cpu-data.info

Nilai Valuasi Intel Turun, Kini Hampir Setara Induk ChatGPT

Logo Intel dalam peluncuran Intel Gen 13 di Indonesia
Lihat Foto

- Beberapa perusahaan dunia mengalami penurunan saham di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu belakangan ini. Turunnya harga saham ini membuat harga atau valuasi dari perusahaan tersebut ikutan turun. 

Salah satu yang mengalami fenomena ini adalah perusahaan chip kenamaan asal Amerika Serikat (AS), Intel.

Berdasarkan data MarketWatch per Senin (12/8/2024) pagi, harga saham Intel belakangan memang anjlok dan kini berada di kisaran harga 19 dolar AS (sekitar Rp 302.000) per lembar. Padahal pada Juli 2024, harga saham Intel sempat menyentuh angka 35 dolar AS (sekitar Rp 558.000) per lembar.

Baca juga: Prosesor Menengah Intel Ternyata Juga Terdampak Masalah Rawan Crash

Karena harga sahamnya turun, valuasi Intel kini tercatat berada di kisaran 84 miliar dolar AS (sekitar Rp 1.338 triliun). Nilai valuasi ini turun sekitar 60 persen dari harga Intel pada 2023 lalu, yang mencapai 211 miliar dolar AS (sekitar Rp 3.363 triliun). 

Nah, angka valuasi perusahaan publik yang tergabung dalam kelompok indeks saham 500 perusahaan kenamaan asal AS (S&P 500) tersebut kini setara dengan nilai valuasi perusahaan kecerdasan buatan (AI) OpenAI yang merupakan perusahaan swasta dan tergolong baru.

Menurut laporan NewYorkTimes, valuasi OpenAI kabarnya berkisar di angka 80 miliar dolar AS (sekitar Rp 1.275 miliar) atau bisa lebih. Angka ini mencuat setelah OpenAI disebut telah menyelesaikan sejumlah transaksi dengan para investor. 

Dengan harga saham yang hampir setara dengan perusahaan swasta, maka bisa dibilang bisnis Intel yang termasuk dalam perusahaan publik S&P 500 kini sedang tidak baik-baik saja.

Intel PHK karyawan

Performa bisnis Intel yang menurun ini membuat perusahaan yang dipimpin oleh Pat Gelsinger tersebut melakukan sejumlah penyesuaian.

Salah satunya adalah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) alias layoff terhadap sekitar 15 persen (kurang lebih 15.000 orang) dari total karyawannya pada 1 Agustus 2024 lalu.

Ini merupakan layoff kedua yang dilakukan Intel, setelah mereka mengumumkan PHK pertama terhadap 5 persen dari seluruh total karyawannya pada Oktober 2022 lalu, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari WCCFTech, Senin (12/8/2024).

PHK pada awal bulan ini diumumkan CEO Intel, Pat Gelsinger dalam sebuah memo internal. Dalam memo yang sama, ia mengatakan bahwa PHK ini terpaksa dilakukan karena pendapatan Intel belum tumbuh seperti yang diharapkan.

Tren AI yang diikuti Intel pun belum begitu mendongkrak pertumbuhan Intel dengan signifikan. Walhasil, Intel perlu melakukan efisiensi.

Perusahaan asal AS ini tak merinci wilayah atau divisi mana yang terdampak PHK. Yang jelas, keputusan ini merupakan bagian dari rencana Intel untuk memangkas biaya operasional senilai 10 miliar dollar AS (sekitar Rp 162 triliun), demi stabilitas keuangan perusahaan di masa depan.

Baca juga: Intel PHK 15.000 Karyawan Imbas Pendapatan Turun

Selain menyebar memo internal ke karyawan, Intel juga mengumumkan pendapatan perusahaan pada kuartal II-2024. Dalam laporan ini, disebutkan bahwa Intel memiliki pendapatan sebesar 12,8 miliar dollar AS (sekitar Rp 208 triliun), turun 1 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Dengan pendapatan yang turun, pengumuman PHK dan efisiensi, serta sejumlah masalah ekonomi global yang sedang terjadi belakangan ini, wajar saja apabila valuasi Intel, yang notabene sebagai perusahaan publik, anjlok dan setara dengan perusahaan swasta macam OpenAI. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat