cpu-data.info

Siasat Sharp Bisa Jual HP Flagship di Indonesia Tanpa Bangun Pabrik

Head of Marketing Smarphone PT Sharp Electronics Indonesia, Ardy dalam sebuah acara peluncuran Sharp Aquos R8s series di Jakarta Selatam pada Rabu (6/12/2023)
Lihat Foto

JAKARTA, - Nilai atau persentase Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) mengalami kenaikan dari 30 persen menjadi 35 persen per Oktober 2021. Nilai TKDN menjadi persyaratan wajib yang harus dipenuhi jika ingin berjualan HP di Indonesia.

Ditambah, syarat baru tersebut juga turut mewajibkan ponsel kelas atas (flagship) wajib diproduksi di dalam negeri. Merek HP flagship yang mendominasi Tanah Air adalah iPhone dan Samsung. Guna menyiasatinya, Samsung punya pabrik perakitan khusus, sedangkan Apple memilih jalur investasi.

Nah, baru-baru ini, Sharp merilis duo ponsel dari Aquos R8s series ke Tanah Air, Rabu (6/12/2023). Ponsel tersebut dijual dengan harga dan spesifikasi kelas flagship. Aquos R8s "reguler" dan Aquos R8s Pro masing-masing dijual seharga Rp 13 juta dan Rp 16 juta.

Lantas, bagaimana siasat Sharp bisa menjual ponsel kelas atasnya di Indonesia?

Menurut pengakuan dari Head of Marketing Smartphone PT Sharp Electronics Indonesia, Ardy, perusahaan asal Jepang ini bekerja sama dengan mitra untuk merakit smartphone Sharp, alias assembly company.

Baca juga: Naik Level, Pabrik Oppo di Tangerang Kini Rakit HP Flagship

“Tidak, kami tidak bangun pabrik. Jadi, siasatnya hanya dengan bekerja sama dengan mitra yang disebut tadi. Pabrik ARM, ada di Cikarang,” ungkap Ardy saat ditemui langsung oleh KompasTekno, Rabu (6/12/2023).

Dengan kata lain, proses perakitan tidak dilakukan oleh Sharp saja, tetapi mengajak pihak ketiga untuk membantu melakukan perakitan komponen smartphone.

Walau sudah menerapkan taktik tersebut, Ardy mengaku prosedur yang harus dijalankan untuk pemenuhan nilai TKDN tetap membutuhkan waktu cukup panjang. Hal tersebut yang membuat proses penjualan HP Sharp di Indonesia menjadi lebih lambat.

Sharp harus melewati berbagai macam pengecekan, audit, dan masih proses lainnya. Makanya, peluncuran duo ponsel Aquos R8s series tadi tidak dapat dilakukan bersamaan dengan wilayah Jepang.

Sebagai informasi, Aquos R8 series sudah lebih dulu di Jepang pada Mei lalu. Sementara itu, Aquos R8s series yang merupakan hasil rebrand dari Aquos R8 series baru dirilis awal Desember ini.

“Prosedurnya itu memang cukup panjang ya. Itu yang membuat kami tidak bisa merilis ponsel Sharp Aquos R8 series berbarengan (di Jepang dan Indonesia). Sebab, TKDN hanya ada di Indonesia kan,” jelas Ardy.

Baca juga: Hands-on Android Sharp Aquos R8s Pro yang Dijual Rp 16 Juta di Indonesia

Kendati terhambat, Ardy dengan tegas menekankan bahwa Sharp tidak ada menemui kendalan apapun. dalam proses pemenuhan persentase TKDN. Hanya saja, persentase yang ditetapkan memang cukup tinggi.

“Tidak mengalami kendala. Buktinya (walau mengalami kenaikan nilai TKDN) kami tetap dapat memenuhinya dan menjual HP Sharp di Indonesia. Hanya saja nilainya memang lebih sedikit dari persentase yang ditetapkan,” tambah Ardy.

Ardy juga mengungkapkan bahwa pihaknya berharap nilai TKDN lebih baik ditiadakan. Dengan maksud, agar proses penjualan smartphone flagship di Indonesia bisa lebih cepat dilakukan, tanpa harus melakukan prosedur atau pemenuhan persyaratan yang terlalu panjang.

"Karena ini aturan kita ikutin. Kalau ditanya lebih mau yang mana, maunya tanpa TKDN, kita langsung impor dari Jepang," ungkap Ardy.

Baca juga: Alasan Sharp Tetap Rilis Ponsel Android di Indonesia

Walau tidak memiliki pabrik khusus merakit smartphone di Indonesia, perusahaan elektronik asal Jepang itu sudah memiliki empat pabrik perangkat elektronik untuk mendukung operasionalnya di Tanah Air.

Empat pabrik itu didirikan untuk mendukung empat produk utamanya, yakni lemari es, pendingin ruangan (AC), mesin cuci, dan televisi. Keempat pabrik masing-masing berlokasi di area Karawang International Industrial City (KIIC), Karang dengan luas 33 hektar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat