Bagaimana Perusahaan Hadapi "Era Baru Komputasi"?
Sedangkan saat ini, perusahaan sudah memasuki era platform ketiga. Era platform ketiga ini meliputi teknologi seperti Big Data, Cloud Computing, mobility serta social. Ciri utama dari era ini adalah data yang tumbuh dalam jumlah sangat besar, akibat adanya transaksi dan interaksi antara server, jaringan, mesin, sensor, kamera dan perangkat-perangkat lain.
Nah, apa strategi yang tepat bagi perusahaan untuk menghadapinya? Sebuah studi oleh IDC, yang disponsori ComVault, menyoroti tiga rekomendasi utama bagi perusahaan di Asia Pasifik.
Pertama, perusahaan perlu mengembangkan strategi pengelolaan data yang efektif. Dalam studi itu, perusahaan direkomendasikan untuk mendefinisikan kebijakan yang mengidentifikasi data apa saja yang harus disimpan/dibuang dan jika disimpan di mana lokasinya.
Pada saat yang sama, karena organisasi/perusahaan di APAC beralih ke penyimpanan berbasis cloud, untuk meningkatkan penggunaan virtualisasi mereka harus mengimplementasikan strategi pengelolaan data yang memberikan perlindungan yang lengkap, menjaga kinerja tetap optimal baik untuk waktu back up maupun kinerja aplikasi, dan mengontrol aset data, baik saat data dalam kondisi ‘bergerak’ atau ‘diam’.
Laporan IDC ini juga menggarisbawahi solusi-solusi terintegrasi seperti solusi platform tunggal CommVault, Simpana, yang dikatakan bisa secara efektif membantu untuk mengatasi kebutuhan pengelolaan data secara berkelanjutan. Dengan memusatkan operasional pengelolaan data dari platform solusi tunggal yang terpadu, banyak dari kompleksitas yang terkait dengan strategi pengelolaan data bisa dihilangkan
Rekomendasi kedua adalah mengoptimalkan lapisan penyimpanan. Dikatakan bahwa umumnya perusahaan memiliki beberapa lapis penyimpanan, namun jika penyimpanan yang utama seringkali sudah dikelola dengan baik, penyimpanan sekunder masih tidak efisien dan terkesan "asal simpan" tanpa dipikir ulang.
Padahal, menurut rekomendasi studi itu, dengan prioritas dan kebijakan yang baik dapat mengurangi biaya di perusahaan. Penyimpanan cloud, contohnya, menjadi pilihan penyimpanan sekunder yang makin layak, efisien dari segi biaya, namun aksesnya lebih mudah.
Rekomendasi yang ketiga adalah agar perusahaan memastikan perlindungan data. Hal ini karena data yang perlu dilindungi tidak lagi terpusat. Mobilitas dan virtualisasi telah mengubah cakupan perlindungan data hingga mencakup data yang disimpan di smartphone atau perangkat karyawan.
Penelitian IDC ini mengisyaratkan, akan lebih baik bagi perusahaan untuk beralih ke pendekatan yang lebih holistik untuk melindungi data mereka – dalam bentuk platform pengelolaan data tunggal terpadu.
Terkini Lainnya
- 7 Produk dan Layanan Google yang Ditutup pada 2024
- 3 Cara Mengembalikan Foto yang Sudah Lama Terhapus di HP Android, Mudah
- Cara Kunci dan Sembunyikan Aplikasi di HP Samsung
- Kelamaan Main HP Bisa Bikin Kepala Pusing, Bagaimana Bisa?
- Pembuat Pegasus Asal Israel Divonis Bersalah
- HP Vivo Y29 5G Meluncur dengan "Upgrade" Chipset
- WhatsApp Rilis Fitur Scan Dokumen Langsung dari Aplikasi, Indonesia Kebagian
- 100 Link Download Twibbon Natal 2024 yang Keren dan Menarik
- Siap-siap Genshin Impact 5.3 Rilis 1 Januari 2025, Dewa Api "Mavuika" Bisa Dimainkan
- 7 Aplikasi Paling Banyak Menguras Baterai HP
- 7 Tips Siapkan Gadget buat Liburan biar Makin Nyaman
- 4 Fitur AI di Oppo Find X8 Series untuk Tingkatkan Kualitas Foto
- Smartphone Honor Magic7 RSR Porsche Design Meluncur, Harga Rp 17 Juta
- Cara Cek Aplikasi Mana Saja yang Boros Baterai di HP Android
- Apple Sedang Cari Karyawan untuk Urus Syarat Jualan iPhone di Indonesia