China Hapus Skype dari Toko Aplikasi Apple
- Skype menjadi salah satu 'korban' pemblokiran platform media sosial yang dilakukan oleh pemerintah China. Pemblokiran Skype menyusul aplikasi lain yang telah diblokir sebelumnya, seperti Facebook, Telegram, Twitter, Snapchat, Line, dan WhatsApp.
Platform komunikasi berbasis Voice over IP (VoIP) ini diketahui tidak muncul lagi di toko aplikasi milik Apple App Store pada awal November.
"Kami telah diberitahu oleh Kementrian Kemanan Publik bahwa beberapa aplikasi berbasis Voice over IP (VoIP) tidak memenuhi peraturan hukum lokal (China). Sebab itulah, aplikasi-aplikasi tersebut dihapus dari toko aplikasi di China", jelas juru bicara Apple dirangkum KompasTekno dari Digital Trends, Kamis (23/11/2017),
Microsoft sebagai induk Skype pun merespon kejadian ini. Mereka mengatakan jika Skype hanya dihapus sementara dari App Store. Pihaknya masih berupaya untuk mengembalikan Skype sesegera mungkin, namun belum dijelaskan lebih lanjut langkah apa yang akan ditempuh Microsoft.
Baca juga : China Blokir Koneksi Internet Apple Watch
Selain di App Store, Skype juga tidak muncul di toko aplikasi pihak ketiga yang dimiliki produsen smartphone China, seperti Huawei dan Xiaomi.
Meskipun telah dihapus, layanan Skype yang telah terpasang masih bisa berfungsi di China.
Artinya, Skype belum sepenuhnya diblokir. Pemblokiran Skype secara total sepertinya hanya menunggu waktu, mengingat kebijakan Great Firewall yang digencarkan pemerintah China.
Great Firewall merupakan istilah yang digunakan dalam sistem sensor internet di China.
Kebijakan ini adalah bagian dari Golden Shield Project atau proyek kemanan kerja nasional untuk informasi publik (National Public Security Work Information Project).
Pemerintahan Presiden China, Xi Jinping memang sangat ketat mengatur media sosial dan teknologi berkirim pesan di Negeri Tirai Bambu. Mereka ingin mengontrol seluruh konten dan komunikasi dalam negaranya. Seperti diketahui, sebelumnya aplikasi pesan instan seperti WahtsApp, Line, dan Telegram sudah diblokir pemerintah China.
Baca juga : China Blokir WhatsApp
Pemerintah China beralasan layanan aplikasi tersebut menggunakan end-to-end encryption yang menyulitkan pemerintah untuk mengawasi aktivitas berkomunikasi warganya. Sebab end-to-end encryption hanya mengijinkan pengirim dan penerima pesan saja yang dapat memperoleh informasi yang terkirim.
Pihak ketiga, baik WhatsApp sendiri maupun otoritas negara tidak akan bisa mengakses informasi tersebut. Selain itu aplikasi-aplikasi tersebut tidak mensyaratkan para penggunanya untuk menggunakan nama asli, di mana hal tersebut bertentangan dengan peraturan pemerintah China.
Terkini Lainnya
- 5 Alasan Gen Z Suka Sering Pakai Fitur DnD di Ponsel
- Cara Pakai Rumus UPPER, LOWER, dan PROPER di Microsoft Excel
- Indonesia Lolos Grand Final PUBG Mobile PMGC 2024, Satu Wakil Tersisa
- 6 Tips Ampuh biar Baterai HP Cepat Terisi Penuh
- Sharp Rilis Deretan Speaker Baru di Indonesia, Harga mulai Rp 2 Jutaan
- Telkomsel Pakai Hyper AI untuk Optimalisasi Jaringan saat Pilkada Serentak 27 November
- Operator Seluler Tagih Janji Komdigi
- Tolak Rp 1,5 Triliun Apple, Pemerintah Bandingkan Investasi di Vietnam dan Indonesia
- Instagram Rilis Fitur Berbagi Lokasi Mirip WhatsApp
- Mengapa Pemerintah Indonesia Sebut Apple Tidak Adil?
- Ada Notifikasi “This Site Uses Cookies” Setiap Buka Web, Apa Artinya?
- Tablet Oppo Pad 3 Resmi, Ditenagai Chip Mediatek Dimensity 8350
- Ini 4 Alasan Pemerintah RI Tolak Investasi Apple untuk Buka Blokir iPhone 16
- Resmi, Pemerintah RI Tolak Rp 1,5 Triliun Apple untuk Cabut Blokir iPhone 16
- Chipset Mediatek Dimensity 8350 Resmi, Debut StarSpeed Engine Gantikan HyperEngine
- Cara Pakai Rumus UPPER, LOWER, dan PROPER di Microsoft Excel