YouTube Berjanji Hapus Video Berkedok Kartun Anak

- YouTube memang memiliki kebijakan untuk menyaring video bermuatan negatif bagi anak-anak. Namun pada kenyataannya, video bermuatan kekerasan dan bernuansa dewasa masih mudah ditemukan.
Banyak video dengan judul yang mengecoh, seperti menggunakan nama karakter kartun Peppa Pig, Elsa di film kartun Frozen atau superhero yang ramah anak-anak. Namun jika dilihat, video tersebut tidak bisa dikatakan ramah untuk anak-anak karena menampilkan adegan kekerasan.
Misalnya, dalam salah satu video yang mencatut karakter Peppa Pig yang diceritakan diperiksa oleh seorang dokter dengan alat suntik yang besar dan menakutkan disertai berbagai alat medis yang dianggap mengerikan bagi anak-anak.
Akibatnya, YouTube banyak mendapat keluhan dari orangtua yang kesulitan mengontrol tontonan anak-anaknya. YouTube berjanji untuk lebih proaktif lagi dalam menyaring konten bagi anak-anak.
"Kami dalam proses menerapkan kebijakan baru yang membatasi usia untuk konten yang telah ditandai di aplikasi YouTube utama. Setelah ditandai, konten yang dibatasi oleh umur tersebut secara otomatis tidak akan muncul di aplikasi YouTube Kids", jelas YouTube seperti yang dikutip KompasTekno dari Android Authority, Jumat (17/11/2017).
Baca juga : Google Mulai Monitor Konten YouTube di Indonesia
YouTube menambahkan bahwa mereka membutuhkan partisipasi dari pengguna untuk memberi tanda konten yang tidak pantas bagi anak-anak. Namun masih ada kekhawatiran jika video tersebut lamban untuk ditemukan, sebab kebanyakan video dengan konten tersebut tidak muncul di awal-awal.
Kebijakan ini muncul setelah seorang penulis asal Inggris James Bridle yang mengeluhkan lemahnya filter konten anak-anak di YouTube. Tulisannya di Medium kemudian viral dan menjadi peringatan penting bagi para orang tua yang memiliki anak yang sering menonton kanal-kanal di YouTube.
"Seseorang atau sesuatu atau beberapa kumpulan orang dan 'sesuatu' sedang menggunakan YouTube untuk ketakutan, traumatik, dan menyiksa anak-anak secara sistematis", tulis Bridle dalam blog Medium.
Ia menggambarkan secara sederhana bagaimana lemahnya YouTube menyaring konten dari kanal resmi dan kanal tiruan serta bagaimana dampaknya bagi penonton untuk bisa mempercayai sumber-sumber video.
Baca juga : Arab Saudi Akan Filter Konten YouTube
Para pengunggah video di YouTube memanfaatkan kelemahan algoritma YouTube untuk meraih pelanggan dan penonton sebanyak mungkin. Judul video dibuat untuk mengakali algoritma Search Engine Optimization (SEO) agar bisa menyelip di hasil pencarian video untuk anak.
"Baik Peppa Pig atau film Disney, apapun model hiburannya, mereka secara hati-hati akan mengontrol produksinya sehingga anak-anak akan tetap aman untuk menonton dan kita dapat mempercayainya. Tetapi tidak dengan platform (YouTube), sehingga konten yang dikenal dan dipercaya bisa disisipi oleh konten yang tidak terverifikasi dan berpotensi membahayakan", imbuh James.
Terkini Lainnya
- Hands-on Samsung Galaxy A26 5G, HP Rp 3 Jutaan dengan Desain Elegan
- Harga iPhone XS dan XS Max Second Terbaru April 2025, Mulai Rp 4 Jutaan
- Daftar HP yang Support E-SIM XL buat Migrasi Kartu SIM
- Cara Mengatasi Gagal Aktivasi MFA ASN Digital karena Invalid Authenticator Code
- Cara Beli E-SIM Indosat dan Mengaktifkannya
- 75 Twibbon Paskah 2025 untuk Rayakan Kebangkitan Yesus Kristus
- Infinix Note 50s 5G Plus Meluncur, Smartphone dengan Casing Unik yang Wangi
- Jadwal MPL S15 Hari Ini, "Derby Klasik" RRQ Hoshi Vs Evos Glory Sore Ini
- Tablet Motorola Moto Pad 60 Pro dan Laptop Moto Book 60 Meluncur, Daya Tahan Jadi Unggulan
- WhatsApp Siapkan Fitur Baru, Orang Lain Tak Bisa Simpan Foto dan Video Kita
- Ini Perkiraan Harga iPhone Lipat Pertama
- 7 Penyebab Battery Health iPhone Turun Drastis yang Perlu Diketahui
- Google Tiru Fitur Browser Samsung Ini untuk di Chrome
- Cara Beli E-SIM Tri, Harga, dan Aktivasinya
- 2 Cara Mengaktifkan E-SIM XL dengan Mudah dan Praktis