Agate Rambah Bisnis Model Game 3D dengan Vertx Break

BANDUNG, - Perusahaan pengembang game asal Indonesia, Agate resmi meluncurkan unit bisnis terbarunya bernama Vertx Break. Ini menjadi sub-brand teranyar Agate setelah Level Up.
Vertx Break merupakan unit bisnis Agate yang menyediakan jasa model tiga dimensi (3D) atau disebut 3D Stylized Art, bagi developer game yang membutuhkan.
Model ini bermacam-macam, mulai dari karakter, monster, hewan, pakaian, senjata, lingkungan, hingga dekorasi lingkungan 3D yang membuat game lebih "hidup" dan penuh dengan detail.
Desain model ini disebut "Stylized", yang artinya dipersonalisasi sesuai dengan keinginan dan minat dari developer yang menggunakan jasa Vertx Break. Model ini dibuat dengan perangkat lunak Unity, Unreal Engine dan Blender.
Baca juga: Agate Luncurkan Game Valthirian Arc: Hero School Story 2 di PC, PlayStation, dan Xbox
Saat ini, terdapat delapan karyawan Vertx Break yang akan bekerja membuat model 3D itu.
Masing-masing staf sudah pernah berkontribusi dalam game kenamaan Street Fighter V, Marvel Vs. Capcom Infinite, Bioshock Infinite, World of Tanks, Final Fantasy XIV Online, World of Warcraft, The Last of Us Part I, dan Diablo II Resurrected.

Menurut Agate, Vertx Break merupakan cara mereka untuk memperdalam portofolio mereka dan melakukan diversifikasi bisnis. Dengan demikian, bisnis Agate bakal makin bertumbuh lagi pada tahun 2024 ini, termasuk di pasar global.
"Kita membangun portofolio yang lebih tinggi lagi. Vertx Break merupakan cara kami untuk melakukan ekspansi lebih lanjut ke pasar global," kata Head of Vertx Break, Agate, Ar Cahyadi Indra dijumpai di kantor Agate, Bandung, Selasa (16/1/2024).
Sebagai informasi, sebelumnya Agate sendiri sudah pernah berkecimpung di pasar global, misalnya lewat kerja samanya dengan publisher game PQube untuk perilisan game Valthirian Arc: Hero School Story 2. Keduanya juga telah mengumumkan pengembangan game anyar Project Dead.
Baca juga: 4 Tools AI buat Desain Modelling 3D untuk Pemula dan Profesional
Lantas, mengapa membuat unit bisnis yang menyediakan jasa model 3D ketimbang jasa lainnya? Shieny Aprilia selaku Co-Founder dan CEO Agate mengatakan, ke depannya keinginan (demand) untuk game dengan visual tiga dimensi bakal lebih ramai.
Walaupun Vertx Break bukan satu-satunya bisnis yang menyediakan jasa pembuatan model 3D, salah satu keunggulan unit bisnis di bawah naungan Agate itu adalah model bikinannya yang game ready.

Artinya, model yang dibuat sudah bisa digunakan langsung di game yang dikembangkan. Ini berbeda dari sejumlah bisnis yang menyediakan model 3D berkualitas sangat tinggi, tetapi justru membingungkan developer karena model 3D sulit atau tidak "muat" dimasukkan ke game yang digarap.
Adapun Vertx Break menargetkan pasar Eropa. Hal ini karena developer Eropa umumnya sesuai dengan karakteristik pengembang yang membutuhkan jasa model 3D, yaitu developer game single A dan double A.
Single A merujuk pada game yang membutuhkan sedikit bujet pengembangan, sedangkan game double A mengacu pada permainan dengan bujet menengah.
Selain karena karakteristik tersebut, Eropa juga disebut menghadirkan kesempatan yang lebih luas ketimbang wilayah lainnya.
Meski begitu, Vertx Break sudah memiliki sejumlah rekan di wilayah Asia Tenggara.
"Kita sudah memiliki sejumlah partner di beberapa negara Eropa dan Asia Tenggara. Fokus utama kita berada di Eropa," tutup Cipto Adiguno selalu Chief Strategy Officer Agate kepada KompasTekno, Selasa (16/1/2024).
Terkini Lainnya
- Unboxing dan Hands-on Oppo Find N5, Ponsel Lipat yang Mewah dan Praktis
- Smartphone Lipat Oppo Find N5 Meluncur Global, Ini Harganya
- Menggenggam Nubia V70 Series, HP Rp 1 Jutaan dengan Desain Premium
- Perbandingan Spesifikasi iPhone 16e Vs iPhone SE 2022
- Selisih Rp 200.000, Ini 4 Perbedaan Nubia V70 dan Nubia V70 Design
- Daftar Promo Samsung Galaxy S25, Ada Diskon Bank dan Trade-in
- Harga iPhone 16e di Singapura dan Malaysia, Indonesia Masih Menunggu Kepastian
- Apple C1 Resmi, Chip 5G Buatan Sendiri dan Debut di iPhone 16e
- Smartphone ZTE Nubia V70 dan V70 Design Resmi di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e
- Kamera Aksi GoPro Max 360 Dirilis, Bisa Rekam Video 360 Derajat
- Cara Download WhatsApp di Laptop Windows 10
- Samsung Galaxy A06 5G Meluncur, Jaminan Update OS 4 Generasi
- Cara Bikin Ucapan Menyambut Ramadhan 2025 Otomatis via Meta AI WhatsApp
- HP Samsung Ini Mendominasi Dipakai Carat di Konser Seventeen Bangkok
- Redmi Watch 4 dan Redmi Buds 5 Pro Meluncur Global, Ini Harganya
- Sharp Aquos Sense8 Resmi di Indonesia, HP "Tahan Banting" Harga Rp 6 Juta
- ColorOS 14 Meluncur Global, Masuk Indonesia lewat Oppo Reno 11 Series 5G
- Apa Itu FB Pro yang Ramai di Medsos? Ini Cara Daftarnya buat Dapat Cuan dari Facebook
- Microsoft Rilis Langganan AI Copilot Pro, Harga seperti ChatGPT Plus