Pembuat Street View Hengkang dari Google, Ada Apa?

- Layanan ride-sharing semacam Uber dan Lyft berbondong-bondong "membajak" talenta terbaik Google, khususnya dari divisi Maps. Yang terakhir, Senior Director of Engineering Google, Luc Vincent, turut serta hengkang dari perusahaan yang telah membesarkan namanya.
Vincent memutuskan untuk hengkang ke startup ride-sharing pesaing Uber, yakni Lyft.
Ia merupakan salah satu pelopor layanan Street View yang memungkinkan pengguna melihat objek-objek wisata, jalanan, dan bangunan tertentu secara lebih nyata via layar smartphone atau desktop.
Vincent bekerja di Google sejak 2004 lalu. Ia mula-mula menjabat Engineer Manager selama empat tahun, lalu naik jabatan menjadi Director of Engineering pada 2008 hingga 2012.
Posisi terakhir Vincent sebagai Senior Director of Engineering bisa dibilang sangat strategis. Ia adalah pemegang kendali tertinggi pada sistem manajerial divisi engineer di Google.
Lantas, mengapa Vincent mau pindah ke sebuah startup yang bahkan belum beroperasi secara global? Sepertinya Vincent ingin mengambil tantangan baru.

Vincent diharapkan mampu membawa perkembangan signifikan pada sistem engineer Lyft, sehingga lebih kompetitif dan solutif. Ia diamanahkan tanggung jawab sebagai Vice President of Engineer Lyft.
"Orang berpikir misi Lyft hanya menjadi perusahaan taksi yang lebih efisien. Padahal, Lyft lebih jauh akan mendefinisikan kembali industri transportasi, mendefinisikan kembali perpindahan manusia dan interaksi dengan lingkungan," Vincent menjabarkan, sebagaimana dilaporkan TheVerge dan dihimpun KompasTekno, Senin (13/2/2017).
"Lyft akan tumbuh sangat cepat, masuk ke pasar raksasa, dan bakal membuat perubahan di dunia. Alasan itulah yang membuat saya merasa harus bergerak di sini," Vincent menambahkan.
Selain dari misi dan visi Lyft yang tajam dan fokus, alasan lain Vincent bergabung adalah para pendiri Lyft, yakni Logan Green dan John Zimmer. Vincent melihat dua anak muda tersebut punya semangat juang yang tinggi dan memiliki ide-ide segar.
"Green dan Zimmer ada di sini dan mereka berpikir secara kritis tentang masa depan Lyft. Hal itu juga yang membuat saya memutuskan ke sini (Lyft)," ia menuturkan.
Sebelum Vincent, beberapa rekannya lebih dulu bergabung ke layanan ride-sharing Uber, yang notabene merupakan rival Lyft. Mula-mula Brian McClendon yang merupakan tokoh sentral di Google Maps, pindah ke Uber.
Lantas ia disusul Manik Gupta yang sebelumnya adalah Head of Products Google Maps. Terakhir, engineer Google yang menyempurnakan algoritma mesin pencari, Amit Singhal, juga pindah ke Uber sebagai Senior Vice President of Engineering.
Baca: Nama Gedung Donald Trump Dijahili di Google Maps
Terkini Lainnya
- Spesifikasi Laptop untuk Tes Rekrutmen Bersama BUMN 2025, Penting Diperhatikan
- OpenAI Siapkan Media Sosial Mirip X, Berbasis ChatGPT
- Sidang Antimonopoli Meta: Mark Zuckerberg Bisa Dipaksa Jual Instagram dan WhatsApp
- Telkomsel Rilis Paket Bundling iPhone 16, Rp 50.000 Kuota 58 GB
- Daftar HP yang Mendukung eSIM di Indonesia
- Membawa Inovasi AI Lebih Dekat ke Semua Orang
- Samsung Rilis Galaxy A06 5G Edisi Free Fire, Banyak Aksesori Bikin "Booyah"
- Apakah iPhone XR Masih Layak Beli di Tahun 2025? Begini Penjelasannya
- Apa Itu eSIM? Begini Perbedaannya dengan Kartu SIM Biasa
- Huawei Pastikan Ponsel Lipat Tiga Mate XT Ultimate Rilis di Indonesia
- Harga iPhone 11, 11 Pro, dan iPhone 11 Pro Max Bekas Terbaru, Mulai Rp 5 Jutaan
- AMD Umumkan CPU 2nm Pertama "Venice", Meluncur 2026
- Harga iPhone XR Second Terbaru April 2025, Mulai Rp 4 Jutaan
- HP Android yang Dikunci 3 Hari Terus-menerus Akan Restart Sendiri
- Tanggal "Legal Day One" Efektif Hari Ini, Operator Seluler XLSmart Beroperasi
- Sidang Antimonopoli Meta: Mark Zuckerberg Bisa Dipaksa Jual Instagram dan WhatsApp