Mesin Sensor Internet Kominfo Ditargetkan Beroperasi Januari 2018

JAKARTA, - Pemberantasan konten negatif di internet serupa pornografi, judi, kekerasan, radikalisme, dan SARA, menjadi salah satu fokus utama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Beberapa saat lalu, Kominfo sudah meluncurkan sistem ticketing untuk pengaduan konten negatif melalui situs Trust Positif.
Kini, Kominfo hendak merealisasikan mesin sensor internet berbasis crawling. Tujuannya meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemberantasan konten negatif di internet.
Pengadaan mesin sensor ini dilelang dan dimenangkan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI). Kominfo menargetkan pengoperasian mesin sensor dimulai Januari 2018 mendatang.
"Pemasangannya paling lambat 31 Desember ini. Mulai beroperasi Januari 2018, sebelum itu tentu sudah ada uji coba," kata Dirjen Aptika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, di sela-sela konferensi pers di Gedung Kominfo, Medan Merdeka, Jakarta, Senin (9/10/2017).
Baca: Kominfo Tegaskan Mesin Sensor Internet di Indonesia Bukan Mesin Sadap
Lebih runut, proses pelelangan dibuka sejak 30 Agustus 2017. Ada 72 peserta seleksi dan hanya 21 peserta yang mengirimkan dokumen prakualifikasi.
Setelah diseleksi, cuma enam peserta yang lolos tahap berikutnya. dari enam peserta itu, cuma dua peserta yang mengirimkan dokumen administrasi, teknis, dan harga.
Kominfo pun menetapkan PT INTI sebagai pemenang. Harga penawaran yang diajukan PT INTI adalah Rp 198 miliar dengan harga terkoreksi Rp 194 miliar. Adapun proses pembayaran proyek menggunakan mekanisme "lump sum".
"Proyeknya berjalan dulu sesuai dengan yang diharapkan pemerintah, baru dibayarkan. Jadi tidak ada potensi kerugian negara," jelas Semuel.
Mesin sensor internet ini ditargetkan mampu memblokir konten-konten negatif di internet dengan lebih cepat dan tepat. Pemerintah memprediksi 50 persen konten negatif bisa langsung diblokir ketika mesin dioperasikan nanti.
"Selama ini pelaporan konten negatif melalui situs Trust Positif diproses secara manual. Laporan yang masuk sangat banyak tapi baru sedikit yang diproses. Kalau ada mesin nanti bisa dibuka semua (konten yang diadukan) dan dibaca sekaligus. Serba otimatis," ia menuturkan.
Baca: Kemenkominfo Umumkan Pemenang Tender Mesin Sensor Internet
Terkini Lainnya
- Xiaomi Suntik DeepSeek AI ke HyperOS, Ini HP yang Kebagian
- Nugroho Sulistyo Budi Resmi Dilantik Jadi Kepala BSSN
- Bocoran Desain iPhone 17 Pro, Jadi Mirip Ponsel Poco?
- HP Xiaomi Ini Dapat Update 6 Tahun, Dijual di Indonesia
- Foto: 100 Meter dari Panggung Seventeen Bangkok Tetap "Gokil" Pakai Samsung S25 Ultra
- Cara Buat Twibbon Ramadan 2025 di Canva lewat HP dan Desktop
- Garmin Instinct 3 Series Rilis di Indonesia, Kini Pakai Layar AMOLED
- Cara Bikin Kata-kata Kartu Ucapan Lebaran untuk Hampers Lebaran via ChatGPT
- 5 Negara Larang DeepSeek, Terbaru Korea Selatan
- Ini Dia Fitur xAI Grok 3, AI Terbaru Buatan Elon Musk
- Melihat HP Lipat Huawei Mate X6 Lebih Dekat, Layar Besar Bodi Ramping
- Google Didenda Rp 202 Miliar, Pakar Dorong Regulasi Digital yang Lebih Adil
- HP Realme P3 Pro dan P3x 5G Meluncur, Bawa Baterai Besar dan Chipset Baru
- Cara Cari Ide Menu Sahur dan Buka Puasa Otomatis via AI serta Contoh Prompt
- xAI Luncurkan Grok 3, Chatbot AI Pesaing ChatGPT dan DeepSeek