Kritik Kesetaraan Gender, Karyawan Google Dipecat

- Seorang karyawan Google memicu kontroversi dengan menulis dan menyebarkan memo yang mengkritik program keberagaman gender dalam perusahaan. Kini karyawan bernama James Dalmore tersebut telah dipecat.
CEO Google Sundar Pichai pun sampai turun tangan langsung dengan menulis pendapatnya mengenai karyawan itu. Secara garis besar, e-mail yang disebar Sundar Pichai ke karyawan Google berisi pernyataan bahwa sang karyawan telah melanggar etika perusahaan.
James Dalmore tidak terima dipecat dari Google. Ia pun tengah mengupayakan proses hukum untuk menghadapi pemecatan tersebut, sebagaimana dilansir KompasTekno dari Bloomberg, Rabu (9/8/2017).
James Dalmore sebelumnya menuliskan memo setebal 10 halaman. Dalam memo tersebut, ia mengungkapkan argumennya bahwa Google seharusnya tidak terlalu menekankan adanya kesetaraan gender. Menurutnya, kelangkaan pimpinan perempuan di dunia teknologi lebih banyak disebabkan oleh faktor biologis.
Memo tersebut juga berisi tuduhan bahwa Google membungkam berbagai opini politik konservatif.
Memo itu kemudian di-posting di forum internal perusahaan. Kemudian, memo tersebut menjadi viral di kalangan karyawan dan akhirnya bocor ke khalayak ramai. Pada akhirnya, manajemen mengetahui adanya memo tersebut dan memutuskan untuk bertindak.
Sebelum memo tersebut beredar, Google sendiri sedang dalam posisi tidak mengenakkan. Pasalnya mereka sedang menghadapi tudingan soal praktek diskriminasi gender.
Tudingan tersebut dilontarkan oleh Departemen Tenaga Kerja AS. Google sendiri membantahnya dan mengatakan laki-laki dan perempuan dibayar dengan gaji yang sama. Di sisi lain, raksasa internet tersebut enggan membeberkan informasi detail mengenai gaji itu kepada pemerintah AS.
Menurut laporan demografi terbaru milik perusahaan, saat ini 69 persen tenaga kerja Google dan 80 persen dari teknisi mereka adalah pria.
Baca: Menkominfo, Google, dan Twitter Bahas Cara Berantas Konten Negatif
Terkini Lainnya
- Ini Dia Fitur xAI Grok 3, AI Terbaru Buatan Elon Musk
- Melihat HP Lipat Huawei Mate X6 Lebih Dekat, Layar Besar Bodi Ramping
- Google Didenda Rp 202 Miliar, Pakar Dorong Regulasi Digital yang Lebih Adil
- HP Realme P3 Pro dan P3x 5G Meluncur, Bawa Baterai Besar dan Chipset Baru
- Cara Cari Ide Menu Sahur dan Buka Puasa Otomatis via AI serta Contoh Prompt
- xAI Luncurkan Grok 3, Chatbot AI Pesaing ChatGPT dan DeepSeek
- Ketika Warga Konser "Kelas Atas" Bawa Samsung S25 Ultra Nonton Seventeen "Right Here", Tribune Serasa VIP
- Inikah Tampilan Samsung Galaxy A56 dari Berbagai Sisi?
- MSI Ungkap Alasan Mau Jual PC Gaming Handheld Mahal di Indonesia
- "Perang Dingin" sejak 2020, Presiden China dan Bos Alibaba Berdamai?
- Lebih Dekat dengan Ponsel Lipat Tiga Huawei Mate XT Ultimate
- Spesifikasi dan Harga Moto G45 5G, HP Pertama Motorola buat “Comeback” ke Indonesia
- Perusahaan AI Elon Musk Rilis Grok 3, Diklaim Lebih Pintar dari DeepSeek
- Huawei Umumkan Gelang Pintar Band 10, Punya 100 Mode Olahraga dan Tahan 14 Hari
- Huawei FreeArc Meluncur, TWS Open-ear dengan Kait Telinga Elastis
- 5 Negara Larang DeepSeek, Terbaru Korea Selatan