Bos Google Mengaku "Kecepetan" Rilis Kacamata Pintar Google Glass
- Project Astra menjadi salah satu produk kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang diumumkan dalam konferensi pengembang tahunan Google, atau disebut Google I/O 2024.
Project Astra adalah model AI yang dapat mendeskripsikan beragam obyek yang dibidik kamera smartphone (HP) atau kacamata pintar Google Glass secara langsung alias realtime via suara. Sederhananya, AI ini seolah dapat "melihat" melalui kamera ponsel.
Sayangnya, penjualan Google Glass disetop karena tak begitu memikat hati pengguna.
Walaupun begitu, Google tampaknya bakal menghidupkan lagi kacamata pintarnya tersebut. Sebab, perusahaan memanfaatkannya untuk mempromosikan kebolehan Project Astra.
Salah satu pendiri Google, Sergey Brin, juga mengatakan bahwa konsep Google Glass masih "cukup keren", sebagaimana dikutip outlet media Bloomberg.
Baca juga: Google Glass Lahir Kembali, Dijual Rp 24 Juta
Dalam kesempatan yang sama, Brin mengaku bahwa pihaknya terlalu dini meluncurkan Google Glass. Padahal, kacamata pintar itu sebenarnya bisa dirilis di saat yang tepat.
"Sayangnya, kami mengacaukan waktunya (peluncuran)," ujar Brin.
"Saya berharap bisa mengatur waktunya sedikit lebih baik," lanjut dia.
Brin kemudian menjelaskan ulang konsep Google Glass. Perangkat ini mengusung konsep hands-free alias tanpa sentuhan tangan, memungkinkan pengguna berinteraksi dengan AI secara luwes tanpa perlu menavigasinya secara manual.
"Rasanya canggung memakainya sambil menggenggam ponsel," katanya.
Tidak hanya Sergey Brin, CEO Google Sundar Pichai juga mengisyaratkan comeback-nya Google Glass.
Dalam sebuah wawancara dengan outlet media CNBC, Pichai memberikan bocoran tentang kemungkinan kembalinya perangkat yang terintegrasi dengan Project Astra. Kuat diduga perangkat yang dimaksud adalah kacamata pintar.
Baca juga: Oppo Pamer Air Glass 3 XR, Kacamata Pintar dengan Dukungan AI
Bila Google Glass benar-benar dirilis ulang maka kacamata pintar ini bakal menjadi pelengkap Project Astra di waktu mendatang.
Adapun Google Glass pertama kali dipamerkan ke publik dalam Google I/O 2012. Kacamata pintar ini kemudian dirilis ke sejumlah penguji terpilih pada tahun 2013 dan dikomersialkan pada tahun 2014.
Google Glass mendukung perintah suara atau secara manual lewat touchpad yang tersedia di bodi samping perangkat. Beberapa tugas yang bisa dijalankan yaitu mengirim pesan teks, hingga mengambil foto maupun video.
Namun, perangkat ini kurang memikat minat konsumen sehingga dinilai gagal di pasaran. Beberapa faktornya yaitu kurangnya nilai jual produk, masa pakai baterai yang singkat, kualitas kamera yang buruk, dan pengenal suara yang kurang memadai.
Pada akhirnya raksasa teknologi ini menyetop penjualan Google Glass pada Maret 2023, dihimpun KompasTekno dari halaman dukungan Google, Selasa (21/5/2024).
Terkini Lainnya
- Apa Arti “Re” di Gmail dan Mengapa Muncul saat Membalas Pesan?
- TikTok Jawab Putusan AS, Sebut 170 Juta Pengguna Akan Terdampak Penutupan
- Microsoft Hentikan Dukungan Office di Windows 10 Tahun Ini
- TikTok Terancam Ditutup, Medsos RedNote Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Amerika Akan Blokir TikTok, Siapa yang Bakal Diuntungkan?
- Spesifikasi dan Harga Oppo Reno 13 5G di Indonesia
- Langkah Pertama yang Harus Dilakukan saat HP Hilang
- Kapan Sebaiknya Reset Pabrik pada HP? Begini Penjelasannya
- Ciri-ciri Penipuan di WhatsApp dan Cara Menghindarinya
- Kapan Harus Menghapus Cache di HP? Begini Penjelasannya
- Gmail Hampir Penuh? Begini Cara Cek Penyimpanannya
- Cara Menghapus Akun Google di HP dengan Mudah dan Cepat
- Tabel Spesifikasi Realme Note 60x dan Harganya, Mulai Rp 1 Jutaan
- Sah, Pemblokiran TikTok di AS Dekati Kenyataan
- iPhone 17 Series dan iPhone SE 4 Bakal Lebih Mahal?
- Flash Disk Ini Kecil tapi Tahan hingga 200 Tahun
- Game "PUBG Mobile" Bagi-bagi 9 Skin Permanen Gratis, Ada Kostum Baru Khusus Musim Ini
- Uni Eropa Selidiki Facebook dan Instagram gara-gara Bikin Candu
- Saat Elon Musk Sambut Starlink di Indonesia…
- Game Pesaing "Mobile Legends" Rilis di Indonesia 20 Juni