duit kas menurut World Bank.
Terkini Lainnya
- Monitor Samsung ViewFinity S9 Rilis di Indonesia, Ini Harganya
- Beda Smart TV, Android TV, dan Google TV, Kenali Sebelum Beli
- Ketagihan Scrolling TikTok? Ini Dia Dampaknya pada Kesehatan
- TWS JBL Tour Pro 3 dan JBL Live 3 Meluncur di Indonesia, Punya Charging Case Layar Sentuh
- Hands-on Cincin Pintar Samsung Galaxy Ring, Desain Mewah, Bobot Ringan
- Arti Istilah “Very Demure, Very Mindful” yang Ramai di Media sosial
- OS Android Semakin Ditinggalkan di China, Ini Gantinya
- LG Pamer Layar Lentur seperti Karet, Bisa Dipasang di Pakaian
- Harga Bitcoin Cetak Rekor Tertinggi Lagi, Efek Kemenangan Donald Trump
- Servis HP Makin Mudah! FazzFix Resmikan Gerai Pertama di Jambi
- AS Minta Pabrik Semikonduktor TSMC Tahan Ekspor Chip 7 Nm ke China
- Ilmuwan Temukan Cara Pulihkan Baterai yang Sudah "Drop"
- Pria di AS Minta Ganti Rugi ke Intel karena PC-nya Sering Error
- Ponsel ZTE Nubia Focus Pro 5G Resmi di Indonesia, Kamera 108 MP dengan Capture Button
- 5 Cara Mengosongkan Penyimpanan Google Drive yang Penuh, Mudah dan Praktis