ByteDance Lebih Pilih Tutup TikTok daripada Dijual ke Amerika
![Logo TikTok.](https://asset.kompas.com/crops/BaWeQ7m4DlJT1I5SoDMNcjIx058=/173x0:960x525/750x500/data/photo/2024/03/17/65f6981e851dc.jpg)
- "Drama" antara pemerintah Amerika Serikat (AS) dan perusahaan asal China yang menaungi media sosial populer TikTok, ByteDance terus berlanjut.
Belum lama ini, AS membuat suatu rencana undang-undang (RUU) soal divestasi dan pemblokiran TikTok. RUU ini sudah diloloskan DPR AS melalui kongres, dan konon akan segera diundangkan dan ditandatangani Presiden AS, Joe Biden.
Dalam RUU ini, disebutkan bahwa TikTok memiliki dua pilihan untuk operasional TikTok di AS, yaitu menjual TikTok ke perusahaan AS agar terus beroperasi atau TikTok diblokir di AS.
Nah, kabar terbaru, yang tercantum dalam laporan Reuters, kini menyebutkan bahwa ByteDance lebih memilih untuk menyetop operasional TikTok di AS ketimbang menjual media sosial tersebut ke perusahaan AS, jika proses hukum dan pembicaraan dengan pemerintah AS gagal.
Baca juga: Bukan Cuma di AS, TikTok Juga Diributkan di Eropa
Menurut sumber industri yang dihimpun Reuters, alasan dibalik penolakan penjualan TikTok ke perusahaan AS ini adalah karena algoritma TikTok dianggap penting untuk bisnis dan operasional ByteDance secara keseluruhan.
Selain itu, algoritma TikTok, suatu mekanisme yang bisa merekomendasikan video-video TikTok berdasarkan minat pengguna, juga dianggap cukup akurat, bagus, dan berbeda dengan platform media sosial lainnya.
Dengan begitu, menjual TikTok ke perusahaan AS sama saja dengan membongkar "rahasia dapur" ByteDance yang telah mereka kembangkan selama ini ke semua pihak, dan algoritma ini bisa saja dicontek oleh para kompetitor TikTok.
Terkait algoritma, sumber industri ini menyebut bahwa akan cukup sulit memisahkan algoritma TikTok AS dengan algoritma TikTok secara keseluruhan, apabila TikTok dijual ke AS. Sehingga, ini bukan merupakan opsi yang "menguntungkan" bagi ByteDance.
Sumber industri yang dikutip Reuters ini turut mengatakan bahwa secara bisnis, TikTok sebenarnya hanya berkontribusi kecil pada bisnis ByteDance secara keseluruhan, dan bisnis ByteDance konon tak akan begitu berpengaruh meski TikTok dijual ke perusahaan AS.
Artinya, menjual TikTok ke AS akan terbilang sia-sia karena mungkin tak akan membuat ByteDance untung dari segi bisnis dan finansial, belum lagi kerugian yang ditimbulkan dari algoritma TikTok yang berpotensi terekspos tadi.
Terkait rumor ini, ByteDance konon menolak untuk berkomentar, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Reuters, Jumat (26/4/2024).
Baca juga: Tiktok Melawan, Siapkan Langkah Hukum demi Cegah Pemblokiran di AS
Namun ByteDance, lewat akun resminya di media sosial berbahasa China Toutiao, mengatakan bahwa mereka tidak ada rencana untuk menjual TikTok ke AS.
Pernyataan resmi ini merupakan respons dari sebuah artikel media internasional TheInformation, yang menyebut bahwa TikTok tengah menjajaki sejumlah skenario untuk menjual media sosial itu ke AS, namun tanpa teknologi algoritma aplikasi tersebut.
Dikasih waktu 9 bulan
![Ilustrasi TikTok](https://asset.kompas.com/crops/zFkG3dMp2JFwPStiQOkpDq7LJeA=/169x78:1111x707/750x500/data/photo/2024/01/25/65b220fbace9e.jpg)
Seperti disebutkan di atas, mengacu pada RUU soal divestasi dan pemblokiran TikTok di AS, ByteDance memiliki dua pilihan untuk operasional TikTok di AS, yaitu menjual TikTok ke perusahaan AS agar terus beroperasi atau TikTok diblokir di AS.
Terkini Lainnya
- Diblokir, Kaspersky Akan Tutup Kantornya di...
- Arti Kata Mewing yang Tren di...
- 6 Fitur Baru YouTube Shorts, Ada...
- Survei Ini Tunjukkan AI Malah Menghambat...
- Arti Kata Angst, Bahasa Gaul yang...
- Internet Rumah Lemot? Jangan-jangan Salah Pilih...
- Nothing Sebut 100.000 Unit HP Modular...
- Cara Pilih Layanan Internet Paling Cocok...
- Survei Ini Tunjukkan AI Malah Menghambat Produktivitas Kerja
- Oppo Reno 12 Series Bisa Dipakai Teleponan Tanpa Pulsa dan Koneksi Internet
- 5 Cara Mengatasi HP Xiaomi yang Tiba-tiba Mati Sendiri
- 7 Cara Cek Nomor Indosat Lengkap Terbaru, Bisa via Kode UMB, MyIM3, dll
- Bocoran Benchmark Calon CPU Flagship Intel Arrow Lake, Sekencang Apa?
- Cara Mengatasi Penyimpanan Google Drive Penuh dengan Cepat, Cukup Sekali Langkah
- Smartphone HMD Crest dan Crest Max Resmi, Kamera Selfie 50 MP
- Babak "Main Tournament" PUBG Mobile World Cup 2024 Dimulai Hari ini, 2 Tim Indonesia Berlaga
- Gandeng Peneliti IST Austria, NeuralMagic, dan KAUST, Yandex Kembangkan Metode Kompresi LLM Inovatif
- Moto Edge 50 Meluncur, HP Tipis dengan Standar Militer
- Cara Kirim Foto HD di WhatsApp Otomatis, Tak Perlu Tekan Tombol “HD” Lagi
- Kode Redeem "Free Fire" Hari ini, Dapat Pramuka Token untuk Klaim Bundle GYC
- Bing Search Kini Tampilkan Hasil Pencarian Buatan AI
- EU CRA: UU Baru Uni Eropa Menghadapi Peretasan Siber Global
- HP Vivo V40 SE 4G Resmi, Layar Amoled 120 Hz Baterai Jumbo
- Apple Vision Pro Kurang Diminati, Pengiriman Dikurangi
- Login WhatsApp di iPhone Kini Lebih Mudah, Tak Perlu Masukkan Kode OTP
- Netizen Kecewa, Indonesia "Menggema" di Medsos X Korea Selatan
- Smartphone Honor 200 Lite Meluncur, Bawa Kamera Utama 108 MP
- iQoo Watch, Smartwatch Perdana iQoo Kembaran Vivo Watch 3, Ini Spesifikasinya